Mohon tunggu...
PUTRI LAYLA GUSDIANI
PUTRI LAYLA GUSDIANI Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Jurnalistik

Mahasiswa Jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara yang memiliki kegemaran menulis sejak kecil. Saat ini, tengah mendalami keterampilannya dengan membuat artikel berita yang informatif dan relevan. Dengan minatnya yang kuat dalam berbicara dan bercerita melalui tulisan, serta berupaya mengembangkan perspektif jurnalistiknya untuk menjadi seorang jurnalis andal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Kenakalan: Mencari Makna dan Tujuan dalam Hidup

12 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   10:07 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Orangtua Dahlan kurang memperhatikannya, sudah beberapa kali surat panggilan mendatangi sosok ibunda Dahlan tapi kehadirannya tidak pernah datang,". ujar Pak Sembiring selaku Wakil Kepala Sekolah yang menangani kasus kenakalan pada siswa.

"Sebetulnya ibuku tau, karena sejak kecil perilaku Dahlan memang seperti ini. Waktu itu sering dimarahi, semakin bertamah usia ibu menjadi jarang peduli bahkan bilang hidup semauku saja. Tapi gapapa, aku tidak akan menjerumus ke hal yang negatif lainnya seperti narkoba dan seks bebas," ucap Dahlan.

Di balik semua kenakalannya, Dahlan memiliki sisi lain yang tidak diketahui oleh banyak orang. Ia berusaha mencari sekeping rezeki untuk membantu ibunya. Setiap  hari, Dahlan menjual aneka minuman segar dari buah-buahan seperti Mango Sago, Strawberry Milk Sago, Dll. Susah payah ia berdagang mengelilingi kota untuk bisa meraih penghasilan sendiri di usia yang masih muda. Meskipun ia dikenal dengan anak yang nakal, ia tidak pernah malu untuk berjualan. "Hasilnya bisa buat bantu ibu, hingga beli handphone baru," seru Dahlan.

Dahlan tidak hanya memperoleh uang dari hasil dagangannya, ia senang membantu bisnis teman-temannya yang lain. Hal baik yang bisa dicontohkan dari dirinya adalah melakukan bisnis yang baik, jujur, serta membagi hasil kepada orangtuanya. 

Masa sekolah berakhir, Dahlan sudah jarang berkumpul dengan teman-temannya. Kini ia menjalani kehidupan yang sebenarnya. Dahlan sadar, perlakuannya semasa sekolah memang tidak patut untuk dicontoh, karena itu ia ingin memperbaiki kehidupannya. Memperbaiki apa yang di lakukan, dan memulai kembali kehidupan yang lebih bermakna. 

Saat ini, Dahlan menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi ternama, selain hasil dari tabungan yang ia capai dari hasil berjualan, ia juga meraih beasiswa. "Kemarin ngerasa kurang tekun sama akademik, mau ditingkatin lagi mulai dari awal di pergutuan tinggi," ucap Dahlan. 

Dahlan menggunakan pengalaman masa lalunya sebagai sumber inspirasi bagi dirinya sendiri. Dia percaya dapat mengubah hidupnya dengan kerja keras dan dedikasi setelah melihat bagaimana ia berhasil melewati kesulitan. 

"Meskipun situasi sulit, aku tidak pernah menyerah. Aku bahkan menggunakan kesulitan itu sebagai dorongan untuk terus maju. Aku ingin menjadi contoh yang baik bagi generasi muda lainnya bahwa kita bisa bangkit dari kelemahan kita dan mencapai impian kita," lanjutnya.

Selain itu, Dahlan terus membantu ibunya dengan membantu pengeluaran keluarga. Terlepas dari fakta bahwa dia sedikit lebih mandiri, dia terus memberikan kontribusi dengan cara yang bijak dan tanggap, "Ibu masih butuh dukungan dariku, terutama dalam hal ekonomi, aku juga berusaha untuk memastikan bahwa mereka memiliki kehidupan yang nyaman dan aman. Itu menunjukkan bahwa saya telah mencapai sesuatu yang signifikan," Ucap Dahlan. 

Dengan komitmen yang kuat dan visi yang jelas, Dahlan berharap dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berubah dan menciptakan perubahan positif dalam dunia sekitarnya.

Demikianlah kisah Dahlan yang menunjukkan kekuatan dan komitmennya untuk membawa perubahan positif dalam hidupnya. Ia menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengubah nasib mereka dan mencapai impian mereka dengan kerja keras, komitmen, dan dukungan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun