Fokus pada ide-ide budaya
Selanjutnya, konstruktivisme berpendapat bahwa ide-ide dan budaya secara signifikan mempengaruhi hubungan internasional. Secara khusus, persepsi dan gagasan bersama memiliki kapasitas untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri dan tindakan negara-bangsa.
Contoh klasik dari fenomena ini adalah peningkatan kemampuan militer Amerika Serikat, yang lebih relevan ketika berkorelasi dengan Kuba dibandingkan dengan Kanada. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor intersubjektif, termasuk ideologi dan budaya, berperan penting dalam membentuk sistem internasional.
Teori konstruktivisme dalam hubungan internasional juga memandang peran budaya sebagai unsur penting dalam membentuk perilaku dan interaksi antar-negara. Berikut adalah beberapa cara budaya dipandang dalam teori konstruktivisme:
Role of Culture in Shaping Identity and Behavior
Defining Self Through Shared Values and Beliefs
Konstruktivisme menggarisbawahi gagasan bahwa individu dan kolektif menggambarkan identitas mereka dalam kaitannya dengan orang lain, seringkali bergantung pada identitas, nilai, dan keyakinan yang sama.Â
Dalam hubungan internasional, negara-negara memiliki identitas yang dibentuk oleh warisan sejarah mereka, karakteristik linguistik, afiliasi agama, dan berbagai penentu budaya lainnya. Identitas ini sangat mempengaruhi cara negara-negara terlibat satu sama lain dan menggambarkan diri mereka sendiri di panggung global.
Influence of Cultural Factors on State Behavior
Tindakan yang dilakukan oleh negara dibentuk tidak semata-mata oleh kepentingan rasional dan material, tetapi juga oleh penentu budaya. Misalnya, negara-negara yang memiliki identitas budaya yang kuat, seperti Jepang, yang menganggap dirinya sebagai entitas pasifis, akan merumuskan kebijakan luar negeri yang menekankan diplomasi daripada militerisasi.
Construction of Reality Through Language and Rhetoric