Mohon tunggu...
Putri Nur Fadillah
Putri Nur Fadillah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

You've been working hard today. Take the rest of the night off and work hard again tomorrow

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pahlawan yang Baik Hati

20 November 2021   23:22 Diperbarui: 20 November 2021   23:28 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Gatot turut andil mendampingi Kolonel Sudirman dalam pertempuran melawan pasukan Serikat di Ambarawa yang bertahan di banteng Willem I. dalam pertempuran ini persenjataan musuh jauh lebih kuat disbanding dengan persenjataan yang Kolonen Sudirman dan Gatot serta pasukannya punya. Tak hanya itu mereka juga mempunyai pengalaman di perang dunia II.

   Walaupun kalah dalam hal persenjataan tetapi pasukan Indonesia mempunyai jiwa semangat tempur yang tinggi. Mereka mempunayi tekad lebih baik mati daripada dijajah kembali. Dan untuk meningkatkan semangat tempur pasukannya. Gatot selalu mengatakan "jagalah namamu jangan sampai kau dianggap penghianat bangsa."

   Gatot Subroto menggantikan Kolonel Sutirto untuk menjadi Panglima Divisi V Purwokerto. Ia dipilih dan ditetapkan memangku jabatan dengan gelar Kolonel. Selaku pemimpin Gatot Subroto sangat friendly terhadap bawahannya dia tidak pernah membendakan kasta, bahkan ia terbilang cukup dekat dengan bawahannya. 

   Waktu akan menghadapi Agresi Militer I Belanda, Markas telah dijaga ketat oleh sepeleton pasukan tentara pelajar. Karena pesawat pengintai dari Belanda sudah sering terbang di kota Purwokerto. 

   Pada tahun 1948, Gatot menikah dengan seorang wanita yang bernama Supiah Binti Wangsadikarta, buah hasil pernikahannya ini, Gatot Subroto bersama istri dikaruniai 6 orang anak yang bernama: Nining Indriati, Nunung Indriati, Bambang Sujono, Kuncoro, Bambang Utoro, Cahyo.

  Pada saat meletusnya pemberontakan PKI di Madium, Gatot Subroto diangkat menjadi Panglima Corps Polisi Militer. Pada saat itu kondisi di dalam negeri sedang tidak kondusif. Kota Solo dijadikan daerah wild west (daerah tak bertuan) oleh pasukan PKI. Hingga terjadi bentrokan bersenjata antara Penembanhan Senopati dan Siliwangi yang sebagian besar oknumnya adalah orang-orang yang telah dipengaruhi oleh PKI. Untuk mengatasi kejadian itu diadakanlah rapat. Yang hasilnya Gatot Subroto menjadi Gubernur Militer untuk daerah Surakarta, Madiun dan Pati. Tugas utama Gatot Subroto yaitu mengembalikan tatanan keamanan didaerah Surakarta dan melaksanakan penertiban pasukan. 

   Setelah tugasnya telaksana, pada tanggal 18 September 1948 PKI melakukan pemberontakan di Madiun. Gubernur Militer Gatot Subroto menyiapkan pasukan yang akan digerakkan untuk operasi penumpasan PKI dari arah barat. Selang beberapa waktu pemberontakan PKI DI Madium telah di bumi hanguskan.

  Tak lama setelah itu sekitar tiga bulan, pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melakukan Agresi Militer II. Selaku gubernur, Gatot Subroto harus segera mengatur siasat untuk melaksanakan perang gerilya. 

   Setelah perjanjian Roem-Royen di tanda tanganni, Ir Soearno kembali ke Yogyakarta, karena pada saat itu Yogyakarta menjadi ibukota Indonesia. Sedangkan Soedirman masih berada di daerah gerilya memimpin para anak buahnya dan tidak mau kembali ke Yogya. Namun, karena surat dari Gatot Subroto akhirnya dapat meluluhkan Soedirman dan Soedirman akhirnya mau kembali ke Yogyakarta. 

    Pada tahun 1952 diangkatnya Gatot Subroto menjadi Panglima tentara dan Tertorium VII Wirabuana, yang berkedudukan di Ujungpadang, dengan tugas meyelesaikan kerusuhan keamanan akiabta gerombolan Persatuan Grilya Sulawsi Selatan (KGSS) pimpinan Kahar Muzakar. Caranya adalah dengan menarik mereka secara bertahap ke TNI. 

       Para pejuang kemerdekaan yang telah disesaatkan oleh para pemimpinnya. Akibat kebijakan Pak Gatot banyak kelompok yang sadar. Mereka kemudian diangkat kembali sebagai anggota TNI atau dipindahkan kepekerjaan pilihan mereka. Tentu tidak semua setuju dengan hal ini, dan dua anggot DPR yakni Bebasa Daeng Lalo dan Rondunuwu mengecam keras kebijakan tersebut. Mereka mengirimkan laporan ke DPR bahwa Kolonel Gatot Subroto telah melanggar kebijakan pemrintahan pusat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun