Mohon tunggu...
Putri Insani Chaniago
Putri Insani Chaniago Mohon Tunggu... Guru - ESSAI

Ade Aisah Putri Insani Chaniago. Tanggal 8 November 1996 adalah pertama kalinya saya menghirup udara di bumi. Tepatnya di salah satu sudut kota Jayapura, Papua. kota paling timur Republik Indonesia. Di kota inilah saya lahir dan besar, menghabiskan sebagian besar masa hidup saya dari timur Indonesia. Saya mengaku orang Papua, meski saya bukan berasal dari salah satu suku asli pulau Papua. Kulit dan rambut saya pun sama sekali berbeda dengan mereka yang adalah orang asli Papua. Tapi, saya lahir dan besar di tanah Papua sehingga saya merasa, Papua adalah tanah tumpah darah saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Islam Rahmatan Lil'alamin bagi Indonesia

18 Mei 2020   11:15 Diperbarui: 18 Mei 2020   11:14 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai kekayaan alam yang sangat banyak, selain itu di dalamnya juga terdapat orang-orang yang berbeda, baik sukunya, bahasanya, budayanya bahkan yang lebih hebatnya lagi agamanya pun berbeda-beda. 

Perbedaan tersebut merupakan ciri khas Negara Indonesia yang membedakan dengan Negara lain. Perbedaan tersebut harus tetap dijaga kelestariannya agar warga Indonesia bisa hidup aman dan damai, tidak ada peperangan, diskriminasi, bahkan tidak ada saling menebarkan kebencian antara suku bangsa.

Seharusnya kita sebagai warga Negara Indonesia mempunyai rasa syukur atas Negara kita yang telah digariskan oleh Allah SWT menjadi Negara yang mempunyai berbagai macam perbedaan, sehingga dengan adanya perbedaan tersebut akan menimbulkan kehidupan yang sangat aman, damai, toleransi dan saling menjaga satu sama lain, sehingga ada kekuatan cinta yang sangat besar untuk Negara ini.

 Akan tetapi banyak beberapa kasus bullying dan deskriminasi sering terjadi membuat beberapa warga Negara kehilangan rasa amannya, sehingga ada beberapa kelompok organisasi yang ingin merubah pancasila menjadi Negara yang berbasis Khilafah.

Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia sudah seharusnya bisa menghilangkan beberapa tindakan tersebut, sehingga islam bisa memberikan rasa aman dan nyaman untuk agama lain. 

Salah satu cara Islam untuk mewujudkan hal tersebut sesungguhnya sudah ada dalam Alqur'an yang artinya "Dan tidaklah kami mengutus engkau wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam". Sehingga dengan adanya ayat tersebut maka konsep islam dikenal sebagai islam rahmatan lil'alamin.

Berbicara tentang Islam, Islam adalah kata yang tak lagi asing bagi semua orang di dunia ini. Kata Islam selalu identic dengan salah satu nama agama dibumi pertiwi ini. 

Namun tidak sedikit dari mereka yang tidak memahami makna Islam yang sesungguhnya. Banyak orang yang memandang Islam sebatas dari oknum-oknum yang menjalankannya. 

Perlu diketahui dan dipahami pula makna Islam yang sesungguhnya. Apa arti dari sebuah kata Islam yang selama ini sangat kental di Negara tercinta ini. Tidaklah pantas jika menilai sesuatu hanya dari perspektif saja tanpa mengenali makna yang tersirat didalamnya.

Secara etimologi, kata Islam berasal dari bahasa Arab "Salima" yang berarti damai, selamat atau sejahtera. Secara terminology, islam adalam agama yang diturunkan Allah yang mengajarkan dan mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan sekitarnya. 

Misi utama Islam adalah mengantarkan manusia menuju jalan kehidupan yang damai, harmonis, aman, tentram, bahagia dan sejahtera dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Dari kata Islam tersebut dapat diketahui bahwa Islam adalah agama pembawa perdamaian.

Apabila Islam telah dikenali dengan baik dan diaplikasikan dalam kehidupan, maka teorema-teorema yang ada akan kembali pada postulat awalnya bahwa Islam itu rahmatan lil'alamin. 

Dengan nilai-nilai yang terkandung pada Islam rahmatan lil'alamin diantaranya kemanusiaan, keadilan, egalitarianisme, musyawarah, pluralisme, toleransi, moderatisme, inklusivisme, dan gender awareness, maka virus-virus perdamaian dalam Islam akan tersebar merata tidak hanya pada umat Islam sendiri, namun juga kaum agama lain dan seluruh insan diatas bumi ini. 

Jika yang terjadi demikian, maka teorema-teorema negative tentang Islam akan sirna dengan sendirinya, tertutup oleh postulat yang jauh lebih baik mutlak kebenarannya. 

Tidak ada lagi kekerasan, ektrimisme, radikalisme dan terorisme di negeri tercinta ini. Yang ada tinggallah sebuah kerukunan, toleransi dan saling menghormati satu dengan yang lain. 

Sebagaimana kutipan dari KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mengatakan bahwa "Tidak penting apapun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah Tanya apa agamamu".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun