Mohon tunggu...
IZZAN MUHAMMAD RIFKY
IZZAN MUHAMMAD RIFKY Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA/ S1 KEPERAWATAN/ UNIV. BORNEO TARAKAN

HAI SAYA PUTRI INAYAH, MENJADI PERAWAT BUKAN HALANGAN SAYA DALAM MINAT SAYA MENULIS MALAH INI MENJADI PACUAN SAYA UNTUK SEMAKIN BERINOVASI DAN MENELITI TERUTAMA DALAM HAL KEPERAWATAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Luhur Islam dalam Konsep Caring pada Keperawatan

4 Desember 2024   14:00 Diperbarui: 4 Desember 2024   14:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Sebagai Perawat yang mengutamakan caring dalam pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang maksimal tanpa melihat latar belakang klien, Oleh karena itu, Fawcett1 menganggap wacana metaparadigma keperawatan sebagai tantangan keperawatan di abad ini dan berpendapat bahwa keperawatan perlu mempertimbangkan keberagaman sudut pandang dalam keperawatan. Saat ini, perbedaan budaya, agama, dan sosial dalam masyarakat yang berbeda (seperti populasi Islam) merupakan tantangan besar bagi sistem perawatan kesehatan. Akibatnya, keperawatan membutuhkan teori yang dibentuk berdasarkan keyakinan dan nilai-nilai budaya dari komunitas yang berbeda.Indonesia sebagai negara dengan penduduk islam terbesar di dunia menjadikan norma dan prilaku sosial masyarakat di Indonesia secara tidak sadar merefleksikan nilai-nilai ajaran islam. Meskipun demikian, kita tidak bisa mengesampingkan saudara kita yang berbeda keyakinan, tentu setiap individu memiliki karakteriktis yang berbeda-beda terlepas dari latar belakang agama atau budaya sehingga memiliki cara serta metode yang berbeda dalam pendekatan caring.
  • Meskipun ada banyak penelitian tentang caring dan faktor-faktor yang terkait, tidak banyak penelitian tentang caring yang memut nilai Islami dan faktor-faktor yang terkait. Islamic Caring penting diterapkan pada institusi pelayanan kesehatan berbasis Islam, dimana mayoritas pasien yang datang dan dirawat di rumah sakit adalah umat Islam sebagai mana hal nya di Indonesia. Bagi pasien muslim memiliki tata cara tersendiri dalam sistem ibadahnya dan juga harus dipenuhi oleh perawat, sehingga kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual pasien terpenuhi. Penerapan Islamic Caring kemungkinan dapat meningkatkan kepuasan pasien, seperti temuan penelitian sebelumnya yang pada akhirnya dapat menimbulkan loyalitas pasien
  • Islam adalah agama yang hidup, terlepas dari luasnya total populasi dan pandangan filosofis mereka yang khusus, sangat sedikit yang telah dipublikasikan tentang pemahaman konsep caring dalam sudut pandang islam pada sistem perawatan kesehatan
  • Oleh karena itu, klarifikasi konsep metaparadigma, dalam terang pandangan dunia Islam, dapat dengan tepat membuka jalan bagi teori keperawatan dalam masyarakat Islam dan perawatan budaya klien Muslim.

 Dalam upaya membuka jalan teori, perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik dalam bentuk perilaku caring atau sikap peduli terhadap orang lain. Caring merupakan inti dari keperawatan berupa pengetahuan, sikap dan perilaku yang dilandaskan oleh nilai-nilai kebaikan, perhatian, kasih sayang terhadap diri sendiri dan orang lain serta menghormati keyakinan spiritual klien.

Islam dibangun berdasarkan tuntunan Al Quran dan As sunnah yang didalamnya terdapat 3 konsep utama dari islam yakni rukun iman, rukun Islam dan hukum Islam. Melalui 3 konsep tersebut Islam membangun proses kepedulian terhadap sesama yang terbentuk dalam masyarakat. Hal tersebut mempengaruhi pada gaya hidup dan perilaku masyarakat Islam. Ketaatan terhadap konsep Islam ini memberikan asumsi bahwa seseorang harus menjalankan konsep-konsep tersebut untuk menjadi intervensi kesehatan, termasuk caring (Ratodi, 2015). Caring Islami adalah bentuk peduli yang berlandaskan nilai-nilai keislaman yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Hadis

          Caring Islami merupakan perilaku profesional perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan berdasarkan kemampuan intelektual yang diberikan kepada pasien, keluarga dan masyarakat dengan penuh perhatian, peduli, ramah, empati, santun, komunikasi terapeutik serta selalu tanggap untuk memberikan yang terbaik bagi klien berdasarkan Al-quran dan AsSunnah. Caring Islami mencakup beberapa karakteristik antara lain professional, ramah, amanah, istiqomah, sabar dan ikhlas (Widarti, 2010). Caring Islami merupakan perceived performance atau kinerja yang diterima oleh pasien dalam teori expectancy-disconfirmation yang dikemukakan oleh Woodruff dan Gardial (2002) yaitu bentuk kinerja obyektif atau teknis yang diberikan oleh perawat kepada pasien berupa pelayanan keperawatan di mana pasien akan merasa lebih puas dengan kemampuan perawat untuk menyediakan apa yang mereka butuhkan.

            . Islam menjelaskan bahwa sebagai manusia mempunyai kewajiban untuk berbuat baik terhadap sesama manusia serta arahan dalam berhubungan di masyarakat, berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Ali 'Imran Ayat 159 :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ۝١٥٩

Artinya“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah 

membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”

            Hal ini selaras dengan teori caring yang terangkan, pada ayat ini menyatakan kita tidak boleh bersikap kasar sebagai mana konsep caring yang menyatakan bahwa tindakan  perawat  dalam   menanggapikeluhan pasiendengan  mendengarkan    yang    dirasakan  pasien,    bentuk  perilaku   Caring tentang    bagaimana  peran  seorang perawat yang hadir secara utuh,  mendengarkan pasien bukan hanya sekedar mendengar tetapi    hadir    menemani  pasien dalam setiap keluhan yang di rasakan saat pasien(Chandra & Suhita, 2022). Perilaku yang ditampilkan oleh perawat adalah dengan memberikan rasa nyaman,perhatian, kasih sayang, peduli, pemeliharaan kesehatan, memberikan dorongan, empati, minat, cinta, percaya, melindungi, kehadiran, mendukung,   memberikan   sentuhan   dan   siap   membantu   serta mengunjungi   klien(Pratikno & Hasudungan, 2023) hal ini juga di terangkan baginda Rasullulloh SAW yaitu:

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ أَسْبَاطِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْقُرَشِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ حُدِّثْتُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ فِي الدُّنْيَا يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Telah menceritakan kepada kami Ubaid bin Asbath bin Muhammad Al Qurasyi, telah menceritakan kepadaku bapakku dari Al A'masy berkata, telah diceritakan kepada dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ bersabda, "Barang siapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. (HR. At-Tirmidzi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun