Mohon tunggu...
Putri Nur Hidayati
Putri Nur Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

seputar semuanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri untuk Negeri

16 Oktober 2022   16:59 Diperbarui: 16 Oktober 2022   17:06 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah santri berasal dari kata "shastra(i)" yang diambil dari Bahasa Tamil yang berarti seorang ahli buku suci. Seseorang yang mendalami ilmu agama Islam di Pesantren serta menetap di Pesantren sampai Pendidikan nya selesai disebut dengan istilah Santri.

Sedangkan pesantren adalah suatu Lembaga Pendidikan islam yang berisi santri yang belajar serta tinggal Bersama dibawah bimbingan kyai ataupun ustadz.

Tak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya pesantren dari masa ke masa telah memberi kontribusi konkrit dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Pada era kerajaan Jawa, pesantren menjadi pusat dakwah penyebaran Islam. Saat era penjajahan kolonial, pesantren menjadi medan heroisme pergerakan perlawanan rakyat. Dan di era kemerdekaan, pesantren terlibat dalam perumusan bentuk dan idiologi bangsa serta terlibat dalam revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan.

Fungsi dasar pesantren adalah sebagai tempat untuk mencari ilmu dalam agama Islam. Namun demikian, pesantren juga memiliki pengaruh dan peran politik yang cukup penting di tengah masyarakat tradisional.

Peran para ulama dan santri dari awal perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia hingga dapat menikmati suasana kemerdekaan saat ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Ulama dan santri lah yang memberikan keyakinan kepada masyarakat Indonesia yang pada saat itu harga diri dan martabatnya sedang diinjak-injak penjajah dan dicap sebagai inlander atau bangsa rendahan. 

Dari gerakan perlawanan bersenjata hingga jalur diplomasi, keyakinan akan syahid lah yang memberikan keberanian kepada para Ulama dan Santri untuk melawan kaum kolonial Barat yang menganggap dirinya sebagai ras kulit putih yang memiliki keunggulan. Sekitar 130 pertempuran melawan penjajah yang diikuti oleh kalangan pesantren demi bangsa Indonesia. Kemerdekaan merupakan hasil jerih payah seluruh rakyat Indonesia, serta ulama maupun santri juga ikut andil.

Hal ini menunjukkan bahwa ulama dan santri memiliki peran serta yang sangat besar bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Bagi pesantren, Indonesia adalah suatu martabat dan harga diri. Bagi seluruh umat Islam khususnya para santri, Kemerdekaan RI adalah rahmat dari Allah seperti yang tertulis dalam Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya"

Ulama dan santri membela Indonesia tidak hanya menggunakan emosi, tapi dengan menggunakan ilmu pengetahuan, spiritual dan strategi. Ilmu yang dimiliki oleh Kiai ditularkan pada para santri dengan semangat membela tanah air dengan fatwa jihad (sikap berperang menolak dan melawan penjajah). Begitu juga spiritual yang ditanamkan pada diri para santri agar punya daya tahan kuat serta tidak takut untuk melawan penjajah walau dengan senjata seadanya.

Pada tanggal 22 Oktober 1945 ditetapkan Resolusi Jihad yang dihasilkan oleh para tokoh Ulama serta santri pondok pesantren dari berbagai propinsi Indonesia yang berkumpul di Jawa Timur tepatnya di Surabaya. Resolusi Jihad ini dikumandangkan sebagai bentuk jawaban para ulama pesantren yang berdasarkan atas dalil yang mewajibkan setiap muslim dan muslimah untuk membela tanah air dan mempertahakan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah. Resolusi jihad juga tidak hanya dimaksudkan sebagai perjuangan membela agama Islam saja, tetapi juga bentuk membela kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan berpegang pada fatwa jihad yang diteguhkan dalam Resolusi Jihad tersebut, para pejuang pantang mundur menolak kedatangan kolonial. Resolusi Jihad tersebut memangil seluruh elemen bangsa khususnya umat Islam untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kirprah (gerak cepat) santri dalam membela Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Pada tahun 1943-1945 hampir seluruh pondok pesantren membentuk laskar-laskar, dan yang paling populer adalah laskar hisbullah (laskar kesatuan perjuangan dengan sitem semi militer dari kelompok Islam yang dilandasi dengan niat jihad fi sabilillah). Pada kurun waktu tersebut kegiatan didalam pondok pesantren adalah berlatih perang dan olah fisik. Sebagai persiapan untuk melawan para penjajah. Peristiwa pelawanan sosial politik terhadap penguasa kolonial atau penjajah, pada umumnya dipelopori oleh para kiai sebagai pemuka agama, para haji, dan guru-guru ngaji.

70 tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada 15 Oktober 2015 Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang ditetapkanya Hari Santri Nasional. Presiden Jokowi mendeklarisikan di Majid Istiqlal pada 22 Oktober 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun