Mohon tunggu...
Putri Thalib
Putri Thalib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

permasalahan yang di hadapi pelaksanaan sekolah inklusi di Indonesia

11 Desember 2024   13:32 Diperbarui: 13 Desember 2024   01:32 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis:Meilani Nur Maghfiroh, Dimas Septa Andika, Laura Tyas Pratiwi, Intan Nur Marcela, Awayna Faza Afifah”

Tahun terbit: 2022

Link artikel: https://e-journal.unmuhkupang.ac.id/index.php/jpdf/article/view/704

Abstrak,: Artikel ini membahas pentingnya pendidikan inklusi di Indonesia, yang bertujuan untuk memberikan hak kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Ditekankan bahwa kepala sekolah dan guru perlu mengikuti pelatihan dan berbagi pengalaman untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi dalam penanganan anak berkebutuhan khusus (ABK). Meskipun pendidikan inklusi memiliki potensi yang besar, penerapannya masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk rendahnya mentalitas masyarakat dan kurangnya fasilitas yang memadai. Oleh karena itu, diperlukan solusi seperti peningkatan jumlah guru pembimbing khusus dan dukungan dari pemerintah serta masyarakat untuk memastikan keberhasilan program pendidikan inklusi. Artikel ini menekankan bahwa keberhasilan pendidikan inklusi melibatkan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk guru, orangtua, dan komunitas sekolah.

LATAR BELAKANG

Pendidikan inklusi merupakan salah satu upaya untuk memberikan hak yang sama kepada anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Di Indonesia, meskipun telah ada kebijakan yang mendukung pendidikan inklusi, pelaksanaannya masih menghadapi berbagai tantangan. Ketersediaan sekolah inklusi yang memadai, pemahaman guru dan masyarakat tentang pendidikan inklusi, serta dukungan dari pemerintah menjadi faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan program ini.

Berdasarkan data yang ada, jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia terus meningkat, namun akses mereka terhadap pendidikan yang berkualitas masih terbatas. Banyak sekolah umum yang belum siap untuk menerapkan pendidikan inklusi secara efektif, baik dari segi kurikulum, fasilitas, maupun kompetensi guru. Hal ini menyebabkan banyak anak berkebutuhan khusus tidak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Selain itu, terdapat stigma negatif dari masyarakat terhadap sekolah inklusi, yang sering kali dianggap sebagai tempat bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus saja. Pandangan ini mengakibatkan keraguan orangtua untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah inklusi, sehingga mengurangi partisipasi anak berkebutuhan khusus dalam sistem pendidikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan inklusi di Indonesia, serta mencari solusi yang dapat meningkatkan efektivitas program ini. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tantangan yang ada dan rekomendasi untuk perbaikan di masa mendatang.

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian Deskriptif

Definisi: Metode penelitian deskriptif adalah pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan karakteristik suatu fenomena atau populasi tanpa melakukan intervensi atau manipulasi terhadap variabel yang diteliti. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan mendetail mengenai situasi yang sedang diteliti.

Langkah-langkah dalam Metode Penelitian Deskriptif:

Identifikasi Masalah: Peneliti mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti, dalam hal ini terkait dengan pelaksanaan pendidikan inklusi di Indonesia.

Pengumpulan Data: Data dapat dikumpulkan melalui berbagai cara, seperti:

Survei: Menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi dari guru, orangtua, dan siswa mengenai pandangan mereka terhadap pendidikan inklusi.

Wawancara: Melakukan wawancara mendalam dengan kepala sekolah, guru, dan pihak terkait lainnya untuk mendapatkan perspektif yang lebih dalam mengenai tantangan dan keberhasilan pendidikan inklusi.

Observasi: Mengamati langsung proses pembelajaran di sekolah inklusi untuk melihat bagaimana pendidikan inklusi diterapkan dalam praktik.

Analisis Data: Data yang telah dikumpulkan dianalisis untuk mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan yang ada. Analisis ini dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif, tergantung pada jenis data yang dikumpulkan.

Penyajian Hasil: Hasil analisis disajikan dalam bentuk laporan yang menggambarkan temuan-temuan utama dari penelitian. Peneliti dapat menggunakan tabel, grafik, atau narasi untuk menyampaikan informasi dengan jelas.

Kesimpulan dan Rekomendasi: Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menarik kesimpulan mengenai kondisi pendidikan inklusi dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa mendatang.

Kelebihan Metode Penelitian Deskriptif

Memberikan Gambaran yang Jelas: Metode ini memungkinkan peneliti untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai fenomena yang diteliti.

Fleksibilitas: Peneliti dapat menggunakan berbagai

HASIL

Diperlukan lebih banyak sekolah berkebutuhan khusus untuk anak berkebutuhan khusus.

Orang tua, guru, dan masyarakat perlu lebih mendapat informasi tentang pendidikan inklusif dan manfaatnya.

Pemerintah perlu memberikan lebih banyak dukungan untuk pendidikan inklusif melalui pendanaan, sumber daya, dan pelatihan.

Lebih banyak guru perlu dilatih dalam praktik dan metodologi pendidikan inklusif.

KESIMPULAN

Pentingnya Pendidikan Inklusif: Pendidikan inklusif di Indonesia merupakan suatu kebutuhan untuk memastikan bahwa semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan.

Tantangan yang Dihadapi: Meskipun ada upaya untuk menerapkan pendidikan inklusif, masih banyak tantangan yang harus diatasi, seperti kurangnya guru yang terlatih, pemahaman yang rendah di kalangan orang tua dan masyarakat, serta dukungan yang tidak memadai dari pemerintah.

Keterlibatan Semua Pihak: Keberhasilan pendidikan inklusif memerlukan keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan, termasuk orang tua, guru, dan pemerintah, untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung bagi semua siswa.

Rekomendasi untuk Perbaikan: Diperlukan peningkatan jumlah sekolah untuk anak berkebutuhan khusus, peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif, dukungan lebih dari pemerintah, serta pelatihan bagi guru dalam praktik pendidikan inklusif.

Kebutuhan Infrastruktur dan Sumber Daya: Infrastruktur yang memadai dan sumber daya yang cukup sangat penting untuk mendukung implementasi pendidikan inklusif yang efektif.

Dengan demikian, artikel ini menekankan bahwa meskipun ada kemajuan dalam pendidikan inklusif, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua anak, tanpa terkecuali, dapat menikmati hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

KOMENTAR

pada artikel tersebut sudah sejalan dengan apa yang saya pelajari, di mana permasalahan seperti kurangnya pemahaman guru tentang ABK dan beban kerja yang berat merupakan masalah utama dalam pendidikan inklusi.  dalam hal ini adalah rendahnya kualitas pengajaran yang diberikan kepada ABK, karena guru tidak memiliki pemahaman yang cukup dan terlalu terbebani dengan tugas lainnya. Permasalahan ini sesuai dengan pendapat Sunaryo (2007), yang menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan inklusi memerlukan keterlibatan banyak pihak, termasuk guru yang memiliki pemahaman yang baik. Selain itu, kurangnya pelatihan bagi guru dan dukungan masyarakat juga sejalan dengan pandangan Giangreco (2013), yang menekankan bahwa kurangnya pemahaman d

apat mempengaruhi kualitas pelaksanaan pendidikan inklusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun