Kemasan mi instan juga mengandung bahan tambahan pangan yaitu natrium, pewarna makanan, antioksidan, pengawet, pengawet natrium, penguat rasa monosodium, penguat rasa dan penguat rasa. Satu porsi atau satu porsi mi instan dari kemasannya diketahui mengandung pengawet natrium benzoat dalam jumlah yang sama yaitu 0,35 mg/kg bb dan natrium metabisulfit hingga 0,4 mg/kg bb, sehingga membuat satu bungkus mi instan aman untuk dikonsumsi.
Namun, jika penghuni kos dan mahasiswa makan mie instan lebih dari 3 kali dalam seminggu, maka akan berdampak buruk bagi tubuh penghuni kos. Kandungan natrium dalam satu porsi saja sudah 0,35 mg/kg per kilogram berat badan, apalagi jika diminum 3 kali seminggu dapat menyebabkan efek kesehatan yang serius seperti tekanan darah tinggi. Selain tekanan darah tinggi, tubuh manusia juga menghadapi bahaya atau efek samping yaitu:
Risiko keguguran, Risiko kanker, Penyakit saluran cerna, Menghambat penyerapan nutrisi, Obesitas, Kerusakan jaringan otak, Menginduksi diabetes, Mengganggu siklus menstruasi, Sindrom metabolik, Diabetes.
Jadi kesimpulannya adalah banyak dari kalangan anak kos dan mahasiwa juga banyak yang menyukai mie instan karena proses pembuatannya yang cepat saji dan harganya yang terjangkau. Dibalik rasanya yang enak ternyata mie instan memiliki banyak bahaya bagi kesehatan tubuh karena adanya kandungan lilin, MSG dan natrium yang berbahaya bagi kesehatan.Dampak akibat terlalu sering memakan makanan mie instan itu dapat memyebabkan kurangnya metabolisme dalam tubuh, penghambatan penyerapan nutrisi bahkan bisa mengakibatkan kanker.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H