Karena takut, kami serentak saling merapatkan diri satu sama lain. Berusaha menenangkan hati yang kebat kebit.
Juga mengusir angin dingin yang sesekali bertiup, menghanyutkan suasana sepi yang menggelayut,
Beberapa teman mulai celingak celinguk ke kanan-kiri, mengamati situasi dan berbisik. Bertanya-tanya, benarkah kuburan yang ada di hadapan kami asli.Â
Sebab info dari beberapa teman-teman, acara jurit malam terkadang juga disertai dengan uji nyali terhadap hantu. Panitia akan menyiapkan 'stuntman' yang berperan sebagai pocong di titik tertentu.
Namun untungnya kala itu, pembina maupun guru-guru kami tidak ada yang menggunakan trik tersebut dalam jurit malam, tentu rasanya akan sangat menyeramkan bukan? Hiii...
Namun, tiba-tiba salah satu teman berteriak histeris..
"Hi... Pocong.. pocong.." Teriak Rika, sambil menunjuk ke arah salah satu kuburan di pojokan. Ia adalah salah satu teman di bagian belakang rombongan regu.
Kami serentak langsung menoleh ke Rika di bagian belakang, lalu ke arah yang ia tunjuk. Sambil kebingungan kami hanya bertanya-tanya satu sama lain.
Karena kami tidak ada melihat dimana pocong yang ia tunjuk-tunjuk dan ia maksud. Apakah dia hanya prank atau bohongan dan membuat kami panik?
"Ah.. ga ada ka, jangan nakutin dong.." Kata Ana sambil celingak celinguk ke arah makam.
"Itu.. di situ Na.." Kata Rika panik, ketakutan. Berusaha meyakinkan Ana.