Dinamika internal dalam keluarga dapat memengaruhi pengambilan keputusan dalam bisnis. Konflik keluarga, seperti perselisihan mengenai pembagian keuntungan atau peran masing-masing anggota keluarga, dapat mengganggu sistem pengendalian manajemen. Ketika konflik ini tidak dikelola dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan keputusan yang emosional dan tidak rasional, yang pada akhirnya merugikan bisnis.
5. Mencari Keseimbangan antara Tradisi dan Inovasi
      Bisnis keluarga harus menemukan cara untuk menyeimbangkan inovasi dan mempertahankan tradisi untuk mengatasi masalah ini. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan:
- Membangun Budaya Inovasi : Bisnis keluarga harus menciptakan budaya yang mendorong eksperimen dan inovasi. Ini dapat dicapai dengan memberikan ruang bagi anggota keluarga untuk berbagi ide dan mencoba cara baru. Dengan melibatkan semua generasi dalam proses inovasi, organisasi dapat menggabungkan pengalaman dan pengetahuan dari generasi yang lebih tua dengan semangat dan kreativitas generasi muda.
- Mengadopsi Pendekatan Manajemen yang Fleksibel : Â Untuk menghadapi perubahan pasar, bisnis keluarga dapat menerapkan pendekatan manajemen yang fleksibel dan responsif. Ini termasuk menerapkan sistem pengendalian manajemen yang memungkinkan mereka untuk merespons perubahan dengan cepat dan efektif.
- Pendidikan dan Pelatihan : Pelatihan dan pendidikan sangat penting untuk mengatasi keterbatasan sumber daya. Bisnis keluarga harus meningkatkan keterampilan manajemen anggota keluarga dan karyawan mereka. Program pelatihan yang berfokus pada manajemen kontemporer, pemasaran digital, dan teknologi baru.
Strategi Integrasi Tradisi dan Inovasi :
- Modernisasi Aspek-aspek Bisnis
    Salah satu pendekatan integrasi yang berhasil adalah memodernisasi beberapa elemen manajemen bisnis sambil mempertahankan tradisi utama. Sebagai contoh, Nintendo mempertahankan budaya hanafuda-nya dan menggunakannya sebagai dasar untuk membuat game-game yang legendaris [2]. Demikian pula, Indofood Sukses Makmur memiliki kemampuan untuk memodernisasi produksi dan distribusi sambil mempertahankan resep kuliner tradisional.
- Pengelolaan SDM dan Organisasi
   Untuk meningkatkan kekuatan bisnis keluarga, sangat penting untuk memiliki organisasi dan SDM yang baik. Untuk memudahkan transisi generasi dan integrasi tradisi-inovasi, struktur, sistem, dan aturan main keluarga harus dirancang dengan baik. Sebagai contoh, pengelolaan sumber daya manusia yang baik dapat memastikan kaderisasi internal yang baik sehingga anggota keluarga memiliki kemampuan yang diperlukan untuk bersaing di pasar global.
Kesimpulan
   Meskipun bisnis keluarga memiliki potensi besar untuk berkembang dan membantu ekonomi, masalah dalam sistem pengendalian manajemen sering kali menghalangi mereka untuk maju. Bisnis keluarga dapat mengatasi masalah dan memastikan keberlanjutan di masa depan dengan menemukan cara untuk menyeimbangkan tradisi dan inovasi dan mengadopsi pendekatan yang tepat. Bisnis keluarga dapat berkembang menjadi perusahaan yang lebih kuat dan berdaya saing setelah menghadapi tantangan ini, tetapi mereka harus melakukannya dengan komitmen dan kerja keras.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI