- Sebagai Perawat yang mengutamakan caring dalam pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang maksimal tanpa melihat latar belakang klien, Oleh karena itu, Fawcett1 menganggap wacana metaparadigma keperawatan sebagai tantangan keperawatan di abad ini dan berpendapat bahwa keperawatan perlu mempertimbangkan keberagaman sudut pandang dalam keperawatan. Saat ini, perbedaan budaya, agama, dan sosial dalam masyarakat yang berbeda (seperti populasi Islam) merupakan tantangan besar bagi sistem perawatan kesehatan. Akibatnya, keperawatan membutuhkan teori yang dibentuk berdasarkan keyakinan dan nilai-nilai budaya dari komunitas yang berbeda.Indonesia sebagai negara dengan penduduk islam terbesar di dunia menjadikan norma dan prilaku sosial masyarakat di Indonesia secara tidak sadar merefleksikan nilai-nilai ajaran islam. Meskipun demikian, kita tidak bisa mengesampingkan saudara kita yang berbeda keyakinan, tentu setiap individu memiliki karakteriktis yang berbeda-beda terlepas dari latar belakang agama atau budaya sehingga memiliki cara serta metode yang berbeda dalam pendekatan caring.
- Meskipun ada banyak penelitian tentang caring dan faktor-faktor yang terkait, tidak banyak penelitian tentang caring yang memut nilai Islami dan faktor-faktor yang terkait. Islamic Caring penting diterapkan pada institusi pelayanan kesehatan berbasis Islam, dimana mayoritas pasien yang datang dan dirawat di rumah sakit adalah umat Islam sebagai mana hal nya di Indonesia. Bagi pasien muslim memiliki tata cara tersendiri dalam sistem ibadahnya dan juga harus dipenuhi oleh perawat, sehingga kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual pasien terpenuhi. Penerapan Islamic Caring kemungkinan dapat meningkatkan kepuasan pasien, seperti temuan penelitian sebelumnya yang pada akhirnya dapat menimbulkan loyalitas pasien
- Islam adalah agama yang hidup, terlepas dari luasnya total populasi dan pandangan filosofis mereka yang khusus, sangat sedikit yang telah dipublikasikan tentang pemahaman konsep caring dalam sudut pandang islam pada sistem perawatan kesehatan
- Oleh karena itu, klarifikasi konsep metaparadigma, dalam terang pandangan dunia Islam, dapat dengan tepat membuka jalan bagi teori keperawatan dalam masyarakat Islam dan perawatan budaya klien Muslim.
Dalam upaya membuka jalan teori, perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik dalam bentuk perilaku caring atau sikap peduli terhadap orang lain. Caring merupakan inti dari keperawatan berupa pengetahuan, sikap dan perilaku yang dilandaskan oleh nilai-nilai kebaikan, perhatian, kasih sayang terhadap diri sendiri dan orang lain serta menghormati keyakinan spiritual klien.
Islam dibangun berdasarkan tuntunan Al Quran dan As sunnah yang didalamnya terdapat 3 konsep utama dari islam yakni rukun iman, rukun Islam dan hukum Islam. Melalui 3 konsep tersebut Islam membangun proses kepedulian terhadap sesama yang terbentuk dalam masyarakat. Hal tersebut mempengaruhi pada gaya hidup dan perilaku masyarakat Islam. Ketaatan terhadap konsep Islam ini memberikan asumsi bahwa seseorang harus menjalankan konsep-konsep tersebut untuk menjadi intervensi kesehatan, termasuk caring (Ratodi, 2015). Caring Islami adalah bentuk peduli yang berlandaskan nilai-nilai keislaman yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Hadis
Caring Islami merupakan perilaku profesional perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan berdasarkan kemampuan intelektual yang diberikan kepada pasien, keluarga dan masyarakat dengan penuh perhatian, peduli, ramah, empati, santun, komunikasi terapeutik serta selalu tanggap untuk memberikan yang terbaik bagi klien berdasarkan Al-quran dan AsSunnah. Caring Islami mencakup beberapa karakteristik antara lain professional, ramah, amanah, istiqomah, sabar dan ikhlas (Widarti, 2010). Caring Islami merupakan perceived performance atau kinerja yang diterima oleh pasien dalam teori expectancy-disconfirmation yang dikemukakan oleh Woodruff dan Gardial (2002) yaitu bentuk kinerja obyektif atau teknis yang diberikan oleh perawat kepada pasien berupa pelayanan keperawatan di mana pasien akan merasa lebih puas dengan kemampuan perawat untuk menyediakan apa yang mereka butuhkan.
