Mohon tunggu...
Putri Reni
Putri Reni Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

berpikir kritis untuk kehidupan Oposisi dan non-diskriminasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Pengagum Bulan, Hanya Sinar Pagi yang Hangat

4 November 2024   20:21 Diperbarui: 4 November 2024   21:59 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nggak terima gw, gw diginiin.

Cukup mencintai forguso sepertinnya! Upgraide diri!

 

Jika aku bukan pemeran utamanya, maka kamu perlu membedakanku dengan pemeran utamanya.

Kamu tau, saat kamu jatuh cinta dengan peran tambahan, sedangkan sikap mu begitu dominan yang membuat karakter utama membuat terguncang dan melihat, dan harapan mu hanya dilihat oleh karakter tambahan tersebut. Kenapa sulit bagiku untuk bersikap tenang dan sabar, aku membenci penguna ilmu hitam. Yang brani mengusik ku.

Ambisi yang ingin mengubah atau mengebangkan? Sayap rajawali atau angsa, langit atau sungai? Mau menikmati lalu dikaagumi, atau mengejar agar banyak yang mengejar... banyak ketidak layakan menjadi sangat layak hanya karena keyakinan, negara demokrasi menghormati perbedaan pikiran namun jika berani speak up, maka berani didebat?

Padahal didebat tidak semengerikan itu, hanya dilucuti...pikirannya? yang suka mengagumi saja tanpa memikirkan, knp. Tak ada yang menyalahkan, namun tampil beda sangat berat, mencari jalan sendiri, mencari alasan sendiri, tanpa referensi hanya pengalaman sendiri.

Anak nakal, atau pemalas ya? meja kayu di SMA begitu mengukir mimpi lelah, taknyaman. Keluh sang penikmat mimpi diwaktu pagi dan penikmat luka dengan pelukan. Duduk didepan, lelap, nyaman, dengan jaket merah sebagai alasan nyaman, malu? Bahkan gebrakan, dan cercaan menghina tak mengusik luka yang membuat ku tak lagi tertarik dengan ilmu yang ingin ia sampaikan, guru yang mencari gaji, bukan amal.

Disiplin, sama halnya konsisten, begitu berjalan sendiri mencinta dengan sepi bersama tuhan.

luka ini cukup jadi penenag pagi, besok Allah bantu untuk terus bisa semangat dengan banyaknya harapan hidup, hidup?

semangat hidup untuk kalian yang pernah depresi lalu sembuh tanpa obat:), aku juga sedang berjuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun