Tahun berganti tahun usiaku bertambah dan semakin MenuaÂ
Jika saatnya tiba ku berharap dalam ridho Allah yang Maha Esa
Â
Pada puisi "Emak dan Abah" menceritakan tentang perjalanan hidup dengan kedua orang tuanya. Puisi ini mengandung unsur kegamaan yang melekat sebab banyak menggunakan diksi "Yang Maha Kuasa", "Yaa Allah", "Allah yang Maha Esa" dan sebagainya. Selain daripada itu puisi ini juga mengandung makna yang dalam untuk kedua orang tuanya yang telah pergi untuk selamanya.
Baris ke 1-4 menggambarkan tentang kelahirannya di dunia yang merupakan takdir Yang Maha Kuasa. Artinya, bagi yang beragama muslim mempercayai bahwa kelahiran kita sebagai manusia merupakan sebuah takdir yang sudah diatur oleh Allah SWT. Selain itu ada tujuan mengapa kita diciptakan atau dilahirkan di kehidupan ini. Pada baik baris ke-4 dijelaskan bahwa kita hidup di dunia ini untuk mengabdi kepada tuhan yang menciptakan kita yaitu Allah SWT.
Pada baris 5-8 ini menjelaskan perjuangan kedua orang tua untuk menghidupi dan mencukupi kebutuhan keluarga terutama anaknya. Pada hal ini dipertegas pada kata "pertaruhkan untuk ku", "Teriknya Mentari", "hatinya pilu ", "raganya kaku", "dinginnya malam" semua dilakukan oleh kedua orang tua untuk kebahagiaan dan kesuksesan anaknya.
Pada baris ke-9 sampai 12 menceritakan tentang kedua orang tuanya yang sudah tiada atau meninggal. Kehilangan kedua orang tuanya ini sungguh sangat membuat hatinya terpukul, menyiksa batin dan yang hanya bisa dilakukan adalah berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.
Pada bait ke-13 sampai 16 berisi tentang doa yang merujuk kepada sang pencipta yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Doa ini ditunjukkan untuk kedua orang tuanya agar diampuni segala dosanya, tentram, damai di alam yang sudah berbeda dengannya. Ia berharap di usianya yang semakin menua jika waktunya telah tiba maka ia juga berharap agar bisa dalam keadaan khusnul khotimah.
Itulah isi dari puisi yang berjudul Emak Dan Abah yang sangat religius atau mengandung nilai agama di dalamnya semoga bermanfaat terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H