Mohon tunggu...
Putri Insani Chaniago
Putri Insani Chaniago Mohon Tunggu... Guru - ESSAI

Ade Aisah Putri Insani Chaniago. Tanggal 8 November 1996 adalah pertama kalinya saya menghirup udara di bumi. Tepatnya di salah satu sudut kota Jayapura, Papua. kota paling timur Republik Indonesia. Di kota inilah saya lahir dan besar, menghabiskan sebagian besar masa hidup saya dari timur Indonesia. Saya mengaku orang Papua, meski saya bukan berasal dari salah satu suku asli pulau Papua. Kulit dan rambut saya pun sama sekali berbeda dengan mereka yang adalah orang asli Papua. Tapi, saya lahir dan besar di tanah Papua sehingga saya merasa, Papua adalah tanah tumpah darah saya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi di Tengah Covid 19

19 Mei 2020   12:10 Diperbarui: 20 Mei 2020   07:55 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berapa Negara di dunia ini mengalami perlembatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari pendemi Virus Corona COVID-19. Arab Saudi, Turki, Malaysia, Singapura, China, dan beberapa Negara di asia termasuk Indonesia. Penyebaran covid-19 yang cepat merubah interaksi antara bisnis dan pelanggan.

Pada tanggal 31 Desember 2019, 27 kasus pneumonia dengan etiologi yang tidak diketahui diidentifikasi di Kota Wuhan, provinsi Hubei, Cina. Wuhan adalah kota terpadat di Cina tengah dengan jumlah penduduk melebihi 11 juta. Pasien-pasien ini terutama mengalami gejala klinis batuk kering, dispnea, demam, dan infiltrat paru

Kasus ini bermula dari sebuah Pasar Grosir Makanan Laut Huanan Wuhan, yang memperdagangkan ikan dan berbagai spesies hewan hidup termasuk unggas, kelelawar, marmut, dan ular (Lu Ha, 2020). Penyebab ini diidentifikasi dari sampel usap tenggorokan yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina (CCDC) pada 7 Januari 2020, dan selanjutnya dinamai COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebagian besar pasien yang terinfeksi COVID-19 mengalami gejala ringan seperti batuk kering, sakit tenggorokan, dan demam. Sebagian besar kasus telah diselesaikan secara spontan. Namun, beberapa telah mengembangkan berbagai komplikasi fatal termasuk kegagalan organ, syok septik, edema paru, pneumonia berat, dan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

54,3% dari mereka yang terinfeksi COVID-19 adalah laki-laki dengan usia rata-rata 56 tahun. Khususnya, pasien yang membutuhkan dukungan perawatan intensif lebih tua dan memiliki beberapa komorbiditas termasuk kardiovaskular, serebrovaskular, endokrin, pencernaan, dan penyakit pernapasan. Mereka yang berada dalam perawatan intensif juga lebih mungkin melaporkan dyspnoea, pusing, sakit perut, dan anoreksia. (World Health Organization, 2020)

Berdasarkan data yang dikutip dari tradingeconomics.com, saat ini penyebaran COVID-19 meluas ke 189 negara di dunia dengan total kasus terinveksi yaitu sebanyak 392.230 orang.

Sementara itu, 10 negara yang terinveksi terbanyak adalah Tiongkok sebanyak 81.171 orang, Italia 63.927 orang, Amerika Serikat 46.168 orang, Spanyol 39.673 orang, Jerman 30.150 orang, Iran 24811 orang, Prancis 19.856 orang, Swiss 9.117 orang, Korea Selatan 9.037 orang dan Inggris Raya sebanyak 6.650 orang.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa jumlah kasus COVID-19 yang tersebar di Negara Asia setelah Tiongkok adalah Iran dengan jumlah kasus sebanyak 24.811 orang, Korea Selatan 9.037 orang, Malaysia 1.624 orang, Israel 1.442 orang, Jepang 1.128 orang, Pakistan 875 orang, Thailand 827 orang, Indonesia 579 orang, dan Arab Saudi 562 orang. Angka kasus ini mengalami peningkatan setiap harinya, mengingat penularan COVID-19 bergerak dengan sangat cepat.

Mewabahnya virus ini selanjutnya dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret, 2020 dan diprediksi akan mencapai puncaknya sekitar April 2020, tanpa pengurangan yang signifikan dalam hal penularan. Dengan penyebarannya yang membabi buta dan berkelanjutan di seluruh benua, Rasmussen, dkk (2020)

Lalu, bagaimana dampak dari COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi di Dunia ?

Dikutip dari artikel liputan6.com, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini akan menurun hingga 2,7 persen. Prediksi tersebut turun dibanding hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Februari 2020 lalu, yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini berada pada kisaran 3,0-3,1 persen.

Selanjutnya, Bank Dunia dalam laporan pertengahan tahun Global Economic Prospect menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di banyak negara dalam tiga tahun ke depan dibandingkan dengan proyeksi yang mereka lakukan pertengahan tahun lalu.

Di dalam laporan tersebut, Bank Dunia memroyeksi tahun ini pertumbuhan ekonomi global akan berada di kisaran 2,5 persen, naik tipis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 2,4 persen. Secara bertahap, ekonomi akan tumbuh hingga 2,7 persen di 2022 mendatang. Proyeksi pertumbuhan tersebut lebih rendah 0,2 persen jika dibandingkan dengan prediksi Bank Dunia akhir Juni lalu.

Hal ini di pengaruhi semenjak adanya peraturan dari beberapa Negara yang memilih untuk lockdown, termasuk Indonesia yang sedang melawan virus yang penyebarannya sangat cepat. Pemerintah mengambil langkah untuk melakukan lockdown, karena dengan adanya lockdown  dapat mengurai potensi penyebaran virus dengan menghapus kontak social fisik.

Hal ini membuat dampak perekonomian menjadi buruk, seperti yang di rasakan oleh para pembisnis yang mulai merasa perunanan yang drastis atau bahkan tidak memiliki pelanggan sama sekali karena pelanggan sudah beraktivitas di rumah mereka masing-masing. Tetapi, keberlanjutan bisnis harus tetap dilakukan agar bisnis dapat dipertahankan. Mempertahankan bisnis yang berarti juga memperjuangkan penjualan selama wabah Virus Corona itu sangat memang tidak mudah.

Korona memang membuat banyak orang dilema, terlebih lagi nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dollar. Lalu apa langkah kita sebagai rakyat yang harus dilakukan? Seperti para pembisnis ?

Hal yang bisa kita lakukan.

Pertama penting untuk menghormati hubungan dan perkuat hubungan dengan pelanggan. Kedua buatlah promosi penjualan yang tepat, ini adalah waktu yang tepat memperkuat nilai dan dari produk. Selain promosi yang digunakan tepat, buatlah cara dan strategi penjualan yang kreatif. Entah melalui video yang sedih, lucu atau unik, melalui meme yang lucu, melalui email yang menarik dan berbagai cara lainnya yang disesuaikan kembali dengan target pasar produk bisnis. Berbeda target, berbeda mendekatinya.

Hindari kepanikan atas pandemi Virus Corona ini dan berhentilah berasumsi bahwa bisnis Anda akan segera bangkrut karena adanya penurunan penjualan. Banyak bisnis diambang kepanikan karena adanya isu-isu Virus Corona di luar sana. Anda tetap harus menjual produk UKM dan mencari calon pelanggan dengan berbagai cara yang dapat menarik hati pelanggan untuk tetap membeli produk UKM Anda.

Langkah terakhir kita berdoa agar wabah ini bisa teratasi tanpa adanya perburukan ekonomi di indonesia. #indonesiapastibisa #Lawancovid19 #indonesiabisa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun