Mohon tunggu...
Putri Yuniar Khasanah
Putri Yuniar Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mencoba meraih lebih dari apa yang saya bayangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Menyikapi Multikulturalisme Indonesia? Dilihat dari Sudut Pandang Islam Rahmatan Lil 'Alamin

14 September 2021   03:06 Diperbarui: 7 Desember 2021   15:18 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Di dunia yang fana ini, Allah SWT menciptakan berbagai macam perbedaan sebagai suatu rahmat bagi para makhluk ciptaanya. Mulai dari perbedaan ras, agama, suku, budaya, bahasa, dan perbedaan-perbedaan lainya. Dengan banyaknya perbedaan ini, kita sebagai manusia tidak diizinkan untuk saling mendiskriminasi satu sama lain bahkan sesama makhluk hidup seperti tanaman, hewan sekalipun, kita tak pantas  menghina bahkan merusaknya.

Indonesia adalah salah satu dari  negara multikultural terbesar di dunia (M. Ainul Yaqin, 2005: 3). Dari perspektif  kondisi sosial, budaya, agama dan geografis yang beragam dan luas. 

Saat ini jumlah pulau di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kurang lebih 13.000 pulau besar dan pulau kecil. Ini memiliki populasi lebih dari 200 juta dan terdiri dari dari 300 suku yang berinteraksi hampir 200 berbeda bahasa yang berbeda. Selain itu, mereka juga menganut agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu dan agama dan kepercayaan lainnya, serta  kepercayaan dari berbagai aliran (M. Ainul Yaqin, 2005: 4).

Fakta yang tak terbantahkan adalah bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari suku, budaya, dan agama yang berbeda disebut masyarakat "multikultural". Namun, di sisi lain, dalam kenyataannya "multikulturalisme" menghadapi kebutuhan mendesak untuk membangun kembali "budaya nasional Indonesia", yang bisa menjadi semacam kekuatan integrasi yang menghubungkan semua etnis dan keragaman budaya.[3] Perbedaan budaya adalah kekuatan pendorong hubungan antar pribadi. Misalnya, ketika seseorang berbicara dengan audiens, keduanya saling berbicara mengungkapkan keprihatinan mereka, dengan hanya anggukan saja sudah cukup.

Dalam hal ini salah satu masalah terrumit saat ini masalah pendidikan agama merupakan masalah serius dalam konteks negara Indonesia yang pluralistik, multikultural, multietnis, dan multiagama.  

Oleh karena itu, diperlukan perhatian serius dari berbagai stakeholder agar tidak berpotensi memecah belah persatuan dan kedaamaian. Dengan begitu Islam sebagai agama rahmatan lil a'lamin memiliki makna membawa rahmat bagi seluruh umat manusia,  datang dengan segala kerahmatanya dan kedamaiannya untuk menyatukan seluruh umat tanpa adanya kekerasan baik fisik maupun psikis. 

Agama Islam adalah  agama yang diturunkan langsung oleh Allah swt. Melalui nabi dan rasul sebagi perantara dalam menyebarkannya. Agama ini diturunkan dalam agama Rahmatan Lil'Aalamin dan dikaitkan dengan semua aspek kehidupan manusia di dunia, ketika mereka menerapkan  apa yang diajarkan Syariat Islam. 

Pendidikan Agama Islam memiliki daya tarik tersendiri, yaitu mengajukan alternatif-alternatif dengan menerapkan strategi dan konsep pendidikan kepada berdasarkan pemanfaatan kemajemukan pada masyarakat. Ras, lingkungan masyarakat yang beragam, bahasa, agama, ras. Di antara ciri-ciri Islam yang jelas adalah Allah SWT. Referensi Quran adalah karakter wasathiyyah, dan sering ditafsirkan sebagai moderat. Konsep ini merepresentasikan makna wasathan ummah yang terdapat dalam Al Qur`an  surat Al Baqarah ayat 143. 

1.2 Rumusan Masalah

  1. Bagaimana konsep agama islam sebagai agama yang rahmatan lilalamin?
  2. Bagaimana bentuk impementasi nyata terwujudnya agama islam yang toleran ?
  3. Bagaimana generasi muda bereran dalam membumikan Islam sebagai agama Rahmatan lil A'lamin ?

1.3 Tujuan

  1. Meningkatkan pengetahuan akan Agama islam yang Rahmatan Lil A'lamin.
  2. Memahami konsep Rahmatan Lil A'lamin dalam  mengamalkan ajaran agama islam di kehidupan sehari-hari.
  3. Membiasakan hidup dalam multikulturlisme dan membumikan budaya toleransi di Indonesia.
  4. Menerapkan pola pikir yang sehat tentang pentingnya pendidikan dalam menghargai pluralisme dan multikulturisme di dunia pada umunya dan  khususnya di Indonesia.

 

PEMBAHASAN

2.1  Multikulturalisme dan Pluralisme

Para ahli percaya bahwa budaya sangat beragam, tetapi dalam konteks ini, budaya dilihat dari perannya sebagai pedoman kehidupan manusia. Dalam konteks perspektif budaya, multikulturalisme adalah sebuah ideologi, yang dapat menjadi alat atau pembawa untuk meningkatkan derajat orang dan kemanusiaannya. Multikulturalisme mengakui dan menghargai  perbedaan individu budaya sebagai sebuah kesetaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun