Teori konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan dalam studi hubungan internasional yang menekankan pentingnya ide, norma, dan identitas dalam membentuk perilaku aktor-aktor internasional. Berbeda dengan teori realisme dan liberalisme yang lebih fokus pada aspek material dan kepentingan nasional, konstruktivisme berpendapat bahwa banyak elemen yang membentuk dinamika internasional adalah hasil dari konstruksi sosial.
Teori konstruktivisme dalam hubungan internasional telah dikembangkan oleh sejumlah tokoh penting yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang bagaimana ide, norma, dan identitas membentuk perilaku aktor-aktor di arena global. Berikut adalah beberapa tokoh utama dalam pengembangan teori ini:Â
Alexander Wendt: Salah satu tokoh paling berpengaruh dalam konstruktivisme, Wendt dikenal melalui artikelnya yang terkenal, "Anarchy is What States Make of It: the Social Construction of Power Politics," yang diterbitkan pada tahun 1992. Dalam karya ini, Wendt menantang pandangan neorealis dengan menunjukkan bahwa konsep seperti "anarki" dan "politik kekuasaan" dikonstruksi secara sosial, bukan ditentukan oleh faktor material.
John Ruggie: Ruggie berkontribusi pada pengembangan konstruktivisme dengan mengidentifikasi berbagai cabang dan aplikasi teori ini dalam konteks hubungan internasional. Ia juga dikenal karena karyanya tentang norma-norma sosial dan identitas dalam politik internasional.
Christian Reus-Smit: Bersama Ruggie, Reus-Smit membantu memperluas pemahaman tentang bagaimana norma-norma dan identitas memengaruhi interaksi antar negara. Ia berfokus pada peran ide dan nilai dalam membentuk kebijakan luar negeri.
Konstruktivisme, sebagai teori dalam hubungan internasional, mulai berkembang pada bagian akhir abad ke-20; namun demikian, beberapa konsep dasarnya dapat ditelusuri kembali ke wacana filosofis sejauh abad ke-18.Â
Salah satu tokoh penting dalam pengembangan konstruktivisme adalah Alexander Wendt, yang, dalam karyanya "Anarchy is What States Make of It," menyatakan bahwa anarki dalam sistem internasional bukanlah faktor yang menentukan perilaku negara secara otomatis, tetapi dipengaruhi oleh interaksi sosial dan identitas negara itu sendiri.Â
Wendt, bersama dengan pendukung konstruktivisme lainnya, berpendapat bahwa struktur hubungan internasional dibentuk oleh gagasan bersama (shared ideas) daripada kekuatan material semata. Untuk menguraikan, identitas dan kepentingan para aktor dalam hubungan internasional tidak ditentukan oleh karakteristik yang melekat tetapi sebaliknya dibangun melalui interaksi sosial dan norma-norma dominan dalam komunitas internasional.
Prinsip utama konstruktivisme
Identitas dan kepentingan: Identitas aktor, bersama dengan kepentinganya, dipengaruhi oleh ide-ide yang dimiliki secara kolektif. Dengan kata lain, apa yang dianggap penting bagi suatu bangsa muncul dari interaksi sosial dan norma yang berlaku dalam konteksnya.
Struktur sosial: Konfigurasi hubungan antar bangsa terutama diatur oleh norma dan gagasan daripada oleh kekuatan material. Ini menunjukkan bahwa modifikasi dalam norma atau ide memiliki potensi untuk mengubah perilaku negara.