Model bisnis keluarga telah menjadi populer di banyak negara, termasuk Indonesia. Bisnis keluarga memiliki keunggulan dalam menggabungkan tradisi dan inovasi, yang seringkali memberikan stabilitas dan identitas unik kepada perusahaan. Namun, fenomena bisnis keluarga, masalah pengendalian manajemen, dan strategi integrasi tradisi dan inovasi dalam menghadapi persaingan global akan dibahas dalam artikel ini.
Karakteristik Bisnis Keluarga :
Bisnis keluarga biasanya memiliki anggota keluarga yang bertanggung jawab atas dan memiliki perusahaan. Hal ini menghasilkan ikatan emosional yang kuat dan komitmen yang kuat untuk keberlangsungan bisnis. Tetapi fitur ini juga bisa menjadi pedang bermata dua. Hubungan yang kuat dapat meningkatkan kesetiaan dan kerja sama, tetapi konflik kepentingan dapat menyebabkan kesulitan dalam mengambil keputusan yang objektif.
Tantangan Sistem Pengendalian Manajemen:
1. Konservatisme dan Ketidakmampuan untuk Beradaptasi    Â
    Mempertahankan praktik tradisional yang telah ada selama bertahun-tahun merupakan salah satu tantangan terbesar bagi bisnis keluarga. Hal ini sering menyebabkan ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan teknologi dan perubahan pasar. Misalnya, sebuah perusahaan tekstil yang telah bertahan selama beberapa generasi mungkin masih bergantung pada proses produksi manual, meskipun ada kemajuan dalam teknologi yang dapat membuat produksi lebih efisien dan produknya lebih baik.
2. Perbedaan Generasi dalam Pendekatan Manajemen
   Dalam bisnis keluarga, setiap generasi cenderung memiliki cara dan perspektif yang berbeda tentang manajemen. Sementara generasi muda lebih terbuka untuk inovasi dan perubahan, generasi yang lebih tua mungkin lebih menghargai tradisi dan cara-cara konvensional. Perbedaan ini dapat menyebabkan konflik dan ketegangan dalam proses pengambilan keputusan. Misalnya, saat generasi muda ingin menerapkan sistem manajemen berbasis teknologi, generasi tua mungkin ragu dan mempertahankan cara lama.
3. Keterbatasan Sumber Daya
   Bisnis keluarga sering menghadapi kekurangan sumber daya finansial dan manusia. Kemampuan mereka untuk menerapkan sistem kontrol manajemen yang efektif dapat dihalangi oleh keterbatasan ini. Misalnya, bisnis kecil yang dikelola oleh keluarga mungkin tidak memiliki cukup uang untuk membayar pelatihan manajemen atau perangkat lunak yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi operasional.
4. Konflik Keluarga dan Dinamika Internal
  Dinamika internal dalam keluarga dapat memengaruhi pengambilan keputusan dalam bisnis. Konflik keluarga, seperti perselisihan mengenai pembagian keuntungan atau peran masing-masing anggota keluarga, dapat mengganggu sistem pengendalian manajemen. Ketika konflik ini tidak dikelola dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan keputusan yang emosional dan tidak rasional, yang pada akhirnya merugikan bisnis.
5. Mencari Keseimbangan antara Tradisi dan Inovasi
      Bisnis keluarga harus menemukan cara untuk menyeimbangkan inovasi dan mempertahankan tradisi untuk mengatasi masalah ini. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan:
- Membangun Budaya Inovasi : Bisnis keluarga harus menciptakan budaya yang mendorong eksperimen dan inovasi. Ini dapat dicapai dengan memberikan ruang bagi anggota keluarga untuk berbagi ide dan mencoba cara baru. Dengan melibatkan semua generasi dalam proses inovasi, organisasi dapat menggabungkan pengalaman dan pengetahuan dari generasi yang lebih tua dengan semangat dan kreativitas generasi muda.
- Mengadopsi Pendekatan Manajemen yang Fleksibel : Â Untuk menghadapi perubahan pasar, bisnis keluarga dapat menerapkan pendekatan manajemen yang fleksibel dan responsif. Ini termasuk menerapkan sistem pengendalian manajemen yang memungkinkan mereka untuk merespons perubahan dengan cepat dan efektif.
- Pendidikan dan Pelatihan : Pelatihan dan pendidikan sangat penting untuk mengatasi keterbatasan sumber daya. Bisnis keluarga harus meningkatkan keterampilan manajemen anggota keluarga dan karyawan mereka. Program pelatihan yang berfokus pada manajemen kontemporer, pemasaran digital, dan teknologi baru.
Strategi Integrasi Tradisi dan Inovasi :
- Modernisasi Aspek-aspek Bisnis
    Salah satu pendekatan integrasi yang berhasil adalah memodernisasi beberapa elemen manajemen bisnis sambil mempertahankan tradisi utama. Sebagai contoh, Nintendo mempertahankan budaya hanafuda-nya dan menggunakannya sebagai dasar untuk membuat game-game yang legendaris [2]. Demikian pula, Indofood Sukses Makmur memiliki kemampuan untuk memodernisasi produksi dan distribusi sambil mempertahankan resep kuliner tradisional.
- Pengelolaan SDM dan Organisasi
   Untuk meningkatkan kekuatan bisnis keluarga, sangat penting untuk memiliki organisasi dan SDM yang baik. Untuk memudahkan transisi generasi dan integrasi tradisi-inovasi, struktur, sistem, dan aturan main keluarga harus dirancang dengan baik. Sebagai contoh, pengelolaan sumber daya manusia yang baik dapat memastikan kaderisasi internal yang baik sehingga anggota keluarga memiliki kemampuan yang diperlukan untuk bersaing di pasar global.
Kesimpulan
   Meskipun bisnis keluarga memiliki potensi besar untuk berkembang dan membantu ekonomi, masalah dalam sistem pengendalian manajemen sering kali menghalangi mereka untuk maju. Bisnis keluarga dapat mengatasi masalah dan memastikan keberlanjutan di masa depan dengan menemukan cara untuk menyeimbangkan tradisi dan inovasi dan mengadopsi pendekatan yang tepat. Bisnis keluarga dapat berkembang menjadi perusahaan yang lebih kuat dan berdaya saing setelah menghadapi tantangan ini, tetapi mereka harus melakukannya dengan komitmen dan kerja keras.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI