Latar BelakangÂ
Ilmu parenting yang beberapa dekade ini semakin popular, menjadikan para orang tua memiliki pandangan baru dalam pengasuhan anak. Biasanya orang tua akan semangat mencari ilmu baru dalam dunia pengasuhan, terutama pasangan yang baru dikarunia anak. Semua usaha ini dilakukan dalam rangka ingin memberikan pengasuhan terbaik pada anak. Disisi lain permasalahan baru  akan muncul seiring dengan berkembangnya ilmu parenting salah satunya adalah perbedaan pandangan.
Tidak jarang disatu rumah memiliki prinsip yang berbeda dalam pengasuahan anak, dan perbedaan ini akan menjadi masalah baru. Â Seperti yang kita ketahui bahwa dalam konsep pengasuhan bisa di ibaratkan seperti membangun rumah. Rumah yang baik harus dibangun dari bahan yang berkuliats dan sesuai dengan kondisi alam. Rumah yang kokoh perlu dibangun dengan pondasi yang kuat, dan rumah yang berkualitas bisa berdiri jika pekerja dan mandornya berpengetahuan.
Begitu pula dalam pengasuhan pondasi pendidikan yang kuat perlu ditanamkan agar anak tidak mudah terpengaruh ketika dewasa. Anak juga perlu memaksimalkan setiap tahapan tugas perekmbangan agar bisa menjalani hidup dengan baik. Anak juga perlu dilatih kedisiplinan dan tentu kemampuan dalam membedakan mana yang baik dan buruk. Anak juga perlu diajarkan secara mandiri bisa mengurusi dirinya sendiri, serta bisa menyelesaiakn masalahnya sendiri. Di tahapan lebih lanjut anak diharapkan bisa memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Permasalahan
Namun tidak jarang dalam pengasuahan orang tua memiliki pandangan dan prinsip yang berbeda. Belum lagi bagi kelurga yang masih tinggal bersama dengan orang tua atau mertua, pasti akan dan 3 kepala yang memiiki prinsip berbeda dalam pengasuhan. Tidak jarang para orang tua tidak memiliki kuasa terhadap pengasuhan anaknya. Terlalu banyak pihak yang ikut campur akan menyebabkan kerancun bagi anak, apalagi pihak yang ikut campur memiliki prinsip yang saling bertentangan. Bukan hanya kerancuan, tatapi anak bisa muncul perasaan suka dan tidak suka, memilih ini atau lebih memilih yang lain.
Ada satu kasus dimana anak tidak ingin masuk sekolah, sang ayah membolehkan asal tetap belajar di rumah. Berbeda dengan ayah, ibunda bersikeras anak harus tetap belajar dan pergi kesekolah. Sehingga anak merasa dibela kepentingan oleh ayah dan membenci ibundanya sampai berkata buruk pada ibunya. Ibunya marah saat melihat kelakuan anaknya dan akhinya mereka saling bertengkar. Â Ini adalah salah satu contoh dari bahaya perbedaan prinsisp dalam pengasuhan.
Tipe pengasuhan
Kondisi diatasa sering ditemui dalam pengasuhan, sebelum jauh membahas cara menyatuhkan prinsip pengasuhan. Berikut adalah penjelasan tipe-tipe pengasuhan, diantaranya adalah :
Tipe otoriter. Merupakan pengasuhan yang mengatur anak dari segala hal, komunikasi cenderung satu arah.  Kelebihan tipe ini anak akan terbiasa untuk bersikap disiplin dan teratur, bahkan cenderung menurut. Anak juga akan dengan jelas mengetahui kesalahnya dan segera memperbaiki. Kekurangan dari tipe ini anak cenderung tidak berani mengungkapkan pendapat, cenderung kurang bisa berkembang problem solvingnya karena terbiasa hanya mendengarkan instruksi. Pada beberapa kasus, tipe ini bisa menimbulkan trauma karena kerena kekerasan fisik yang di dapat.
Tipe demokratif. Pengasuahn tipe ini cenderung menghargai keberadaan anak, dengan selalu mendengar sudut pandang anak. Orang tua juga cenderug memiliki hubungan yang baik dengan anak karena minim konflik. Kelebihan dari tipe ini anak akan mudah berkembang, mudah menemukan problem solving, dan tumbuh dalam  jiwa yang bahagia. Kekurangan tipe ini anak cenderung memilki pemikiran sendiri, bisa bersikap kurang menyenangkan karena merasa pendapatnya selalu benar. Beberapa kasus karena saking dekatnya anak hilang respek pada ornag tua, memperlakukan orang tua seperti teman. Beberapa diantaranya cenderung terlalu bebas dalam memilih jalan hidup.
