Kontrak ini tergolong sebagai kontrak penyerahan, baik untuk melakukan penjualan atau pembelian aset di masa depan. Kontrak forward juga berguna untuk melakukan penguncian harga aset pada saat dilakukan penyerahan di masa depan.Â
Transaksi perjanjian jual-beli ini dilakukan secara langsung oleh kedua belah pihak tanpa perantara. Dengan kata lain, transaksi terjadi di luar lembaga yang berwenang, seperti bursa, untuk menangani transaksi tersebut. Transaksi seperti ini biasanya disebut Over the Counter (OTC).Â
Selain terjadi di luar bursa, ciri yang juga umum dari kontrak forward adalah pembentukannya yang disesuaikan dengan kebutuhan para pihak yang terlibat, sehingga dapat terjadi perbedaan antara kontrak forward yang satu dengan yang lain walau atas aset yang sama.
2. Kontrak Futures
Serupa dengan kontrak forward, kontrak futures juga terjadi antara dua pihak, yakni pembeli dan penjual, untuk menyerahkan aset dengan harga tertentu dan pada waktu tertentu di masa mendatang. Namun berbeda dari kontrak forward, kontrak futures diatur oleh bursa dan diselesaikan melalui lembaga kliring. Hal inilah yang membuat transaksi kontrak futures lebih aman dari risiko default salah satu pihak. Spesifikasi transaksi juga menjadi lebih teratur, yang mana memasukkan kuantitas aset, waktu dan metode penyerahan.
3. OptionsÂ
Options disebut juga sebagai kontrak opsi, yang merupakan jenis kontrak untuk mentransaksikan hak tertentu, baik untuk membeli atau untuk menjual. Pemilik posisi beli pada kontrak opsi memiliki pilihan untuk mengeksekusi atau tidak mengeksekusi haknya. Hal ini tentunya berbeda dengan kontrak forward dan futures, dimana pada saat jatuh tempo, kedua belah pihak memiliki kewajiban membayar atau menyerahkan barang.
Ketiga instrumen kontrak derivatif tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu dengan yang lain, sehingga Anda bisa melakukan pemanfaatannya yang cukup luas untuk meminimalisasi risiko.
Â
potensi permasalahanÂ
Seperti yang telah diketahui oleh sebagian besar pelaku investasi dengan jenis instrumen apa pun, investasi tentu memiliki risiko, begitu pun transaksi derivatif memiliki risiko. Terlebih lagi, transaksi derivatif sendiri menggunakan spekulasi dalam menentukan kesepakatan harga di masa depan oleh kedua pihak yang melakukan transaksi.