Penyakit busuk tandan buah pada kelapa sawit disebabkan buah yang dipanen tidak segera diolah dan terlambatnya rotasi panen. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya penimbunan buah yang sudah dipanen baik di kebun ataupun di Pabrik kelapa sawit, sehingga memicu munculnya jamur penyebab penyakit busuk tandan buah kelapa sawit yaitu Marasmius palmivorius. Gejala serangan penyakit busuk tandan buah pada kelapa sawit adalah munculnya bintik-bintik putih pada permukaan buah kelapa sawit. Selain itu, tandan buah berubah warna menjadi cokelat serta tekstur menjadi lembek. Penyakit busuk tandan buah perlu ditangani dikarenakan mempengaruhi jumlah CPO yang dihasilkan. Jika buah sawit terkena penyakit busuk tandan buah, maka memiliki kadar asam lemak yang tinggi dengan rendemn minyak rendah (Sitorus dkk., 2020).
Pengendalian penyakit busuk tandan buah yaitu pertama, buah yang dipanen segera diolah agak tidak muncul jamur Marasmius palmivorius. Jamur dapat berkembang disebabkan keadaan yang lembab. Tandan buah yang saling ditumpuk menjadi satu akan mengakibatkan kelembaban tinggi dikarenakan tidak ada ruang antar tandan buah sehingga udara tidak dapat masuk di tumpukan tandan buah tersebut. Kedua, ketika panen harus dilakukan hati-hati supaya tidak terjadi luka gores pada buah yang dipanen. Luka gores mengakibatkan lapisan permukaan pada buah terbuka yang memudahkan mikroorganisme seperti jamur mudah menyerang (Smed, 2023). Ketiga, membakar tanaman yang terserang sehingga tidak menyebar ke tanaman lainnya. Keempat, mengurangi kelembaban udara pada tanaman kelapa sawit dengan cara melakukan penunasan secara teratur. Penunasan yaitu kegiatan memotong pelepah atau daun yang tidak produktif sehingga sirkulasi udara dapat terjaga dengan baik pada tanaman kelapa sawit yang dapat mengurangi kelembaban udara pada tanaman kelapa sawit. Kelima, melakukan pemberian fungisida selektif sehingga tanaman kelapa sawit tidak mudah terserang penyakit busuk tandan buah. Fungisida selektif bertujuan untuk mematikan jamur yang menyerang tanaman dan tidak mematikan serangga pembantu penyerbukan. Fungsida selektif tersebut seperti sikloheksimid dan kaptafol dengan konsentrasi sebanyak 300 ml per hektar (Khairani, 2021).
Â
KESIMPULAN
Penyakit busuk tandan buah pada kelapa sawit disebabkan buah yang dipanen tidak segera diolah dan terlambatnya rotasi panen sehingga memicu munculnya jamur Marasmius palmivorius. Beberapa pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan segera mengolah buah yang sudah dipanen, membakar tanaman yang terserang penyakit busuk tandan buah hingga memberikan fungisida pada tanaman sawit yang terserang penyakit busuk tandan buah.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal perkebunan, 2019. Statistik Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia 2019- 2021 Kementrian Pertanian. Jakarta.
Khairani, Y. C., & Nurcahyo, G. W. (2021). Sistem Pakar dalam Mengidentifikasi Tingkat Keparahan Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit Menggunakan Framework Codeigniter. Jurnal Informasi Dan Teknologi, 53-57.
Lukito, A.P., Sudrajat. Pengaruh Kerusakan Buah Kelapa Sawit terhadap Kandungan Free Fatty Acid dan Rendemen CPO di Kebun Talisayan 1 Berau. 2017. Buletin Agrohorti, 5(1), 37-44.
Pane, R. A., Gunawan, S., & Wirianata, H. (2023). Analisis Dampak Busuk Tandan Buah Kelapa Sawit terhadap Kualitas Crud Plam Oil di PT. PSAM. Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH), 1(2), 946-954.