Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen : Ojol dan Penumpang Misterius

19 Desember 2024   22:25 Diperbarui: 20 Desember 2024   06:18 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ellysuryani.com - Daun jambu

Dari kejauhan terdengar sayup-sayup azan subuh berkumandang. Aku pun melaju motor mencoba mencari arah suara azan, bermaksud melaksanakan kewajibanku pada sang Ilahi.

Selepas menunaikan shalat. Aku pun mulai menancap gas lagi, mencari warung kelontong terdekat. Teringat membeli beras untuk anak-anak makan di rumah.

Praktis tanganku merogoh uang di kantong jaket. Tapi entah kenapa, tak terasa selembar kertas ada di sana. 

Tentu aku sangat ingat, hanya satu penumpang malam tadi yang memberikan uang cash pecahan Rp 50000. Penumpang-penumpang sebelumnya membayar lewat aplikasi, sehingga untuk mencairkan saldo uang, perlu mengambil di atm terdekat.

Aku pun mulai panik, khawatir uang tadi terjatuh. Sambil meminggirkan motor, ku cari-cari uang di kantong. 

Merogoh uang di saku satu dan menelusuri sisi satunya. Namun yang ku temukan hanya selembar sesuatu, yang ketika ku tarik keluar dari kantong adalah daun kering.

ellysuryani.com - Daun jambu
ellysuryani.com - Daun jambu

Ha..  daun?? Mataku melotot kebingungan, mengamati daun yang menguning di tangan. Apakah aku bermimpi ya? Batinku lagi.

Ku kucek-kucek mata, mungkin aku mengantuk karena semalaman begadang, pikirku lagi. Tapi daun kering itu tetap tak berubah bentuk. Selayaknya daun jambu kering biasa, dengan garis-garis tulang daun di bagian tengah.  

Wah sepertinya aku harus menghampiri rumah perempuan tadi nih, batinku dalam hati. Mungkin saja karena gelap tadi, sehingga aku salah menyangka daun adalah uang.

Mungkinkah Mba tadi salah memberikan kepadaku? Atau aku ditipu dan dihipnotis ya? Kembali diri bertanya-tanya dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun