Efektivitas Kampanye Media Sosial Prabowo Subianto Dalam Mempengaruhi Pemilih Di Pilpres 2024
Putri Indriani1
1,2,3Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
Email Penulis Koresponden (k): indrianiputri151@gmail.com
Abstract
This article explores the effectiveness of Prabowo Subianto's social media campaign in influencing voters in the upcoming Indonesian presidential election. It emphasizes Prabowo Subianto efforts to improve his image on various social media platforms like X, Tiktok, Instagram, and Youtube. The hashtags #KamiAkanSelaluDisini, #AllinPrabowo, #PrabowoBentengNKRI, #InstallPrabowo, #Prabowohargamati2024 have gained support from different sectors of society. The article also discusses the role of social media in political communication, including the potential for misinformation and attacks against politicians. It acknowledges that Prabowo Subianto faced public opinion against him due to his past human rights crimes, which affected his popularity. However, his image is gradually improving on social media, with growing support from the younger generation and other public figures. The article suggests that if used correctly, the current media landscape could help improve Prabowo Subianto's reputation and increase his chances of winning the 2024 Indonesian presidential election.
Keywords: Prabowo Subianto; Pemilihan Presiden; Media Sosial
Abstract
Artikel ini membahas tentang efektivitas kampanye media sosial Prabowo Subianto dalam mempengaruhi Pemilih Di Pilpres 2024. Hal ini menyoroti perkembangan citra Prabowo Subianto di berbagai platform media sosial seperti X, Tiktok, Instagram, dan Youtube, dengan hashtag #KamiAkanSelaluDisini, #AllinPrabowo, #PrabowoBentengNKRI, #InstallPrabowo, #Prabowohargamati2024 mendapat dukungan penuh dari berbagai kalangan masyarakat. Artikel ini membahas peran media sosial dalam komunikasi politik dan potensinya dalam menyebarkan informasi yang salah dan menyerang politisi. Upaya Prabowo memperbaiki citranya melalui berbagai aktivitas media juga turut dibahas. Seperti kita ketahui bersama, rekam jejak Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia tidak selalu cemerlang karena opini masyarakat yang menentangnya. Ketika orang menyebut nama Prabowo Subianto, mereka sering teringat akan kejahatan HAM yang dilakukannya di masa lalu. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab Prabowo Subianto tak mampu merebut hati masyarakat. Berbicara mengenai masa kini, citra Prabowo Subianto berangsur-angsur membaik, terlihat di media sosial (X, TikTok, Instagram, Youtube). Hal ini dibuktikan dengan derasnya dukungan anak muda terhadap Prabowo Subianto di media sosial pada pemilihan presiden Indonesia mendatang. Anggota masyarakat terkemuka juga menunjukkan dukungan tidak langsung. Mulai dari politisi, veteran, hingga ulama. Tentu saja, jika sasarannya tepat, perkembangan media saat ini bisa menjadi benteng untuk memperbaiki citra buruk Prabowo Subianto. Banyak pengakuan dan dukungan yang diperoleh Prabowo Subianto dalam mensukseskan Pilpres Indonesia 2024 dengan memberikan semangat kepada generasi muda di media sosial.
Kata Kunci:Â Prabowo Subianto; Pemilihan Presiden; Media Sosial
1. Latar Belakang
       Komunikasi politik dalam penggunaannya adalah menyatukan gagasan-gagasan politik yang ada dalam masyarakat, baik dalam kelompok, lembaga, perkumpulan, maupun cabang kegiatan politik pemerintah. Menurut Almond dan Powell, komunikasi politik merupakan fungsi politik yang menggabungkan fungsi-fungsi lain yang ada dalam sistem politik, seperti agregasi, artikulasi, rekrutmen, dan sosialisasi. Seiring berjalannya waktu, komunikasi politik sangat membutuhkan peran besar media sosial untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan mudah dan cepat. Media sosial merupakan sumber informasi yang cukup efektif bagi masyarakat mengenai situasi politik yang terjadi saat ini. Media sosial tidak hanya memberikan informasi dan pesan politik kepada masyarakat, namun pemerintah seringkali menggunakan media sosial dalam meningkatkan dirinya melalui pencitraan diri dan secara tidak langsung untuk mempertahankan opini public terhadap apa yang ditunjukan didalam media sosial yang sangat berbanding terbalik.
       Pemilihan Presiden di Indonesia merupakan momen krusial yang akan menentukan arah masa depan negara. Dalam era digital ini, media sosial telah menjadi alat penting dalam kampanye politik, memungkinkan calon presiden untuk menjangkau pemilih secara lebih luas dan efektif. Salah satu calon presiden yang memanfaatkan media sosial secara intensif adalah Prabowo Subianto. Meskipun memiliki citra yang kontroversial di masa lalu, Prabowo berupaya memperbaiki pandangannya di mata publik melalui berbagai strategi komunikasi politik di media sosial. Prabowo Subianto dikenal dengan masa lalunya yang kontroversial, yang membuatnya memiliki citra negatif di sebagian masyarakat. Namun, ia tidak berdiam diri. Prabowo aktif menghadiri berbagai acara publik dan platform media sosial untuk memperbaiki citranya. Misalnya, ia sering tampil di podcast di YouTube dan mengisi acara sosialisasi di berbagai kampus di Indonesia. Mahasiswa, yang merupakan mayoritas pengguna aktif media sosial seperti Instagram dan YouTube, menjadi sasaran strategis untuk mengubah persepsi publik tentang Prabowo.
Salah satu momen penting dalam upaya ini adalah ketika Prabowo tampil di acara "Capres Bicara Gagasan" yang dipandu oleh Najwa Shihab. Dalam acara tersebut, tingkah laku Prabowo yang mengundang tawa, seperti joget yang viral, berhasil mengubah citra negatifnya menjadi lebih positif di mata audiens. Video tersebut menjadi viral di media sosial dan menjadi bahan perbincangan hangat selama beberapa hari. Ini menunjukkan bagaimana gerak-gerik dan komunikasi non-verbal Prabowo bisa mengubah persepsi masyarakat dan memperbaiki citranya. Kampanye politik melalui media sosial terbukti sangat efektif dalam mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap politisi. Namun, media sosial juga memiliki sisi negatif, seperti penyebaran hoaks yang dapat merugikan calon tertentu dan menguntungkan pihak lain. Ketidaktahuan masyarakat dalam menggunakan media sosial secara bijak dapat berdampak buruk pada proses pemilihan presiden.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Media Digital dan Media Sosial
       Dalam era digital saat ini, Media digital memiliki kemampuan dalam menghubungkan individu dari berbagai latar belakang dan budaya, telah mengubah cara masyarakat berinteraksi, berkomunikasi, dan memahami dunia di sekitar mereka (Arianto, 2021). Media sosial, sebagai bagian dari media digital, telah menjadi platform utama di mana interaksi sosial terjadi. Dengan jutaan pengguna aktif setiap harinya, media sosial memungkinkan individu untuk berbagi informasi, pendapat, dan emosi dengan audiens yang luas (Muntazah & Andhikasari, 2022). Namun, sementara media sosial memberikan peluang untuk interaksi yang lebih luas dan demokratis, ia jugamembawa tantangan, seperti penyebaran informasi palsu atau hoax, yang dapat mempengaruhi persepsi dan keputusan individu (Amaly & Armiah, 2021).
       Media sosial telah banyak merevolusi cara kampanye politik. Kaplan dan Haenlein (2010), media sosial menawarkan berbagai platform interaktif yang memungkinkan komunikasi dua arah antara politisi dan pemilih. Tumasjan et al. (2010) hal ini menunjukkan bahwa aktivitas di media sosial dapat mencerminkan dan mempengaruhi hasil pemilu. Dalam konteks Indonesia, Nugroho (2012) bahwa media sosial menjadi alat utama dalam kampanye politik, memudahkan politisi dalam menjangkau demografi pemilih muda yang aktif secara digital.
       Dapat disimpulkan bahwa media sosial merupakan alat yang ampuh dalam kampanye politik modern. Dengan memanfaatkan platform ini secara efektif, politisi dapat membangun komunikasi yang lebih dekat dan personal dengan pemilih, memengaruhi opini publik, dan bahkan mengubah hasil pemilu. Tidak hanya itu penggunaan media sosial dalam kampanye politik juga harus diimbangi dengan tanggung jawab etis dalam mencegah penyebaran informasi palsu yang dapat merusak proses demokrasi.
Â
2.2 Media Sosial Sebagai Alat KampanyeÂ
       Media sosial memiliki kemampuan untuk menjangkau audiens yang luas dalam waktu singkat. Platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memungkinkan politisi untuk menyampaikan pesan mereka secara langsung kepada pemilih tanpa perantara media tradisional. Ini telah terbukti sangat efektif dalam mobilisasi massa dan pengorganisasian acara kampanye. Sari dan Lestari (2018) media sosial memfasilitasi interaksi langsung antara politisi dan pemilih, yang memungkinkan peningkatan partisipasi politik terutama di kalangan generasi muda. Hal ini penting dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi persepsi pemilih. Prasetyo dan Wibowo (2020) menunjukkan bahwa media sosial telah digunakan secara luas untuk menyebarkan berbagai jenis konten kampanye, termasuk iklan politik, meme, dan video kampanye yang menarik perhatian publik.
       Media sosial juga menawarkan alat analitik yang memungkinkan kampanye politik untuk mengukur efektivitas pesan mereka secara real-time. Dengan menggunakan data dari interaksi pengguna, kampanye dapat disesuaikan untuk lebih efektif menargetkan audiens yang spesifik. Kurniawan (2018) menunjukkan bahwa politisi yang memanfaatkan analitik media sosial dapat mengoptimalkan strategi kampanye mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik.
       Sebagai platform interaktif, media sosial memungkinkan politisi untuk berkomunikasi langsung dengan pemilih tanpa perlu perantara media tradisional seperti koran atau televisi. Platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube memungkinkan politisi untuk menyampaikan pesan kampanye mereka secara langsung kepada pemilih dengan cara yang lebih pribadi dan terukur. Strategi kampanye melalui media sosial tidak hanya memungkinkan penyebaran informasi tentang visi dan program politik, tetapi juga memfasilitasi interaksi dua arah antara politisi dan pemilih. Politisi dapat memanfaatkan data analitik dari media sosial untuk memahami preferensi pemilih, memperkuat pesan kampanye, dan mengoptimalkan strategi komunikasi untuk mencapai target audiens secara efektif.
       Media sosial juga berperan dalam meningkatkan partisipasi politik, terutama di kalangan generasi muda yang aktif secara digital. Konten kampanye yang kreatif seperti video, meme, dan infografis sering kali menjadi viral dan memperluas jangkauan pesan politik. Selain itu, politisi dapat menggunakan media sosial untuk mengorganisir acara kampanye, menggalang dukungan, dan menjawab pertanyaan atau kritik dari pemilih secara langsung. Penggunaan media sosial dalam kampanye politik juga membawa tantangan, terutama terkait dengan penyebaran informasi palsu atau hoaks yang dapat merusak reputasi kandidat atau mempengaruhi opini publik secara negatif.
3. Metode Penulisan
       Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah studi literatur. Metode studi literatur memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi suatu konsep, teori, dan temuan terdahulu yang dapat digunakan sebagai landasan teori dan kerangka analisis. Pendekatan ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik tanpa harus melakukan penelitian empiris. Penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana efektivitas kampanye media sosial Prabowo Subianto mempengaruhi pemilih dalam Pilpres 2024, serta mengidentifikasi strategi-strategi efektif yang dapat digunakan dalam kampanye politik melalui media sosial.
4. Hasil dan Pembahasan
       Berbicara mengenai komunikasi politik tidak bisa lepas dari media sosial, karena memegang peranan penting di era pemilihan presiden. Hal ini dimanfaatkan sendiri oleh Prabowo Subianto, Ia merupakan salah satu calon presiden yang diusulkan dari persatuan partai politik di Indonesia (Gerindra, Golkar, PAN, Partai Demokrat, PBB, PSI, Garuda, Gelora, Aceh, Berkarya, PRIMA) pada Pilpres 2024 dan saat ini Prabowo menjadi calon presiden. Prabowo juga berlata belakang sebagai menteri Pertahanan ke-26 Kabinet Indonesia Maju di periode 2019 -- 2024.
Hal ini yang menjadi poin penting dalam komunikasi politik khususnya pada saat pemilihan presiden. Sebelumnya, Prabowo Subianto mempunyai citra yang kurang baik di mata masyarakat Indonesia. Namun, memanfaatkan media sosial secara maksimal dengan cara ini kemungkinan besar akan meningkatkan citra Prabowo. Lebih lanjut, pernyataan-pernyataan yang sering disampaikan oleh Prabowo dalam podcast, seminar, penelitian, dan lain-lain selalu mengacu pada situasi dan situasi terkini di Indonesia. Gerak tubuh Prabowo Subianto kerap memancing gelak tawa, apalagi di kalangan anak muda masa kini yang lebih menyukai sesuatu yang santai. Prabowo Subianto yang selalu tampil santai saat berbicara di depan umum berdampak positif pada tindakannya. Tentu saja latar belakang militer dan politik Prabowo Subianto sangat menarik.
