Mohon tunggu...
Putri Zahra Harniasih
Putri Zahra Harniasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Teknologi Yogyakarta

Menemukan keindahan di setiap hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Teori-teori HI: Realisme, Neo-Realisme, Liberalisme, dan Neoliberalisme

14 Oktober 2024   09:46 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:18 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebaliknya liberalisme menganggap sifat baik hati manusia dapat mempertahankan pandangan optimis mengenai prospek kerja sama antar negara. Para pendukung liberalisme berpendapat bahwa lembaga-lembaga internasional memiliki kapasitas untuk membangun "jembatan informasi" yang mempromosikan kolaborasi, bahkan di tengah-tengah konteks yang ditandai dengan anarki. Mereka menggarisbawahi pentingnya saling ketergantungan dan hubungan non-militer dalam bidang politik internasional.

Kedua paradigma ini menunjukkan perspektif yang berbeda mengenai konflik dan kerja sama, sehingga menimbulkan perdebatan yang terus-menerus dalam bidang hubungan internasional.

Perbedaan antara teori neo-Realisme dan neo-liberalisme:
Neo-realisme, yang diperkenalkan oleh Kenneth Waltz, menggarisbawahi kerangka anarkis sistem internasional sebagai penentu penting perilaku negara. Dalam perspektif ini, negara terlibat dalam tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan mereka dan menjaga kepentingan mereka, dengan fokus utama pada keuntungan relatif. Para pendukung neo-realisme berpendapat bahwa kolaborasi antar-negara sering terhalang oleh kekhawatiran mengenai penipuan, serta ketidakpastian yang berkaitan dengan manfaat yang diperoleh oleh entitas lawan.

Sebaliknya neo-liberalisme berpendapat bahwa lembaga internasional dapat mendorong kerjasama dan mengurangi konflik. Neo-liberalis percaya bahwa meskipun ada anarki, negara dapat bekerja sama melalui institusi untuk mencapai keuntungan absolut. Mereka menekankan pentingnya interdependensi dan norma-norma internasional dalam menciptakan stabilitas.

Perbedaan utama yang terletak pada fokus neo-realisme yaitu dinamika kekuasaan dan persaingan, berbeda dengan neo-liberalisme, yang memprioritaskan kolaborasi dan pentingnya lembaga internasional dalam memediasi interaksi antarnegara.

Kesimpulan
Empat teori utama hubungan internasional realisme, neo-realisme, liberalisme, dan neoliberalisme masing-masing memberikan wawasan mendalam tentang dinamika interaksi antar negara dan determinan perilaku negara dalam sistem global. Realisme dan neo-realisme menggarisbawahi pentingnya kekuatan material dan struktur menyeluruh dari sistem internasional, sedangkan liberalisme dan neoliberalisme menyoroti peran penting kolaborasi antarnegara yang difasilitasi oleh lembaga-lembaga internasional. Akibatnya, pemahaman yang lebih bernuansa dari setiap kerangka teoritis memungkinkan analisis yang lebih kuat dari tantangan global kontemporer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun