Indonesia juga menjadi tren fashion hijab bukan hanya untuk dalam negeri tapi juga hingga keluar negeri dan manca negara. Karena sangat banyak designer hijab Indonesia yang menghasilkan tren tren fashion hijab yang bar uterus menerus. Menurut Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saidah, terdapat 20 juta penduduk Indonesia yang menggunakan hijab. Hal ini selaras dengan perkembangan industri fashion muslim tujuh persen setiap tahun. Tak heran kalau Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) bermimpi dapat mengembangkan fashion muslim Indonesia tak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ke tingkat dunia.
Fashion juga termasuk dalam subsector dalam dunia ekonomi kreatif yang terstuktur dan professional. Dalam beberapa tahun terakhir ini, industri ekonomi kreatif terutama bidang retailer dan fashion terus menunjukkan perkembangan pesat yang sangat memuaskan di Indonesia. Khususnya bidang fashion terus tumbuh dan melahirkan pengusaha-pengusaha muda yang handal. Hal ini menjadi pertanda baik bagi kebangkitan perekonomian Indonesia.
Kabar baiknya, industri fashion kreatif ini pada umumnya didominasi oleh orang-orang yang cukup muda yang berada di usia 18-35 tahun. Bidang fashion ini tidak hanya menyerap banyak tenaga kerja, tetapi juga secara sistematik dan berkelanjutan meningkatkan perekonomian Indonesia semakin baik.
Sektor ekonomi kreatif terdiri dari 15 sub-sektor yang memberikan kontribusi nilai tambah atau added value. Bidang ini meliputi arsitektur, desain, fashion, film dan video, game, komputer, kerajinan, musik, dan pasar seni, penerbitan, perangkat lunak, iklan, seni pertunjukan, televisi dan radio.
Dari 15 subsektor, jajaran kuliner tetap menduduki peringkat pertama dengan prestasi yang berkontribusi besar dengan lingkup sebesar 33%. Di subsektor kuliner, ada sub-sektor (fashion) yang memberikan efek kontribusi sebesar 27%. Kedua bidang ini mendominasi 13 sub-sektor lainnya. Hal ini terjadi dalam kondisi serupa terjadi dalam 5 tahun terakhir.
Diramalkan bahwa tahun ini juga bidang fashion tetap akan memimpin di deretan utama penyumbang angka pendapatan di atas. Pasalnya, cukup banyak industri fashion lokal yang berekspansi untuk mendapatkan popularitas di luar negeri atau manca negara dengan membawa nama Indonesia. Kita bisa melihat contohnya, industri jilbab Indonesia yang semakin populer di dalam dan diluar negeri yang ters meningkat. Misalnya, konsep busana jilbab dipromosikan oleh Dian Pelangi misalnya, bisa masuk sampai ke mancanegara. Bahkan Dian telah berulang kali menunjukkan desain fashion jilbab di pusat dunia, Paris, Prancis.
Menurut Dian, orang-orang kreatif harus berani menunjukkan keberanian menjual ide mereka. “Awalnya pada saat saya memulai usaha ini, saya juga sering diremehkan, karena usaha ini saya lanjutkan dari usaha orang tua pada usia 18,” kata pemilik nama Dian Wahyu Utami beberapa waktu. Dian menciptakan tren warna baru yang mengakibatkan produk jilbabnya mendapat tempat di pasaran.
Melalui fashion dan ekonomi kreatif kelak kedepannya Indonesia bisa menjadi pusat fashion baik hijab dan non hijab, baik dalam cakupan Asia Tenggara (ASEAN) dan juga seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H