3. Empati terhadap perasaan orang lain (2 hingga 3 tahun)
Pada tahap ini, anak-anak mulai memahami bahwa emosi orang lain mungkin berbeda dari emosi mereka sendiri dan dapat merespons kebutuhan emosional orang lain dengan lebih tepat. Contohnya, Seorang anak yang melihat orang tuanya bersedih mungkin akan menawarkan pelukan atau kata-kata penghiburan, karena mengetahui bahwa orang tuanya membutuhkan dukungan emosional.
4. Empati terhadap kondisi kehidupan orang lain (usia sekolah ke atas)
Pada tahap ini, anak-anak dan remaja mulai memahami bahwa emosi orang lain tidak hanya disebabkan oleh situasi saat ini, tetapi juga oleh kondisi kehidupan yang lebih luas. Mereka dapat menunjukkan kepekaan terhadap isu-isu yang kompleks, seperti ketidakadilan sosial atau kesulitan ekonomi. Contohnya, Â Seorang remaja mungkin merasa sedih dan termotivasi untuk membantu ketika mengetahui bahwa seseorang kehilangan rumahnya karena bencana alam.
Mekanisme pengembangan Empati
Hoffman mengidentifikasi beberapa mekanisme yang mendukung respons empati seseorang, yaitu:
1. Empathy Arousal (Kebangkitan Empati)
 Respons emosional yang langsung muncul ketika seseorang menyaksikan atau mendengar tentang penderitaan orang lain. Misalnya, merasa tergerak saat melihat seseorang terluka.
2. Perspektif Kognitif
Kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain, sehingga dapat memahami apa yang mereka rasakan secara lebih mendalam.