Mohon tunggu...
Putri Rahayu Agustin
Putri Rahayu Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Informatika

Saya Adalah Mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Awas! Perbandingan Sosial di Instragram: Risiko Terhadap Kesehatan Mental

9 September 2024   19:10 Diperbarui: 10 September 2024   11:19 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Serangan Depresi dikarenakan Dampak Sosial Media (Sumber: Freepik.com)

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda. Platform seperti Instagram menyediakan wadah bagi individu untuk berbagi momen hidup mereka melalui foto dan video, yang secara tidak langsung mendorong interaksi sosial dalam bentuk perbandingan diri dengan orang lain. 

Namun, seiring dengan semakin banyaknya waktu yang dihabiskan di platform tersebut, muncul kekhawatiran terkait dampak psikologisnya terhadap penggunanya.

Sebuah studi oleh Ha Sung Hwang yang diterbitkan dalam KSII Transactions on Internet and Information Systems pada tahun 2019 menunjukkan hubungan antara penggunaan Instagram dan depresi, terutama melalui mekanisme perbandingan social (Ha Sung Hwang, 2019). 

Penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin sering seseorang menggunakan Instagram, semakin besar kemungkinan mereka untuk terlibat dalam perbandingan sosial ke atas, yang berkontribusi terhadap peningkatan gejala depresi. 

Dalam survei terhadap 245 mahasiswa yang dilakukan oleh Hwang, ditemukan bahwa 34% dari responden merasa lebih tertekan setelah membandingkan diri mereka dengan orang lain yang tampak lebih baik di Instagram.

Penelitian ini juga menyoroti bahwa 26% dari variasi perbandingan sosial ke atas dihasilkan dari frekuensi penggunaan Instagram dan aktivitas seperti melihat status orang lain atau mengomentari foto (Ha Sung Hwang, 2019) . 

Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun media sosial memiliki potensi untuk memperkuat ikatan sosial, ada sisi gelap yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan dampak perbandingan sosial yang dapat memicu perasaan rendah diri dan depresi. 

Terlepas dari manfaat media sosial sebagai alat komunikasi, penting bagi kita untuk mengakui risiko yang ditimbulkannya terhadap kesehatan mental, terutama di kalangan pengguna muda yang rentan.

***

Pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental, khususnya melalui perbandingan sosial, telah menjadi topik yang semakin banyak diteliti dalam beberapa tahun terakhir. 

Studi Ha Sung Hwang pada tahun 2019 menemukan bahwa 45% dari pengguna Instagram dalam kelompok usia mahasiswa lebih cenderung terlibat dalam perbandingan sosial yang membahayakan kesejahteraan psikologis mereka (Ha Sung Hwang, 2019). 

Dalam perbandingan sosial ke atas, seseorang membandingkan dirinya dengan individu yang dianggap lebih baik, yang seringkali menghasilkan rasa tidak puas terhadap diri sendiri.

Hal ini tampak nyata di Instagram, di mana mayoritas konten yang diunggah cenderung menampilkan versi terbaik dari kehidupan seseorang, dari pencapaian pribadi hingga momen kebahagiaan yang dirancang untuk dilihat publik. 

Hwang menemukan bahwa aktivitas seperti melihat status teman atau mengomentari foto orang lain di Instagram berhubungan erat dengan peningkatan depresi (Ha Sung Hwang, 2019). Sebanyak 26% dari variasi dalam perbandingan sosial ke atas dapat dijelaskan oleh aktivitas tersebut.

Lebih jauh lagi, penelitian ini mengungkap bahwa pengguna yang sering melakukan perbandingan sosial ke atas merasa depresi lebih sering daripada mereka yang lebih jarang terlibat dalam aktivitas tersebut. 

Sebaliknya, perbandingan sosial ke bawah, di mana seseorang membandingkan dirinya dengan orang yang dianggap lebih kurang berprestasi, cenderung menghasilkan efek sebaliknya, yaitu penurunan perasaan depresi. 

Sebanyak 14% responden dalam survei Hwang melaporkan bahwa mereka merasa lebih baik ketika melakukan perbandingan sosial ke bawah (Ha Sung Hwang, 2019). 

Meskipun perbandingan sosial ke bawah ini dapat menghasilkan efek positif, kenyataannya, perbandingan sosial ke atas lebih dominan di platform seperti Instagram karena budaya pamer yang didorong oleh media sosial.

Instagram, sebagai platform berbagi foto, beroperasi di sekitar citra dan persepsi visual, membuatnya menjadi tempat yang ideal bagi pengguna untuk membangun citra diri yang positif. 

Fenomena seperti "selfie" dan foto gaya hidup yang glamor menampilkan kehidupan yang seolah-olah sempurna, padahal hanya menyoroti sebagian kecil dari realitas pengguna. 

Fakta bahwa Instagram memiliki lebih dari 800 juta pengguna aktif bulanan (Ha Sung Hwang, 2019) menunjukkan betapa luasnya pengaruh platform ini terhadap kehidupan sehari-hari. 

Namun, data ini juga memperingatkan kita bahwa dengan popularitas yang besar, datang tanggung jawab yang besar pula untuk memahami dampak psikologis yang dihasilkan. 

Seperti yang ditemukan dalam penelitian Hwang, 34% dari mahasiswa yang sering menggunakan Instagram merasa lebih tertekan setelah berinteraksi dengan konten yang memperlihatkan kehidupan orang lain yang lebih "sempurna" (Ha Sung Hwang, 2019).

***

Dari penelitian Ha Sung Hwang yang menyoroti hubungan antara penggunaan Instagram dan depresi, terlihat jelas bahwa media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental, khususnya melalui perbandingan sosial. 

Meskipun media sosial dapat memperkuat hubungan dan memberikan ruang untuk ekspresi diri, risiko terjadinya perbandingan sosial ke atas yang merugikan tetap ada, terutama di kalangan generasi muda. 

Dengan semakin seringnya pengguna terlibat dalam aktivitas di Instagram, dampak negatif dari perbandingan sosial dapat semakin memperburuk kondisi psikologis, termasuk meningkatnya perasaan depresi dan rendah diri. 

Oleh karena itu, penting bagi para pengguna untuk lebih bijaksana dalam menggunakan platform ini, dan bagi pengembang media sosial untuk lebih memikirkan implikasi psikologis dari fitur-fitur yang mereka tawarkan.

Ke depan, akan sangat bermanfaat jika lebih banyak penelitian dilakukan untuk memahami mekanisme lain yang mungkin berperan dalam hubungan antara media sosial dan kesehatan mental. 

Selain itu, intervensi yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari perbandingan sosial, seperti edukasi tentang kesehatan mental di era digital, menjadi sangat penting.

Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan manfaat media sosial tanpa mengorbankan kesejahteraan psikologis pengguna.

REFERENSI

Hwang, H. S. (2019). Why social comparison on Instagram matters: Its impact on depression. KSII Transactions on Internet and Information Systems, 13(3), 1626-1638. https://doi.org/10.3837/tiis.2019.03.029

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun