Mohon tunggu...
Putri Nahdliyah Ayu Khumaidah
Putri Nahdliyah Ayu Khumaidah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Menulis, Public Speaking, menggambar, dll

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersih Desa Sumbedem, Wujud Rasa Syukur Warga Desa terhadap Nikmat Tuhan

26 Juli 2022   21:25 Diperbarui: 26 Juli 2022   21:32 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Wilayah negara Indonesia yang membentang dari sabang sampai merauke dengan total luas wilayah 7,81 juta kilometer persegi, yang terdiri dari pulau-pulau sehingga negara indonesia memiliki budaya yang beragam di setiap wilayahnya, mulai dari Aceh hingga Papua. 

Keanekaragaraman budaya ini tidak membuat Indonesia menjadi negara yang terpecah belah, namun membuat Indonesia menjadi kaya dan beragam. Seperti semboyan negara Indonesia "Bhineka Tunggal Ika", walaupun kebudayaan setiap daerah berbeda tetapi tetap 1 Indonesia.

Budaya yang berada di Indonesia berasal dari suku-suku yang mendiami wilayah indonesia, mulai dari suku di Pulau Sumatrra hinga Pulau Papua. Suku jawa merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki budaya yang beraneka ragam. 

Daerah kebudayaan Jawa itu luas, meliputi seluruh bagian pulau jawa, mulai dari wilayah tengah, timur, barat. Banyak orang beranggapan bahwa budaya jawa hanyalah wilayah jawa tengah dan jawa timur, padahal wilayah jawa merupakan seluruh wilayah di Pulau Jawa.

Budaya secara bahasa merupakan cara hidup yang dimiliki bersama oleh suatu kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Kata budaya itu sendiri diambil dari bahasa sansekerta yaitu "buddhayah" yang memiliki makna budi atau akal.

Budaya jawa yang umum dikenal oleh banyak orang adalah kalender jawa, kalender jawa memiliki 2 sikuls hari yang dipakai yaitu siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita ketahui sekarang, kemudian ada siklus pekan panca warna, yang terdiri dari 5 hari pasaran yaitu legi, pahing, pon, wage, kliwon.

Selain sistem kalender yang unik, di jawa juga memiliki bahasa yang sedikit berbeda dari satu wilayah dan wilayah lainnya, perbedaan itu umumnya terlihat dari logat dan kosa kata, contohnya wilayah jatim memiliki logat dan kosa kata yang cenderung keras dan wilayah jateng yang lebih halus atau kalem.

 Selain itu, kepercayaan di jawa juga unik, ada satu kepercayaan lama yang sampai sekarang masih dianut oleh sebagian masyarakat di pulau jawa, yaitu kejawen, kejawen merupakan agama yang dihasilkan dari budaya jawa. Kejawen berisikan seni, budaya, tradisi, ritual, sikap dan filosofi orang-orang jawa.

Salah satu budaya jawa yang sampai saat ini masih eksis di beberapa desa di jawa adalah kegiatan bersih desa, bersih desa merupakan tradisi turun temurun dalam kebudayaan masyarakat. Bersih desa sendiri memiliki makna bersatunya manusia dengan alam, sebagai wujud rasa syukur warga desa atas nikmat berlimpah dari Tuhan kepada mereka. 

Baik dari kelimpahan hasil panen, kesejahteraan dan kesehatan yang telah diberikan selama setahun, dan sebagai wujud permohonan akan keselamatan dan kesejahteraan bagi warg adesa untuk tahun berikutnya.

Kegiatan bersih desa biasnya diisi dengen beberapa pagelaran seni dan syukuran. Biasanya kegiatan bersih desa dilaksanakan selama beberapa hari, kegiatan didalam bersih desa diantaranya syukuran dan hiburan kesenian jawa:

  • Istighosah
  • Khataman quran
  • Syukuran /tahlil
  • Tahlil ke makam tokoh desa
  • Mocopatan
  • Tayuban
  • Pagelaran wayang
  • Kuda lumpin

Kegiatan bersih desa umumnya dilakukan oleh daerah yang masih kental dengan adat jawa-nya, dan biasanya dilakukan 1-2 bulan setelah hari raya idhul fitri. Di daerah Jawa Timur, terdapat salah satu desa yang masih kental adat jawa-nya dan rutin mengadakan kegiatan bersih desa setiap satu tahun sekali tepatnya Desa Sumberdem Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.

Tanggal 25-26 Juni 2022, Desa Sumberdem mengadakan bersih desa yang juga bertepatan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang.

Kelompok mahasiswa/i KKN Desa Sumberdem yang dibimbing langsung oleh Bapak Andika Bagus Nur Rahma Putra S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing lapangan (DPL), berkesempatan ikut andil dalam acara bersih desa yang dilaksanakan di Desa Sumberdem tahun ini.

"Ini merupakan sebuah pengalaman baru bagi kami, karena selama kita di kota tidak pernah melihat dan ikut andil dalam kegiatan bersih desa secara langsung" ungkap Fajar wahyudi, salah satu mahasiswa KKN Universitas Negeri malang.

Hal senada juga diungkapkan oleh mahasiswa KKN Universitas negeri Malang yang lain, Moh Nauval Al Farizi dan Imara Alvarida, "Kami senang sekali bisa melihat kegiatan bersih desa ini, ini merupakan pengalaman baru bagi kami", pungkasnya sambil tersenyum.

Bersih desa yang terlaksana selama 2 hari ini merupakan bersih desa yang pertama kali terlaksana setelah sebelumnya kegiatan bersih desa vakum akibat pandemi  COVID 19.  Sehingga membuat masyarakat sangat antusias untuk mengikuti acara bersih desa kali ini.

Bersih desa Sumberdem dimulai pada hari sabtu tanggal 25/6/2022 yang diisi dengan khotmil qur'an setelah subuh, sore harinya diisi dengan persekutuan doa warga GKJW sumberdem, malam harinya diisi dengan pembacaan surat yasin dan tahlil, dilanjut dengan kidung mocopat hingga tengah malam. 

Keesokan harinya minggu 26/6/2022, kegiatan dimulai setelah dhuhur yaitu langgam beksan hingga sore hari dan diakhiri dengan pagelaran wayang kulit  pada malam harinya oleh Ki Dalang Wahyu dari Gunung Kawi.

Kegiatan bersih desa ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas semua pemberian-Nya, yang juga bertujuan untuk meminta keselamatan warga Desa Sumberdem dan hewan ternak (rojo koyo) yang ada di Desa Sumberdem.

Kegiatan bersih desa ini diikuti oleh seluruh warga desa Sumberdem, warga desa Sumberdem sudah sangat menanti acara bersih desa ini, terbukti ketika pagelaran wayang, warga tumpah ruah memadati area pertunjukan untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit. 

Hal ini dikarenakan kegiatan bersih desa sudah lama ditiadakan akibat pandemi COVID 19. Tidak hanya dihadiri dari warga saja, namun terdapat tamu dari kecamatan Wonosari, perangkat desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat yang juga hadir dalam kegiatan bersih desa. Tidak hanya itu,  mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PengMas) dan KKN juga ikut hadir dan menikmati rangkaian acara bersih desa.

Harapan dari kegiatan ini bisa tercurahnya rahmat dan keselamatan seluruh warga dan keberkahan hasil pertanian agar warga semakin sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun