Mohon tunggu...
Putri UswatunKhasanah
Putri UswatunKhasanah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi Aktif PAI A1 IAIN Jember

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Esensialisme (Pengertian dan Tokoh)

14 Mei 2020   09:56 Diperbarui: 14 Mei 2020   10:03 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hallo Assalamualaikum...

Bagaimana puasa nya hari ini? , Lancar yah 

Oke disini saya akan membahas tentang filsafat (pendidikan) esensialisme. Kita mulai yah, cekidot. 

1. Pengertian 

Filsafat Esensialisme adalah aliran yang ingin kembali pada kebudayaan lama sebagai warisan sejarah bagi kehidupan manusia, artinya aliran ini menginginkan agar manusia kembali ke kebudayaan lamanya, itu dikarenakan kebudayaan lama telah membuat kebaikan bagi umat manusia. 

Tujuan dari aliran ini adalah membentuk seseorang yang berguna dan berkompeten. 

Setelah kita mengetahui pengertiannya, kita lanjutkan ke tokoh tokohnya 

2. Tokoh tokoh 

1). William C. Bagley

Beliau berpendapat bahwa aliran ini memiliki ciri ciri, yaitu : 

a). Minat yang kuat dan tahan lama pada peserta didik (untuk menarik perhatiannya).

b). Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang dewasa (orang tua) melekat pada masa masa balita (anak).

c). Kemampuan untuk mendisiplinkan diri harus menjadi tujuan dari pendidikan. 

d). Menawarkan teori yang kokoh dan kuat dalam suatu pendidikan. 

2). Johan Friedrich Herbert

Beliau berpendapat bahwa aliran ini bertujuan untuk menyesuaikan sebuah jiwa seseorang yang memiliki kebijaksanaannya kepada Tuhan yang dimana proses pencapaiannya adalah dengan pengajaran. 

3). William T. Harris 

Beliau berpendapat bahwa tugas pendidikan adalah menjadikan peserta didik membentuk suatu realitas yang berdasarkan pada suatu susunan yang tidak terabaikan. 

4). Johan Friedrich Frobel 

Beliau berpendapat didalam sebuah pendidikan memandang bahwa anak sebagai mahluk yang berekspresi kreatif dan inovatif. 

.

Oke , sampai disini aja,  Kurang lebih tinggal seminggu menuju hari kemenangan (hari raya idul Fitri), Alhamdulillah.

Sekian dan Wassalamu'alaikum...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun