" Mengapa ayah terus mempertahankan peternakan ini, ayah sudah cukup tua untuk menjalani ini semua".
" Semua leluhurkau hidup dari sini, istri tercintaku juga dimakamkan di sini, bagaiman bisa aku menjual atnah ini" ucap pak Thomas.
" Ibu akan sedih melihat ayah keras kepala begini".
" Ibumu akan jauh lebih melihat anaknya bersikeras mengirim ayahnya ke panti jompo" ucap pak Thomas sambil meninggalkan meja makan.
Merasa khawatir dengan ayahnya yang marah Andre mencari ayahnya kesekeliling ruangan. Sampai dia menemuai ayah berada didepan sebuah peti tempat menyimpan mainanya.
" Dahulu kau sangat senang main kuda-kudaan ini" ucap ayah sambil menumjukkan mainan kuda kayu milik andre.
Andre tediam dan duduk bersebelahan dengan ayahnya, dia melihat semua mainanya.
" Dahulu kau sering bertengkar dengan kakakmu" ucap Ayah.
" Ya kakak selalu menang dariku".
" Kau tahu Andre, Annie selalu bilang kelak Andre inilah yang akan emngangkat nasib keluarga kita. meskipun dia tidak suka belajar, dan cenderung sulit diatur, tapi hatinya tulus" ucap Ayah sambil melihat foro ibunya.
Air matanya menetes membasahi pipinya, Ibu yang tak pernah meremehkanya meskipun nilainya buruk. Ibu yang selelu percaya akan pilihanya, ibu yang  selalu mendukungan. Tapi Andre tidak bisa mendampingi ibunya untuk terakhir kali. Dia harus berurusan dengan polisi karena hutang yang menumpuk.