4.1 Latar Belakang dan Track Record
       Dalam bidang politiknya Prabowo Subianto memiliki latar belakang sebagai mantan perwira tinggi negara TNI dan telah menjabat dalam berbagai posisi penting di di pemerintahan Indonesia. Tidak hanya itu ia juga merupakan pendiri dan pemimpin Partai Gerindra, yang merupakan salah satu partai politik terbesar di Indonesia. Pengalaman dan track record politik Prabowo membuatnya sangat dikenal sebagai sosok yang memiliki visi dan misi yang tinggi serta jelas untuk Indonesia (Hadi, 2018). Prabowo juga memiliki berbagai kontroversi serta kritik yang mengiringi karir politiknya, yang perlu diperhitungkan (Arianto, 2021).
4.2 Pengaruh Media Sosial terhadap Pemilihan Presiden
       Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi salah satu instrumen yang paling berpengaruh dalam membentuk opini publik, khususnya dalam konteks pemilihan presiden. Menurut Hadi (2018), mediasosial mempengaruhi persepsi publik terhadap calon presiden dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya(Hadi, 2018). Dalam konteks Indonesia, media sosial telah menjadi medan pertempuran informasi antara pendukung masing-masing calon. Salah satu aspek kunci dari pengaruh media sosial adalah kemampuannya untuk mempengaruhi persepsi publik. Arianto (2021) menunjukkan bahwa transformasi budaya digital di Indonesia telah mengubah cara masyarakat memandang dan menilai calon presiden (Arianto, 2021). Dengan adanya media sosial, informasi dapat disebarkan dengan cepat dan luas, memungkinkan narasi tertentu untuk mendominasi diskusi public
4.3 Efektivitas Kampanye Di Media Sosial
       Efektivitas kampanye Prabowo Subianto di media sosial dalam Pemilihan Presiden 2024 dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yang menunjukkan bagaimana strategi digitalnya berhasil mempengaruhi persepsi publik dan meningkatkan keterlibatan pemilih. Prabowo Subianto, yang sebelumnya menghadapi citra kontroversial, berhasil menggunakan media sosial sebagai platform utama untuk mengubah persepsi publik dan membangun citra positif. Melalui penampilan di berbagai podcast di YouTube, serta kehadirannya di acara-acara sosial di kampus-kampus yang mayoritas penggunanya adalah aktif di media sosial seperti Instagram dan YouTube, Prabowo berhasil mencapai audiens yang lebih luas dan beragam (Hidayat, 2019).
Salah satu momen penting dalam kampanye digital Prabowo adalah ketika ia tampil di acara "Capres Bicara Gagasan" yang dipandu oleh Najwa Shihab. Tingkah laku Prabowo yang mengundang tawa, seperti saat ia berjoget, menjadi viral dan dibicarakan secara luas di media sosial, mengubah citra negatifnya menjadi lebih positif (Wardani, 2020). Selain itu, strategi media sosial Prabowo yang melibatkan penyebaran konten-konten menarik dan informatif, seperti infografis dan video pendek, berhasil menarik perhatian banyak pengguna dan memperkuat pesan kampanye (Setiawan & Kartika, 2021).
Kampanye di media sosial tidak lepas dari tantangan. Penyebaran informasi palsu atau hoaks masih menjadi ancaman signifikan yang dapat merusak reputasi calon dan mempengaruhi keputusan pemilih (Amaly & Armiah, 2021). Oleh karena itu, tim kampanye Prabowo juga harus fokus pada pengelolaan reputasi dan pemantauan konten untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat dan dapat dipercaya. Secara keseluruhan, kampanye di media sosial yang dijalankan oleh Prabowo Subianto menunjukkan efektivitas yang signifikan dalam menjangkau dan memengaruhi pemilih, asalkan dikelola dengan baik dan bertanggung jawab.
