Seperti yang kita ketahui, ada banyak ilmu yang perlu kita pelajari salah satunya yaitu Studi yang mempelajari hubungan antarnegara dari sudut pandang teoretis yang disebut Teori Hubungan Internasional, studi ini bertujuan untuk memberikan analisis mendalam tentang teori tersebut, termasuk perbandingan dan implikasinya dalam konteks hubungan internasional. Ada beberapa teori yang dipelajari diantaranya meliputi teori realisme, teori neo-realisme, teori liberalisme, dan teori neo-liberalisme. Berikut penjelasan mengenai teori tersebut:
Mengenal Teori Realisme
Secara filosofis realisme merupakan aliran filsafat yang berpandangan bahwa objek-objek indera adalah nyata serta berdiri sendiri tanpa bergantung pada pengetahuan atau kesadaran akal. Realisme juga merupakan teori dalam hubungan internasional yang menyoroti pentingnya negara sebagai aktor utama dalam sistem internasional yang secara fundamental anarkis. Tokoh dari teori realisme yaitu Aristoteles, Francis Bacon, John Locke, dan David Hume. Teori ini mengacu pada ide-ide para pemikir seperti Machiavelli dan berpusat pada kelangsungan hidup negara serta pengejaran kekuasaan di tengah persaingan antar negara. Realisme menyatakan bahwa negara berperilaku rasional untuk mengoptimalkan kepentingan nasional mereka, berfungsi dalam lanskap yang tidak memiliki otoritas pemerintahan pusat. Teori ini juga menggambarkan tentang negara yang bersifat egois dan merasa bahwa negaranya lah yang paling kuat. sosial, ekonomi, politik, dan budaya secara realistis. Ciri-ciri dari teori realisme ini yaitu menggunakan gambaran yang sederhana, menampilkan objek sesuai dengan kehidupan sehari-hari, serta menghindari unsur-unsur yang berlebihan.Â
Contoh Perang Dingin: Persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet menggambarkan bagaimana kedua negara bersaing untuk dominasi dan pengaruh di seluruh dunia, mencerminkan prinsip fundamental realisme bahwa negara bertindak sesuai dengan kepentingan dan keamanan nasional mereka.
Mengenal Teori Neorealisme
Neo-realisme dalam studi politik internasional adalah revisi dari teori realisme tradisional. Hal ini berfokus pada interaksi negara-negara besar dan dinamik sistem internasional yang kompetitif. Konsep utama dari neo-Realisme ini yaitu negara-negara beroperasi dalam lingkungan anarki absolut; kekuatan militer dan ekonomi sangat penting dalam menentukan posisi geopolitis negara. Neo-realisim juga sering dikritik karena kurangnya perhatian terhadap faktor non-material seperti ideologi dan organisasi internasional. Neorealisme, juga dikenal sebagai realisme struktural, adalah teori hubungan internasional yang dikemukakan oleh Kenneth Waltz pada tahun 1979. Teori ini menyoroti bahwa struktur sistem internasional dicirikan oleh anarki, tidak memiliki otoritas pusat untuk mengawasi negara. Neorealisme meneliti bagaimana keseimbangan kekuasaan di antara negara-negara mempengaruhi kebijakan luar negeri dan perilaku negara. Ada dua cabang utama neorealisme: realisme defensif, yang memprioritaskan pertahanan serta stabilitas, dan realisme ofensif, yang berkonsentrasi pada pengejaran hegemoni dan kekuatan relatif. Neo-Realisme tidak fokus pada satu negara saja melain kan, Neo-Realisme dibagi menjadi 3:
1. Unipolar yaitu satu negara memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada negara-negara lain.
2. Bipolar yaitu sistem dimana dua negara memiliki kekuasaan yang setara dan jauh lebih besar daripada negara lainnya.
3. Multipolar yaitu tiga negara memiliki kekuatan diberbagai aspek yang mempengaruhi sistem internasional.
Contoh Kebijakan Pertahanan Australia di Laut China Selatan pada tanggal 17 April 2024: Australia menerapkan strategi pertahanan untuk menegakkan keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut, bekerjasama dengan sekutu untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh China, mewujudkan perspektif neorealisme defensif.
Mengenal Teori Liberalisme
Liberalisme dalam studi politik internasional berfokus pada perdamaian global melalui diplomasi aktif, integrasi ekonomi, dan promosi demokrasi. Prinsip utama dari liberalisme ini yaitu mencatat bahwa interaksi internasional dapat diarahkan menuju perdamaian serta stabilitas melalui dialog diplomatik dan koordinasi internasional. Teori liberalisme dalam hubungan internasional yaitu menekankan pentingnya kerja sama dan ketergantungan antarnegara. Liberalisme percaya bahwa manusia memiliki sifat baik dan dapat mencapai perdamaian tanpa kekerasan.
Aktor dalam hubungan internasional tidak hanya negara, tetapi juga organisasi non-negara. Tokoh dari teori liberalisme ini yaitu Jhhn Lock, Thomas Hobbes, dan Adam Smith. Teori ini mengedepankan nilai-nilai seperti demokrasi, perdagangan bebas, dan norma internasional untuk menciptakan stabilitas. Liberalisme berpendapat bahwa konflik dapat diminimalkan melalui dialog, kompromi, dan pengaturan kolektif, serta bahwa kerja sama ekonomi dapat mencegah perang.
Contoh Kerja Sama Ekonomi: Hubungan ekonomi antara negara-negara, seperti dalam perjanjian perdagangan bebas, menunjukkan bagaimana hubungan ekonomi dapat mengurangi kemungkinan konflik.
