"Lumayan, Mel. Gajinya bisa buat modal nikah. Oh yah, ngomong-ngomong kamu sudah nikah, Mel?''
"Kalau sudah kenapa, kalau belum kenapa?''
"Yah, pengen tahu saja.''
Obrolan mereka semakin akrab, sayangnya Melly harus segera pulang. Selain semua keperluannya sudah dibeli, ia tidak mau kemalaman di jalan. "Aku pulang dulu yah, Ric'' Melly melambaikan tangan siap melaju dengan motor kesayangannya.
***
Sore yang cerah saat semburat jingga belum beredar dari atap perbukitan. Saat anak-anak kecil bermain dengan gembira, Melly menghabiskan waktu senja dengan duduk-duduk di beranda rumah. Saking asyiknya ngobrol dengan teman-teman ia tak menyadari seorang pemuda berada tepat di depan rumahnya.
"Mel!" Pemuda yang tak lain adalah Rico memanggil Melly sambil senyum.
Melly menatap heran, dari mana Rico tahu tempat tinggalnya. "Ric, Kok kamu tahu rumahku?''
"Siapa dulu dong?, Rico!" Rico tersenyum bangga.
Melly menyuruhnya masuk kerumah. Obrolan di super marketpun berlanjut.
"Silahkan diminum, Nak.'' Ibu Melly mengantarkan minuman, disusul dengan ayahnya Melly. Rico orangnya ramah mudah akrab.