4.4 Isu-isu Utama yang Diangkat dalam Kampanyenya
        Salah satu kekuatan Prabowo dalam kampanyenya adalah kemampuannya untuk mengangkat isu-isu yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Beberapa isu utama yang diangkat oleh Prabowo dalam kampanyenya antara lain adalah pemberdayaan ekonomi rakyat, peningkatan kualitas pendidikan, dan penguatan pertahanan negara. Prabowo juga menekankan pentingnya membangun Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkeadilan (Ulfah, 2022). Dengan mengangkat isu-isu tersebut, Prabowo ingin menunjukkan komitmennya untukmembangun Indonesia yang lebih baik dimasa depan. Prabowo menyoroti pentingnya membangun ekonomi yang mandiri dan berdaulat, mengurangi ketergantungan pada impor, serta meningkatkan lapangan kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Penguatan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Isu ekonomi menjadi fokus penting dalam kampanye tersebut. Prabowo Subianto menyoroti perlunya reformasi ekonomi yang lebih adil dan inklusif, dengan menekankan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia serta mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Melalui konten-konten edukatif dan informatif di media sosial, Prabowo berusaha untuk menyampaikan visinya tentang pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan bagi semua. Dapat disimpulkan, Prabowo Subianto merupakan salah satu calon presiden yang memiliki latar belakang, pengalaman, dan visi yang kuat untuk Indonesia. Dengan strategi kampanye yang efektif dan isu-isu yangrelevan, Prabowo memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu kontestan utama dalam pemilihan presiden 2024.
4.5 Gaya Komunikasi Politik seorang Prabowo Subianto
       Prabowo Subianto yang sangat dikenal memiliki gaya komunikasi politik yang khas, yang menggabungkan ketegasan militer dengan pendekatan populis yang menarik bagi berbagai kalangan masyarakat. Gaya komunikasinya mencerminkan latar belakang militernya, di mana ia sering menggunakan retorika yang kuat dan langsung dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Prabowo sering kali menekankan pentingnya nasionalisme dan kedaulatan negara dalam pidato-pidatonya, yang bertujuan untuk membangkitkan rasa kebanggaan dan patriotisme di kalangan pendengarnya (Wibowo, 2019).
Prabowo juga memperlihatkan sisi populisnya dengan sering berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui berbagai acara publik dan media sosial. Ia kerap menghadiri acara-acara yang diadakan di kampus-kampus dan komunitas lokal, di mana ia berusaha mendengarkan dan menanggapi keluhan serta aspirasi masyarakat secara langsung. Gaya ini memberikan kesan bahwa ia dekat dengan rakyat dan memahami permasalahan yang dihadapi oleh berbagai lapisan masyarakat. Dalam interaksinya di media sosial, Prabowo juga menggunakan bahasa yang lebih informal dan mudah dipahami, yang membuatnya lebih relatable bagi pemilih muda yang aktif di platform digital (Rachman, 2021).
Dalam hal ini Prabowo juga tidak ragu menunjukkan sisi humanis dan humorisnya, seperti yang terlihat dalam beberapa acara televisi dan podcast. Misalnya, penampilannya yang mengundang tawa di acara "Capres Bicara Gagasan" bersama Najwa Shihab menunjukkan bahwa ia mampu berkomunikasi dengan cara yang lebih santai dan menghibur, yang membuatnya lebih disukai oleh audiens yang lebih luas (Wardani, 2020). Kemampuan untuk menggabungkan ketegasan dengan kehangatan ini membuat gaya komunikasi politik Prabowo Subianto menjadi unik dan efektif dalam menjangkau berbagai segmen masyarakat.
5. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
       Efektivitas kampanye media sosial Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 memiliki potensi yang besar dalam mempengaruhi pemilih dan memperbaiki citra publiknya yang kontroversial di masa lalu. Prabowo berhasil memanfaatkan berbagai platform media sosial seperti X, TikTok, Instagram, dan YouTube untuk menyampaikan pesan politiknya secara efektif dan menjangkau audiens yang lebih luas, terutama pemilih muda. Melalui strategi komunikasi yang kreatif, seperti penampilan di podcast dan acara sosial, serta gerak-gerik yang menarik perhatian publik, Prabowo mampu mengubah persepsi negatif menjadi lebih positif.
