Mohon tunggu...
Putri gusmiaty
Putri gusmiaty Mohon Tunggu... Wiraswasta - aktif

ADA

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Aktivitas Komunikasi dalam Pendidikan di Era "New Normal" di Tengah Pademi COVID-19

19 Juli 2020   15:55 Diperbarui: 19 Juli 2020   15:59 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

selain berdampak buruk pada sektor ekonomi, wabah yang memakan banyak korban jiwa ini memang telah berpengaruh sanagat segnifikan pada dunia pendidikan. sejaka wabah merebak ke seluruh penjuru dunia bahkan sampai ke pelosok negara , 

dunia pendidikan dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan pola interaksi sosial yang tiba - tiba harus merubah dan memperparah perekonomian yaang kolaps terkait dengan banyaknya masyarakat yang berkerja terpaksa harus dirumahkan oleh perusahaannya dan tak bnyak juga para pekerja yang harus bekerja dirumah hanaya menerimasebagia upah yang harus diterimanya atau dengan menerima gaji yang tidak full dari saat sebelum terjadinya pademi bahkan juga ada yang tidak sama sekali menerima upah.

banyak pelanggaran yang dilakukan masyarakat disaat PSBB padahal kebijakan ini diperuntukkan bagi orang dewa. bagaimana jika new normal diberlakukan di bidang pendidikan melihat anak - anak lebih rentan melakukan pelanggaran.

sistem pendidikan yang diterapkan benar - benar gagap dalam menghadapi keadaan. terbukti, sistem belajar dirumah yang faktanya saat itu menjadi satu - satunya pilihan malah menyikap kebobrokan sistem pendidikan yang selama ini diterapkan, sekaligus memunculkan banyak persoalan.

pendidikan yang kini kurikulumnya tak jelas arah, metode pembelajaarn yang kaku, dukungan sarana dan prasarana yang sanagat minim membuat dunia pendidikan terasa begitu memberatkann. baik secara ekonomi maupun mental sekolah daring malah menjadi beban tambahan tersendiri bagi oarang tua.

adapun para siswa yang harus terpaksa bersekolah ditengan pademi walaupun sudah diberlakukan sistem new normal menjadi penderitaan tersendiri  bagi mereka. karena dipaksa untuk tetap menjalankan begitu banayak pembelajaraan di rumah , juga harus berhadapan dengan "guru" baru yang tak paham bagaimana mendidik dan mengajar baik dari sisi mental maupun kemampuan.

sementara bagi pihak pendidik dan sekolah, situasi wabah ini juga tak serta - merta meringankan beban mereka. bahkan situasi ini membuat mereka harus berpikir keras karena dukukan dan fasilitas sangatlah minim dan sistem pembelajaran harus tetap dijalankan.

di situasi yang seperti ini anak - anak rentan sekali terpapar virus, proses kegiatan belajar mengarajr dapat menjadi sebab banyaknya kasus penularan virus ini. hal ini bisa kita pantau dari sudut perkembangan pasien COVID19 dan interaksi sosial disekolah, kampus dll gu teatau para pendidik sekalipun tidak dapat terus memantau semua interaksi yang dilakukan oleh para siswa untuk melakukan protokol kesehatan.

dan bisa kita lihat bahwasanya sekolah itu menjadi tempat atau dunia bermain, berbagi cerita. kontak langsung antar siswa tidak dapat dihindari dengan mudah. tidak hanya kontak dengan teman sekelas , siswa juga dapat terpapar dari kegatan selama disekolah serti contohnya saat sedang berjajan.

kesiapan protokol kesehatan dilingkungan seklah masih jauh dari kata aman, tidak semua usia pelajar dapat mengerti dan mengikuti protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah pada saat new normal.

perlunya evaluasi dari ebijakan sebelumnya yaitu PSBB harus menjadi dasar sebelum diterapkan nya new noral untuk jejaring pendidikan atau sistem perekonomian masyarakat. kini sudah banayaknya sekolah yang telah membuka sekolah agar siswa siswi dapat belajar seperti biasanya namun, kegiatan belajar mengajar ini sekarang dibtasi dengan mengurangi siswa yang masuk dalam satu kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun