Namun, data ini juga memperingatkan kita bahwa dengan popularitas yang besar, datang tanggung jawab yang besar pula untuk memahami dampak psikologis yang dihasilkan.Â
Seperti yang ditemukan dalam penelitian Hwang, 34% dari mahasiswa yang sering menggunakan Instagram merasa lebih tertekan setelah berinteraksi dengan konten yang memperlihatkan kehidupan orang lain yang lebih "sempurna" (Ha Sung Hwang, 2019).
***
Dari penelitian Ha Sung Hwang yang menyoroti hubungan antara penggunaan Instagram dan depresi, terlihat jelas bahwa media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental, khususnya melalui perbandingan sosial.Â
Meskipun media sosial dapat memperkuat hubungan dan memberikan ruang untuk ekspresi diri, risiko terjadinya perbandingan sosial ke atas yang merugikan tetap ada, terutama di kalangan generasi muda.Â
Dengan semakin seringnya pengguna terlibat dalam aktivitas di Instagram, dampak negatif dari perbandingan sosial dapat semakin memperburuk kondisi psikologis, termasuk meningkatnya perasaan depresi dan rendah diri.Â
Oleh karena itu, penting bagi para pengguna untuk lebih bijaksana dalam menggunakan platform ini, dan bagi pengembang media sosial untuk lebih memikirkan implikasi psikologis dari fitur-fitur yang mereka tawarkan.
Ke depan, akan sangat bermanfaat jika lebih banyak penelitian dilakukan untuk memahami mekanisme lain yang mungkin berperan dalam hubungan antara media sosial dan kesehatan mental.Â
Selain itu, intervensi yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari perbandingan sosial, seperti edukasi tentang kesehatan mental di era digital, menjadi sangat penting.
Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan manfaat media sosial tanpa mengorbankan kesejahteraan psikologis pengguna.
REFERENSI
Hwang, H. S. (2019). Why social comparison on Instagram matters: Its impact on depression. KSII Transactions on Internet and Information Systems, 13(3), 1626-1638. https://doi.org/10.3837/tiis.2019.03.029