Mohon tunggu...
Putri WulanJatiningrum
Putri WulanJatiningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo saya Putri Wulan Jatiningrum. Dalam artikel ini saya sedang memfokuskan tulisan dalam bidang ekonomi politik Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Ekonomi Merkantilisme di Masa Sekarang, Apakah Masih Diterapkan?

14 Maret 2023   20:51 Diperbarui: 14 Maret 2023   21:01 1731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Cerdika.com

Merkantilisme sangat populer pada abad 16 hingga 18, namun merkantilisme memberikan beberapa dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah adanya kolonialisme dan imperialisme membuah daerah jajahan terutama rakyatnya mengalami kesengsaraan. 

Hal ini dikarenakan rakyat jajahan harus mengeruk sumber daya yang mereka miliki namun tidak dapat menikmatinya. Hal ini banyak menimbulkan kritik terhadap paham merkantilisme, salah satunya adalah kritik oleh Adam Smith. Lambat laun merkantilisme mulai ditinggalkan dan banyak yang beralih pada sistem ekonomi liberal. Sistem ekonomi liberal ini memberikan kebebasan pada setiap orang untuk berlomba-lomba meningkatkan perekonomian dan memperoleh keuntungan.

Dari abad 16 hingga sekarang sistem ekonomi yang diterapkan oleh setiap negara sangat beragam. Lalu apakah sistem merkantilisme masih diterapkan oleh beberapa negara di zaman sekarang ini? Di era saat ini masih terdapat negara yang memakai kebijakan tersebut untuk kepentingan ekonomi negara yang bersangkutan. Hal ini sedikit berbeda karena kebijakannya sekarang dikenal dengan neo-merkantilisme. Negara melakukan kebijakan neo-merkantilisme untuk kepentingan ekonominya. Seperti halnya penerapan kebijakan tarif mencakup tariff barrier dan non-barrier. Penerapan kebijakan ini biasanya meliputi kuota impor, harga pasti, dan sistem larangan impor.

Sebagai contoh negara yang masih menggunakan kebijakan merkantilisme adalah China. Dalam upaya menghadapi revolusi industri 4.0 ini China menyusun strategi dengan kebijakan " made in China 2025 ". Strategi ini merupakan upaya china mengurangi teknologi asing dengan memanfaatkan teknologi dalam negeri. Hal ini juga akan membuat China dapat menguasai perdagangan dunia. 

Strategi ini merupakan kebijakan untuk menekan impor. Kebijakan ini tentu akan menimbulkan persaingan tidak sehat di ranah perdagangan internasional. Terlebih lagi China sudah lama menerapkan dumping yang membuat barang dari China banyak diburu masyarakat.

Sumber:

Kompas.com. 27 Juli 2021. Merkantilisme, Sistem Ekonomi Eropa Abad ke-16. Diakses pada 14 Maret 2023, https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/27/160000779/merkantilisme-sistem-ekonomi-eropa-abad-ke-16?page=all

Hartono, A. I. J. (2019). Made in China 2025: strategi Tiongkok untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

Musfira, A. (2021). Konsep ekonomi merkantilisme.

Detik.com. 07 April 2022. Merkantilisme dan Dampaknya, Sebuah sistem ekonomi di Eropa Masa lalu. Diakses pada 14 Maret 2023, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6020935/merkantilisme-dan-dampaknya-sebuah-sistem-ekonomi-di-eropa-masa-lalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun