Mohon tunggu...
Mustika PutriMillenia
Mustika PutriMillenia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Jember

Mahasiswa Perencanaan Wilayah Kota NIM 181910501022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gambaran Perekonomian Calon Ibu Kota Baru

8 September 2019   15:33 Diperbarui: 8 September 2019   15:36 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini Presiden Joko Widodo telah mengumumkan tentang rencana perpindahan ibu kota yang bertempat di Provinsi Kalimantan Timur dan lokasi yang dipilih adalah di Kabupaten Penajem Paser Utaradan Kabupaten Kutai Kartanegara. Rencana perpindahan ibu kota ini telah diproyeksikan akan menumbuhkan atau membawa dampak terhadap pertumbuhan perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur.

Selain membawa dampak untuk pertumbuhan perekonomian, perpindahan ibu kota ini juga membawa dampak terhadap perkembangan investasi di daerah ini tak hanya daerah Provinsi Kalimantan Timur yang akan mengalami kenaikan investasi, daerah Provinsi Kalimantan Utara akan terkena dampak kenaikan investasi tersebut. Rencana pemindahan ibu kota akan diproyeksi menumbuhkan kinerja dalam berbagai sektor yaitu sektor ekonomi di kawasan Kalimantan Timur.

Deputi Pengembangan Regional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rudy Soeprihadi menyebutkan bahwa sektor jasa akan menjadi faktor utama din pusat pemerintahan baru. Juga, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajem Paser Utara termasuk wilayah yang sangat strategis karena kedua kabupaten tersebut berletak atau berdempetan dengan kota berkembang yaitu Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.

Pemerintah telah mempersiapkan dana untuk pembangunan perpindahan ibu kota baru sebesar 32 miliar U$ sekitar 466 triliun rupiah dan sisanya akan diupayakan bersumber dari kemitraan dan investasi swasta secara langsung. Selain pemeritah sudah mempersiapkan dari segi dana, pemerintah juga sudah mempersiapkan lahan untuk calon ibu kota baru. Luas lahan mencapai 180 ribu Ha khusus 6000 Ha diantaranya dipakai untuk pusat pemerintahan. Perkiraan pemindahan ibu kota akan memakan waktu sekitar empat tahun.

Para investor mulai menilai bahwa penetapan pemindahan ibu kota baru di Provinsi Kalimantan Timur sangat positif. Perpindahan ibu kota diprediksi akan memberikan efek yang berlipat ganda terhadap perekonomian di Kalimantan. Asian Equites Invesment Director, Aberdeen Standarrd Investments Indonesia, Bharat Joshi menyebutkan bahwa Kalimantan akan menjadi pusat kota administratif untuk negara dan Kota Jakarta akan menjadi pusat bisnis, pusat komersial dan keuangan bagi negara Indonesia. Hal ini menjadi hal yang cukup umum karena sudah diterapkan di negara-negara lain seperti di New York, Shanghai dan Beijing, Delhi dan Mumbai, hingga Kuala Lumpur dan Putrajaya. Karena itulah Pemerintah harus menjaga kestabilan perekonomian di Indonesia yang dipatok hingga 5,3% sampai dengan tahun 2020.

Target inflasi di Indonesia dijaga pada tingkat 3,1% hal ini disebutkan lebih rendah dibandingkan dengan target inflasi tahun lalu yang sebesar 3,5%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat bergantung pada pertumbuhan upah, stabilitas harga komoditas seperti batu bara dan minya kelapa sawit mentah, serta kemampuan pemerintah untuk menarik investasi asing yang selama ini masuk ke dalam negeri. Ekonom Center of Reform on Ekonomic (Core) Yusuf Rendri Manilet menilai bahwa pemindahan ibu kotaakan membawa dampak yng sangat berpengaruh pada pertumbuhan makro ekonomi seperti efek berlanjut ( multipier effect ) dari investasi untuk ibu kota baru.

Pengaruh ini didapatkan dari tahapan pembangunan hingga pemanfaatan proyek yang terjadi, akan tetapi pengaruh tersebut baru dapat terjadi jika pemenuhan kebutuhan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) jika SDM sudah memenuhi dan mendukung suatu proyek itu sendiri sudah siap. Saat ini negara Indonesia memerlukan SDM yang sangat berkualitas agar bisa bersaing dengan para investor-investor asing, catatan penting bagi negara Indonesia yang perlu diperhatikan dari SDM pemanfaatn proyek yang dimana sebaran tenaga kerja konstruksi saat ini masih didominasi di pulau Jawa dengan angka presentasi 56% sisanya 47% diluar jawa dan Kalimantan sendiri memiliki sebaran tenaga kerja konstruksinya hanya mencapai 8% terhadap total.

Kondisi inilah yang menjadi tantangan bagi pemerintah. Dan apabila seandainya terjadi pembangunan ibu kota baru hanya sedikit terhadap penyerapan tenaga kerja lokal  karena pemerintah harus impor tenaga kerja dari luar daerah. Faktor lain yang berkontribusi terhadap multiplier effect adalah produksi sebaran material dan peralatankonstruksi. Kalimantan alat pendukung kontruksi yang saat ini telah tersedia yaitu alat berat. Sedangakan untuk bahan baku seperti semen, beton cetak, bajakonstruksi, dan baja ringan masih belum tersedia.

Selain pengaruh investasi, pemindahan ibu kota ini akan mempengaruhi juga terhadap inflasi. Hanya saja, karena pembangunan proyek masih belum dilaksanakan dan rencana pembangunan proyek dilakukan secara bertahap sampai tahun 2024 maka dampak inflasi nantinya tidak akan terlalu berpengaruh atau terlalu signifikan terasa. Selain itu, untuk dampak terhadap pertumbuhan ekonomi akan sangattergantung pada tahap perencanaan, apabila tahap perencanaan tidak dilakukan secara baik, matang, dan inklusif maka efek ke pertumbuhan ekonomi mungkin bisa terjadi dalam kurun waktu 5 tahun.

Keadaan dan kondisi perekonomian di Kabupaten Penajam Paser Utara berupa pendapatan dan belanja modal sanitasi daerah, kapasitas keuangan daerah, kemampuasn fiskal/ruang fiskal, data peta perekonomian dan data realisasi belanja modal sanitasi setiap SKPD. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaen Penajem Paser Utara pada tahun 2011 diprediksi mampu memberi konstribusi terhadap PDRB Kalimantan Timur sebesar 0,91% ini termasuk PDRB Kalimantan Timur dengan migas, jika PDRB Kalimantan Timur dihitung tanpa migas mencapai 1,79%. Dari angka kecapaian tersebut bahwa konstribusi PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara terhadap PDRB Kalimantan Timur diatas, dapat dikatakan bahwa Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki potensi perekonomian yang cukup baik sehingga sangat diperlukan sikap yang aktif atau perkembangan untuk potensi ekonomi yang lebih baik lagi. Potensi perekonomian diharapkan nantinya akan banyak menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Selain itu situasi politik dan keamanan yang cukup baik dan kondusif juga sangat berpotensi untuk perekonomian yang akan dihasilkan di daerah ini sebagian besar merupakan komoditi ekspor, sehingga daerah ini prospektif untuk berinvestasi. Demikian diharapkan Kabupaten Penajam PaserUtara dapat lebih besa menyumbangkan PDRB dimasa yang akan datang. Dengan kondisi perekonomian nasional yang semakin membaik ini juga membawa pengaruh yang baik untuk perekonomian regional terutama perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara, bila dicermati lebih dalam selam 5 tahun terkahir yaitu tahun 2008-2011 pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami ketidak tetapan atau guncangan yaitu pada tahun 2007 sebesar 3,79%, tahun 2008 sebesar 4,99%, tahun 2009 tumbuh sebesar 3,51%, tahun 2010 mencapai 7,28% dan tahun 2011 hingga mencapai 11,68%. Dari angka-angka tersebut dapat diketahui bahwa antara tahun 2007-2011 pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Paser Utara mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2009 mengalami penurunan.

Pertumbuhan ekonomi regional sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan masing-masing sektor dan sub sektor. Jika diamati menurut sektor-sektor ekonomi atau lapangan usaha di Kabupaten Penjam Paser Utara pada tahun 2008, 2010, 2011 semua sektor mengalami pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2007 dan 2009 sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan negatif. Sektor pertambangan dan penggalian tahun 2007 mengalami pertumbuhan negatif hal ini akibat turunnya produksi sub sektor minyak dan gas di sumur-sumur minyak yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara. Sedangkan pada tahun 2009 mengalami penurunan negatif hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut mengalami disbanding daripada tahun sebelumnya.

