Cerita mengenai kehidupan para Nabi banyak sekali ditemukan dalam karya sastra manapun yang berkaitan dengan agama Islam. Salah satunya tertulis dalam naskah ber-angka tahun Jawa 1829 (1890-an M) yaitu Lontar Yusup, yang hingga kini naskah tersebut menjadi sumber tradisi masyarakat Banyuwangi yang dikenal sebagai tradisi mocoan Lontar Yusup.Â
Meskipun naskah kuno ini ditulis menggunakan tulisan arab pegon dengan bahasa Jawa kuno di atas kertas, masyarakat (terutama masyarakat Banyuwangi) lebih mengenal naskah ini dengan sebutan Lontar Yusup. Dalam artian, istilah lontar tidak mengacu pada daun lontar sebagai tempat naskah dituliskan, tetapi mempunyai artian "manuskrip" atau "cerita".
Apa isi dari Naskah kuno Lontar Yusup ini? Naskah ini menceritakan mengenai perjalanan kehidupan Nabi Yusuf, termasuk menceritakan mengenai parasnya yang tampan. Nabi Yusuf dikenal oleh umat beragama Islam dengan ketampanannya dan keteladanannya. Apabila seseorang bertanya, "Siapakah Nabi yang paling tampan?", lalu jawabannya pastilah Nabi Yusuf!
Sumber fakta yang menyebutkan bahwa Nabi Yusuf memiliki ketampanan yang dapat memukau kaum hawa jelas tertulis dalam Al-Qur'an dan Hadits.
"Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing itu dan mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia". (QS. Yusuf ayat 31).
Dalam Lontar Yusup, paras Nabi Yusuf yang tampan dideskripsikan dengan sangat indah dan membuat para pembaca manuskrip atau terjemahan lontar tersebut membayangkan bagaimana ketampanan dari paras dari seorang Nabi Yusuf. Disebutkan di dalam Lontar Yusup tersebut bahwa seorang putri dari Temas yang bernama Zulaikha, sama seperti nama istri dari Nabi Yusuf, sedang dilanda asmara dan kerinduan usai bertemu Nabi Yusuf dalam mimpinya, ia mendesripsikan Nabi Yusuf memiliki wajah yang tampan rupawan dengan matanya yang tajam dan lembut, berwajah luhur, kulitnya berkilau layaknya sepuhan emas, giginya seperti rangkaian mutiara, senyumnya bagaikan gula, dan rambutnya yang menjuntai indah. Ia bahkan berkata bahwa tidak ada siapapun yang bisa menandingi ketampanan dari seorang Nabi Yusuf.
Sumber: Wiwin Indiarti. 2018. Lontar Yusup Banyuwangi: Teks Pegon-Transliterasi-Terjemahan. Yogyakarta: Elmatera Publisher.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H