. Islam menjelaskan bahwa sebagai manusia mempunyai kewajiban untuk berbuat baik terhadap sesama manusia serta arahan dalam berhubungan di masyarakat, berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Ali 'Imran Ayat 159 :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١٥٩
Artinya“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”
Hal ini selaras dengan teori caring yang terangkan, pada ayat ini menyatakan kita tidak boleh bersikap kasar sebagai mana konsep caring yang menyatakan bahwa tindakan perawat dalam menanggapikeluhan pasiendengan mendengarkan yang dirasakan pasien, bentuk perilaku Caring tentang bagaimana peran seorang perawat yang hadir secara utuh, mendengarkan pasien bukan hanya sekedar mendengar tetapi hadir menemani pasien dalam setiap keluhan yang di rasakan saat pasien(Chandra & Suhita, 2022). Perilaku yang ditampilkan oleh perawat adalah dengan memberikan rasa nyaman,perhatian, kasih sayang, peduli, pemeliharaan kesehatan, memberikan dorongan, empati, minat, cinta, percaya, melindungi, kehadiran, mendukung, memberikan sentuhan dan siap membantu serta mengunjungi klien(Pratikno & Hasudungan, 2023) hal ini juga di terangkan baginda Rasullulloh SAW yaitu:
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ أَسْبَاطِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْقُرَشِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ حُدِّثْتُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ فِي الدُّنْيَا يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
Telah menceritakan kepada kami Ubaid bin Asbath bin Muhammad Al Qurasyi, telah menceritakan kepadaku bapakku dari Al A'masy berkata, telah diceritakan kepada dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ bersabda, "Barang siapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. (HR. At-Tirmidzi)
Dalil dan hadist diatas menunjukan bahwa konsep caring telah di bawa oleh islam terlebih dahulu yang mana nilai- nilainya bisa di terapkan dalam proses pengaplikasian caring pada pasien. Caring Islami pada dimensi professional dinilai tinggi oleh pasien karena pasien menilai perawat selalu mengetahui cara memasang infus, mengetahui cara melakukan injeksi, pasien menilai perawat selalu percaya diri dan menunjukkan profesionalisme di hadapan pasien serta mampu menggunakan peralatan dengan baik, perawat selalu memberikan informasi dengan penuh keyakinan pada pasien. Sehingga sebagian besar pasien menilai perilaku caring Islami perawat dalam dimensi professional dalam kategori tinggi, meskipun pada dimensi sabar dan ikhlas ada beberapa pasien menilai buruk hal ini bisa disebabkan beban kerja perawat terkadang tinggi ketika pasien penuh sementara jumlah perawat belum sesuai dengan kebutuhan ruangan dan juga bisa diakibatkan pembagian ketenagaan pada masing-masing shift yang belum optimal.
Perawat merupakan seseorang yang mengasuh dan merawat orang lain dengan masalah kesehatan (Aji Sakti, 2019). Namun seiring perkembangannya, pemahaman kita tentang perawat telah berkembang. Saat ini, seorang perawat didefinisikan sebagai anggota tenaga kesehatan yang bekerja secara profesional untuk memberikan layanan kepada masyarakat.
Menurut ICN (International Council of Nursing) Seorang perawat merupakan seorang individu dengan gelar keperawatan dan memiliki lisensi di negara yang bersangkutan guna memberikan layanan keperawatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, menghindari penyakit, dan memberikan perawatan medis kepada yang sakit (Budiono, 2019). Tanggung jawab utama seorang perawat adalah membantu pasien atau klien, apakah mereka sakit atau sehat, dan meningkatkan status kesehatan melalui pelayanan yang diberikan.
Pelayanan keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional, merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pelayanan keperawatan sebagai faktor penentu baik buruknya mutu dan citra Rumah Sakit. Unsur pelayanan medis merupakan bagian dari organisasi rumah sakit yang menunjang kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan dalam meningkatkan kinerja organisasi rumah sakit (Puspita & Hidayah, 2019; Zulkarnaen, 2017). Perawat mempunyai tugas untuk memberikan caring kepada pasien, yang dapat terwujud dengan perawat memberikan empati dan dukungan kepada pasien (Sandiyah & Mustriwi, 2021; Purwaningsih, 2018). Caring dijelaskan sebagai cita-cita moral dari keperawatan serta pusat keperawatan. Kepribadian perawat dalam melaksanakan caring pada maksud dari praktik caring keperawatan sebagai fitur penting dari seorang perawat yang dapat mempengaruhi kesembuhan pasien serta kepuasan pasien. Perawat adalah seseorang yang merawat pasien sehari penuh (24 jam) serta secara terus-menerus terpapar banyak stressor. Keperawatan merupakan pekerjaan dinamis yang mengikuti aturan etika. Perilaku perawatan pasien adalah kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang lain (pasien) dan oleh karena itu menjadi indikator penting dari kinerja tenaga kerja (Akansel et al., 2021; Geyer, 2018)
Perilaku caring dalam keperawatan Islam, bukan hanya asuhan kemanusiaan dengan lemah lembut berdasarkan standar dan etika profesi, tetapi caring yang didasari keimanan pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan menjalankan perintah-Nya melalui ayat-ayat Alqur’an dengan tujuan akhir mendapatkan ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Caring dalam Islam berarti kemauan untuk bertanggung jawab, memiliki jiwa sensitif, motivasi, dan komitmen untuk bertindak dalam urutan yang benar untuk mencapai kesempurnaan (Ningsih, 2021). Berdasarkan nilai Islam yang diberikan oleh seorang perawat muslim, ditambah dengan riwayat wanita di zaman Rasulullah dalam melakukan perawatan, bukan hanya asuhan kemanusiaan dengan lemah lembut berdasarkan standar dan etika profesi, akan tetapi juga didasari keimanan pada Allah dengan menjalankan perintah-Nya melalui ayat Al quran dengan tujuan akhir mendapatkan ridho Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H