Dari kejauhan terdengar sayup-sayup azan subuh berkumandang. Aku pun melaju motor mencoba mencari arah suara azan, bermaksud melaksanakan kewajibanku pada sang Ilahi.
Selepas menunaikan shalat. Aku pun mulai menancap gas lagi, mencari warung kelontong terdekat. Teringat membeli beras untuk anak-anak makan di rumah.
Praktis tanganku merogoh uang di kantong jaket. Tapi entah kenapa, tak terasa selembar kertas ada di sana.Â
Tentu aku sangat ingat, hanya satu penumpang malam tadi yang memberikan uang cash pecahan Rp 50000. Penumpang-penumpang sebelumnya membayar lewat aplikasi, sehingga untuk mencairkan saldo uang, perlu mengambil di atm terdekat.
Aku pun mulai panik, khawatir uang tadi terjatuh. Sambil meminggirkan motor, ku cari-cari uang di kantong.Â
Merogoh uang di saku satu dan menelusuri sisi satunya. Namun yang ku temukan hanya selembar sesuatu, yang ketika ku tarik keluar dari kantong adalah daun kering.
Ha.. Â daun?? Mataku melotot kebingungan, mengamati daun yang menguning di tangan. Apakah aku bermimpi ya? Batinku lagi.
Ku kucek-kucek mata, mungkin aku mengantuk karena semalaman begadang, pikirku lagi. Tapi daun kering itu tetap tak berubah bentuk. Selayaknya daun jambu kering biasa, dengan garis-garis tulang daun di bagian tengah. Â
Wah sepertinya aku harus menghampiri rumah perempuan tadi nih, batinku dalam hati. Mungkin saja karena gelap tadi, sehingga aku salah menyangka daun adalah uang.
Mungkinkah Mba tadi salah memberikan kepadaku? Atau aku ditipu dan dihipnotis ya? Kembali diri bertanya-tanya dalam hati.