Mengenal Teori Neo-liberalisme
Neoliberalisme ini mengacu pada konsep dalam hubungan internasional yang menyoroti pentingnya kolaborasi dan lembaga global dalam memfasilitasi interaksi antar negara, terlepas dari sifat anarkis dari sistem internasional.
Selain itu, neoliberalisme menggarisbawahi pentingnya institusi dan norma dalam mendorong stabilitas dan perdamaian sambil mengurangi ketegangan antar negara. Pelopor ideologi ini, termasuk Robert Keohane dan Joseph Nye, berpendapat bahwa lembaga-lembaga internasional dapat membantu negara-negara saling menguntungkan satu sama lain dan mengurangi konflik melalui perjanjian kerja sama.
Contoh Forum Multilateral: Keterlibatan dalam organisasi seperti G-20 dan APEC menunjukkan komitmen negara-negara untuk mengatasi isu global melalui dialog dan kerjasama, sesuai dengan prinsip neoliberalisme yang mengutamakan keuntungan absolut.
Dalam konteks filosofi pendidikan, realisme berfokus pada observasi dan penilaian langsung terhadap kenyataan, sedangkan dalam konteks seni, realisme menggambarkan kehidupan sehari-hari secara realistis. Dalam politik internasional, realisme dan neo-realisme berfokus pada kekuatan nasional dan dinamik sistem internasional, sementara liberalisme dan neoliberalisme berorientasi pada perdamaian global dan deregulasi ekonomi.
Ada beberapa persamaan antara teori Realisme, Neo-Realisme, Liberalisme, dan Neo-liberalisme. Pertama adanya kepentingan nasional masing-masing dari teori ini mengakui bahwa negara-negara bertindak dengan mempertimbangkan kepentingan nasional mereka, meskipun metode untuk mewujudkan kepentingan tersebut berbeda. Realisme dan neorealisme memprioritaskan kekuasaan dan keamanan, sedangkan liberalisme dan neoliberalisme menyoroti kerja sama dan manfaat ekonomi ke tingkat yang lebih besar. Selanjutnya ada persepsi konflik realisme dan neorealisme melihat hubungan antar negara secara fundamental sebagai permusuhan, sementara liberalisme dan neoliberalisme berpendapat bahwa kerja sama dan lembaga-lembaga internasional yang kuat dapat mengurangi kemungkinan konflik. Terakhir yaitu fokus pada negara masing-masing dari teori ini menganggap negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional, meskipun liberalisme dan neoliberalisme juga mengakui peran aktor non-negara.
Selain persamaan tentu saja ada perbedaan dari masing-masing teori tersebut. Namun, apa saja perbedaan antara teori realisme dan liberalisme:
Realisme berfokus pada sifat egois manusia dalam sistem internasional. Realis juga menganggap bahwa negara sebagai aktor utama yang berjuang untuk kekuasaan dan keamanan, sering kali dalam konteks konflik. Mereka percaya bahwa hubungan antarnegara bersifat konfliktual, dengan dilema keamanan sebagai pendorong utama perilaku negara.
Sebaliknya liberalisme menganggap sifat baik hati manusia dapat mempertahankan pandangan optimis mengenai prospek kerja sama antar negara. Para pendukung liberalisme berpendapat bahwa lembaga-lembaga internasional memiliki kapasitas untuk membangun "jembatan informasi" yang mempromosikan kolaborasi, bahkan di tengah-tengah konteks yang ditandai dengan anarki. Mereka menggarisbawahi pentingnya saling ketergantungan dan hubungan non-militer dalam bidang politik internasional.
Kedua paradigma ini menunjukkan perspektif yang berbeda mengenai konflik dan kerja sama, sehingga menimbulkan perdebatan yang terus-menerus dalam bidang hubungan internasional.
Perbedaan antara teori neo-Realisme dan neo-liberalisme:
Neo-realisme, yang diperkenalkan oleh Kenneth Waltz, menggarisbawahi kerangka anarkis sistem internasional sebagai penentu penting perilaku negara. Dalam perspektif ini, negara terlibat dalam tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan mereka dan menjaga kepentingan mereka, dengan fokus utama pada keuntungan relatif. Para pendukung neo-realisme berpendapat bahwa kolaborasi antar-negara sering terhalang oleh kekhawatiran mengenai penipuan, serta ketidakpastian yang berkaitan dengan manfaat yang diperoleh oleh entitas lawan.
Sebaliknya neo-liberalisme berpendapat bahwa lembaga internasional dapat mendorong kerjasama dan mengurangi konflik. Neo-liberalis percaya bahwa meskipun ada anarki, negara dapat bekerja sama melalui institusi untuk mencapai keuntungan absolut. Mereka menekankan pentingnya interdependensi dan norma-norma internasional dalam menciptakan stabilitas.
Perbedaan utama yang terletak pada fokus neo-realisme yaitu dinamika kekuasaan dan persaingan, berbeda dengan neo-liberalisme, yang memprioritaskan kolaborasi dan pentingnya lembaga internasional dalam memediasi interaksi antarnegara.
Kesimpulan
Empat teori utama hubungan internasional realisme, neo-realisme, liberalisme, dan neoliberalisme masing-masing memberikan wawasan mendalam tentang dinamika interaksi antar negara dan determinan perilaku negara dalam sistem global. Realisme dan neo-realisme menggarisbawahi pentingnya kekuatan material dan struktur menyeluruh dari sistem internasional, sedangkan liberalisme dan neoliberalisme menyoroti peran penting kolaborasi antarnegara yang difasilitasi oleh lembaga-lembaga internasional. Akibatnya, pemahaman yang lebih bernuansa dari setiap kerangka teoritis memungkinkan analisis yang lebih kuat dari tantangan global kontemporer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H