Pada tahun 2011 angka perekonomian di Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami peningkatan yang cukup baik hal ini disebabkan oleh sektor pertambangan non migas baru dimasukkan ke dalam PDRB di Kabupaten Penajam Paser Utara. Pertumbuhan tinggi pada sektor pengangkutan dan komunikasi terjadi karena adanya multiplier efek dari dimasukkannya sektor pertambangan non migas ke dalam perhitungan PDRB di Kabupaten Penajam Paser Utara, yang dimana dengan berkembangnya pertambangan batu bara maka kebutuhan sektor angkutan akan terus meningkat. Peringkat kedua tertinggi pertumbuhannya yaitu sektor listrik, gas, dan air bersih dengan angka pertumbuhan pada tahun 2011 sebesar 21,84%.

Dengan adanya sektor pertambangan ini, sub sektor listrik memiliki angka pertumbuhan sebesar 25,56%. Perkembangan perusahaan-perusahan pertambangan batu bara di Kabupaten Penajam Paser Utara mengakibatkan pertumbuhan di sektor-sektor lain, seperti sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor pertambangan yang pada khususnya. Sehingga di lima faktor tersebut terjadi pertumbuhan yang cukup tinggi.

Selain itu adapun sektor lain yang emmiliki nilaipertumbuhan tertinggi ketiga yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Pada tahun 2011 sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh hingga 20,03%, pertumbuhan ini disebabkan oleh munculnya atau tumbuhnya sektor perdagangan sebagai sub sektor dominan sebesar 20,38% yang dimana pada tahun sebelumnya sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 14,09%. Pada tahun 2011 sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor yang memiliki konstribusi yang besar terhadap perekonomian di Penajam Paser Utara mengalami pertumbuhan sebesar 13,09%. Hal ini disebabkan karena oleh berkembangnya perusahaan-perusahaan pertambangan batu bara di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2011.

Sedangkan calon ibu kota yang satunya yaitu Kabupaten Kutai Kertanegara, kondisi perekonomian di Kabupaten Kutai Kertanegara berdaarkan nilai PDRB nya pada tahun 2010 mencapai 29,084 triliun rupiah, pada tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 28,051 triliun rupiah di tahun 2009.jika minyak bumi dan gas alam (migas) dikeluarkan dari perhitungan PDRB, maka nilai PDRB Kutai Kertanegara juga mengalami peningkatan sebesar 12,2%. Tahun 2009, PDRB tanpa migas mencapai 9,3 triliun dan meningkat menjadi 10,4 triliun di tahun 2010.

Ada empat sektor yang berpengaruh di Kabupaten Kutai Kertanegara yaitu sektor pertambangan, sektor pertanian, sektor peternakan, kehutanan dan perikanan, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran. Kegiatan perkebunan dan kehutan di Kabupaten Kutai Kertanegara merupakan kegiatan yang pada dasarnya berbasis sumber daya domestik yang dapat diperbaruhi. Selain itu sub sektor perkebunan dan sektor kehutanan tidak saja memberikan konstribusi yang berarti bagi pembangunan secara umum maupun devisa negara dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan tetapi, selain sebagai devisa negara dan PAD juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduknya khususnya yang tinggal di pedesaan.

Peranan sub sektor perkebunan dan sektor kehutanan juga mempunyai tantangan dan peluang yang akan dihadapi juga tuntunan sebuah pembangunan yang semakin transparan pada era otonomi daeah saat ini, maka arah perkembangan sub sektor perkebunan dan sektor kehutanan 5 tahun kedepan akan berubah. Menumbuhkan dan menetapkan agribisnis untuk mewujudkan perkebunan yang tangguh, maju dan efisien berbasis pada kawasan unggulan ekonomi yang melaui pemnafaatan potensi sumber daya alam, sosial budaya dan teknologi yang berwawasan lingkungan untuk mengantisipasi berbagai perubahan dan perkembangan pasar dunia, mengingat produk-produk yang dihasilkan dari perkebunan sebagian besar untuk tujuan ekspor.

Sub sektor perkebunan secara nasional telah memberikan konstribusi dalam menekan kesejahteraan struktural dan spasial yaitu melalui pendapatan petani dan penyebaran setra produksi perkebunan. Dengan itu, hal-hal tersebut maka kebijakan pembangunan perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara berdsarkan Propeda akan diarahkan pada terciptanya kondisi yang kondusif untuk tumbuh, berkembang dan berdayanya sistem perekonomian yang memebrikan peluang bagi pelaku ekonomi seara proposional terkait dengan secara fungsional sehingga membentuk kekuatan ekonomi wilayah yang sinergis dengan sektor lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun