"Tapi ada syaratnya," jelas kakek.
"Apa, kek?"
"Ketel ini hanya suka di tempat yang bersih. Oh ya, berapa semua," tanya kakek hendak membayar.
"Tidak usah Kek. Ketel ini saja cukup," jawab Hans seraya menerima ketel itu dengan senang.
Sepeninggal kakek, Hans bingung. Tapi tidak ada salahnya kan mencoba. Akhirnya, hari itu Hans meminta nenek tutup lebih awal. Kue yang belum habis dibagikan pada beberapa tunawisma. Keesokan harinya, Hans segera membersihkan ruangan toko tersebut. Piring-piring yang tadi dilihat di sudut oleh kakek dicuci dan ditaruh dalam lemari. Piring-piring untuk memajang kue disusun dalam etalase dengan cantik. Langit-langit toko dibersihkan dari sarang laba-laba. Lantai disapu dan dipel dengan bersih. Bagian dapur tempat memasak pun tak luput dibersihkan. Etalase dilap hingga kacanya bening. Begitu pun dengan kaca jendela. Semua dilap hingga bening. Semua perabot seperti kursi, meja dilap hingga bersih. Dia pun bergegas membeli beberapa pot bunga lily lalu disusunnya di depan toko kecil mereka. Ketel sang kakek ditaruhnya di sudut etalase. Hans masih berpikir ketel itu akan membantunya. Setelah selesai, Hans tampak puas melihat toko kecilnya yang sudah berubah menjadi lebih menarik.
Beberapa hari kemudian, Hans dan nenek membuka toko seperti biasa. Nenek membuat beberapa pai yang lezat. Pelanggan akhirnya datang. Mereka terpukau melihat perubahan toko Hans. Hans pun menyilahkan mereka untuk masuk dan membeli kue pai. Benar saja. Hari itu, toko kue pai Hans sangat laris. Pembeli tidak berhenti datang untuk membeli. Hans sangat senang. Berkali-kali ia melihat ketel pemberian sang kakek. Sejak hari itu, toko kue Hans dan nenek semakin ramai dan terkenal. Banyak pengunjung dari kota lain mampir membeli kue pai.
Sebulan kemudian, sang kakek datang lagi ke toko Hans. Hans segera menyambutnya dan bercerita panjang lebar.
"Kek, terima kasih ketelnya. Sejak kakek memberi ketelo itu, toko kami langsung ramai. Sampai hari ini, pengunjung selalu membeli kue pai buatan nenek," kata Hans dengan mata berbinar- binar dan menyerahkan ketel itu ke kakek.
Kakek hanya tersenyum mendengar cerita Hans. Diambilnya ketel itu dari tangan Hans.
"Tidak ada yang ajaib dengan ketel itu," jelas kakek.
"Tidak ada yang ajaib?" tanya Hans keheranan.