Tipe Permisif. Pengasuhan tipe ini biasanya muncul pada orang tua yang lama menanti anak, atau punya anak tunggal. Tipe ini biasanya akan memperbolehkan anak melakukan apapun sebagai bentuk rasa sayang. Kelebihan tipe ini anak selamanya tidak akan merasa kekurangan kasih sayang, cenderung merasa bahagia dan jiwanya jauh lebih tenang. Kekurangan tipe ini adalah anak berkembang tanpa mampu meregulasi keinginan. Anak cenderung menentang saat keinginan tidak dituruti, cenderung kurang mandiri. Bahkan anak akan merasa mudah hancur saat ada permasalahan berat di hidupnya.
Tipe neglectful. Tipe pengasuhan terakhir adalah neglectful dimana orang tua cenderung bersikap acuh pada kebutuhan kasih sayang. Anak hanya dipenuhi kebutuhan fisiknya saja, biasanya muncul pada orang tua yang terlalu sibuk. Kelebihan tipe ini anak cenderung mandiri, karena terbiasa mengurus dirinya. Kekurangan dari tipe ini, kasih sayang tidak terpenuhi, anak merasa tidak berharga. Beberapa kasus anak akan mencari kasih sayang dengan cara lain, bisa bergabung dengan komunitas jalanan atau jatuh pada penggunaan obat terlarang.
Tips menyamakan pola pengasuhan.
Dari empat tipe pengasuhan diatas tidak ada yang paling baik dan sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Banyak yang berpikir demokratis adalah pola terbaik dan neglectful yang terburuk. Sejatinya adakala orang tua perlu menjadi demokratif, ada kalanya menjadi otoriter, adakalanya menjadi permisif dan neglectful. Tinggal yang perlu di dominankan adalah tipe yang paling sesuai dengan kondisi anak kita. Mengapa begitu? Coba bayangkan kita memilki anak istimewa ADHD dan kita menerapkan tipe pengasuha full demokratis maka bisa di bayangkan beta rumitnya.
Langkah selanjutnya setelah memahami tipe mana yang paling sesuai maka kita perlu menyamakan prisnsip, visi dan misi pengasuhan dengan sekitar. Â Berikut beberapa alternative cara yang bisa dilakukan:
1. Komunikasi
Penulis memahami kata ini mudah diucapkan tapi sulit dilakukan. Komunikasi adalah komponen penting dalam menyamakan persepsi. Tetapi tidak jarang entah ibu atau ayah sulit untuk menyampaikan dengan ribuan faktor. Terlebih pasangan yang masih tinggal dengan mertua atau orang tua, pasti akan menemui permasalahan ini. Maka perlu bagi orang tua jika ingin menitipkan buah hatinya pada orang tua untuk mengkomunikasikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Meski sulit tetap usahan semaksimal mungkin jika bukan anda siapa lagi.
2. Mencari informasi bersamaÂ
Pasangan tidak boleh timpang dalam mendapat informasi, karena keduanya memiliki peran yang sama pentingya. Mencari informasi bersama akan memungkinkan terjadi kesepamahaman dalam pengasuhan. Ingat pengasuahn itu kerja sama bukan sepihak. Ingat ilmu parenting itu tidak saklek, terus berkembang semakin banyak masukan semakin baik.
3. Membuat road map keluarga
Penting bagi pasangan untuk menentukan visi dan misi atau setidaknya tujuan akhir. Hal ini perlu dilakukan sehingga ketika ada salah satu yang melenceng dari tujuan bisa diingatkan pada road map tujuan keluarga. Visi dan misi berbeda dengan menentukan karir anak, visi dan misi adalah tujuan dan landasan dalam berkeluarga.
4. Membuat jadwal kegiatan anak bersama
Pembagian peran memang penting, tetapi tidak kalah penting kedua pasangan harus menyepakati jadwal harian anak. Misal jam 9 malam anak harus sudah tidur maka kedua orang tua harus bersepakat. Sehingga kedua orang tua sama-sama dalam menegakkan aturan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H