Penggunaan media sosial dalam kampanye politik juga membawa tantangan, seperti penyebaran informasi palsu yang dapat mempengaruhi pemilih. Tak hanya itu dengan manajemen reputasi yang baik dan pemantauan konten yang ketat, kampanye media sosial dapat dijalankan secara efektif dan bertanggung jawab. Gaya komunikasi politik Prabowo Subianto yang menggabungkan ketegasan militer dan pendekatan populis telah terbukti efektif dalam menjangkau berbagai segmen masyarakat. Interaksi langsung dengan masyarakat dan penggunaan bahasa informal di media sosial membuatnya lebih relatable dan mendekatkan dirinya dengan pemilih muda. Kemampuan Prabowo untuk menunjukkan sisi humanis dan humornya juga menambah daya tariknya sebagai calon presiden.
Â
5.2 SaranÂ
       Menurut pendapat saya mengenai efektivitas kampanye media sosial Prabowo Subianto dalam mempengaruhi pemilih presiden, Prabowo Subianto berhasil menggunakan media sosial dengan efektif untuk memperbaiki citra dan mempengaruhi pemilih, terutama generasi muda. Hal ini penting untuk menegaskan bahwa strategi komunikasi yang kreatif dan penggunaan platform yang tepat sangat mendukung keberhasilan kampanye politik modern. Serta dengan adanya media sosial lebih mempermuda dalam kampanye politik, maka dari itu dalam penggunaan gaya komunikasinya Prabowo Subianto harus memberikan pandangan baik terhadap masyarakat dan tidak arogan pada saat mencalonkan diri pada tahun 2019, dan Prabowo Subianto memanfaatkanya dengan sangat baik, dengan menggabungkan elemen advokasi militer dan pendekatan populis. Hal ini termasuk interaksi langsung dengan masyarakat, penggunaan bahasa informal, serta kemampuan untuk menampilkan sisi kemanusiaan dan humor. Menunjukkan kesesuaian strategi komunikasi dengan audiens yang dituju.
Daftar Pustaka
Â
Rizky, A. T. J., Harris, E. A., & Soekarno, Z. P. (2023, November). Analisis Komunikasi Politik Prabowo Subianto Di Media Sosial Menjelang Kontestasi Pemilihan Presiden 2024. In Prosiding Seminar Nasional Ilmu Ilmu Sosial (SNIIS) (Vol. 2, pp. 673-680).
Anderson, C. W., Toor, S., & Hassan, M. (2020). Digital Media and Democracy in Southeast Asia: The Impact of Social Media on Political Participation. Palgrave Macmillan.
Faradis, N., Al Fauzah, N. A., & Al Anshori, M. I. (2023, November). Media Sosial dan Persepsi Publik: Analisis Strategi Kampanye Digital Calon Presiden Indonesia 2024. In Prosiding Seminar Nasional Ilmu Ilmu Sosial (SNIIS) (Vol. 2, pp. 643-652).
Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The challenges and opportunities of SocialMedia. Business Horizons, 53(1), 59-68.
Nugroho, Y. (2012). Social Media and the 2014 Presidential Election in Indonesia. Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities, 4, 1-15.
Tumasjan, A., Sprenger, T. O., Sandner, P. G., & Welpe, I. M. (2010). Predicting Elections with Twitter: What 140 Characters Reveal about Political Sentiment. Proceedings of the Fourth International AAAI Conference on Weblogs and Social Media.
Sari, I., & Lestari, W. (2018). Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pemilih Pemula. Jurnal Politik dan Pemerintahan, 14(3), 210-225.
Prasetyo, B., & Wibowo, H. (2020). Propaganda Politik di Media Sosial: Analisis Konten Kampanye di Pemilihan Presiden 2019. Jurnal Penelitian Komunikasi, 22(1), 77-89.
Wibowo, A. (2019). Komunikasi Politik dalam Perspektif Militer: Studi Kasus Prabowo Subianto. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Rachman, F. (2021). Media Sosial dan Komunikasi Politik: Studi Gaya Komunikasi Prabowo Subianto. Bandung: Penerbit ITB.
Wardani, R. (2020). Strategi Komunikasi Politik di Media Sosial: Analisis Kampanye Prabowo Subianto. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Hidayat, R. (2019). Media Sosial dalam Kampanye Politik: Studi Kasus Pemilihan Presiden Indonesia. Bandung: Penerbit ITB.
Wardani, R. (2020). Strategi Komunikasi Politik di Media Sosial: Analisis Kampanye Prabowo Subianto. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Setiawan, T., & Kartika, D. (2021). Konten Digital dan Pengaruhnya dalam Kampanye Politik. Surabaya: Universitas Airlangga Press.
Amaly, L., & Armiah, S. (2021). Hoaks di Media Sosial dan Dampaknya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H