Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belanja Online di Angka Kembar, Bikin Kalap?

10 Oktober 2024   05:37 Diperbarui: 10 Oktober 2024   10:32 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehidupan manusia sehari-hari yang tak lepas dari kata belanja. Menurut istilah, belanja adalah aktivitas mebeli barang atau jasa.

Keseruan Belanja terutama melalui Online (daring) paling menarik terjadi di angka kembar. Karena berbagai brand menawarkan promo, diskon menarik yang diiklankan. Membuat sebagian Orang Kalap, terlena. 

Belanja merupakan suatu kesenangan, healing yang sangat dinikmati oleh semua orang, apalagi kaum wanita.

Berbagai tujuan belanja dilansir dari Kumparan.com, penelitian menemukan bahwa 62 % orang berbelanja untuk menghibur diri mereka sendiri. Sedangkan 28 % lainnya berbelanja sebagai self reward untuk merayakan momen spesial.

Namun retail therapy ini berbeda dengan impulsive buying. Seseorang yang menganggap belanja sebagai terapi masih bisa mengendalikan pengeluaran dan akan merasa puas setelah membeli sesuatu, karena menganggapnya sebagai bentuk mencintai diri sendiri.

Retail therapy memiliki efek psikologis dan terapeutik yang bisa mendukung perubahan suasana hati menjadi lebih baik dan positif. Hobi belanja juga bisa menimbulkan rasa bahagia, kagum, bangga, maupun rasa syukur.

Tak disangka berburu barang promo saat angka di kalender menunjukkan angka kembar ini, ternyata bisa memicu pelepasan hormon endorfin dan dopamin. Yaitu hormon yang menghilangkan rasa sakit dan memunculkan perasaan bahagia.

Kegiatan berbelanja online ini menjadi primadona mengisi waktu luang di kala senggang. Bagaimana tidak? kebebasan belanja online semudah menjentikkan jari saja.

Cara belanja online sangat simple, mudah ; tinggal scroll dan tap layar handphone, melihat-lihat barang yang diinginkan dari laman pencarian dan bayar, barang bisa sampai ke rumah. Tanpa harus repot-repot menggerakkan badan, dengan bergoleran rebahan di tempat tidur saja kita bisa berbelanja.

Mudahnya berbelanja online ini menggantikan kegiatan belanja konvensional di mall atau pasar tradisional. Yang membutuhkan transportasi, pergerakan dari satu tempat ke tempat lain.

Sistem pembayaran belanja online pun makin memudahkan pembeli. Baik COD (pembayaran cash saat barang datang), membayar via debit, via gopay, atau shopeepay. Bahkan saat ini sebagian masyarakat tentu sudah akrab dengan pembayaran paylater. 

Sistem yang membuat kita sebagai konsumen seolah semakin dimanjakan aplikasi belanja online. Karena dapat membeli barang instan, namun membayar barang setelah hari gajian tiba. Selayaknya berhutang (ambil barang dahulu, bayar belakangan).

Hingga tak jarang beberapa orang menjadi kalap dan terlena dengan pembayaran paylater. Apalagi kini paylater digadang-gadang bisa dicicil tanpa adanya Bunga. Tentu penawaran yang menarik bukan?

Sehingga membuat banyak orang berperilaku konsumtif berbelanja, tanpa memperhitungkan berapa barang yang di beli, dan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membayar.

Begitu mudahnya belanja lewat berbagai media aplikasi online. Dari berbagai aplikasi belanja orange, hijau, biru, kuning, juga jejaring sosial. Maupun beragam platform lainnya, yang menjual barang dan jasa.

Pesatnya perkembangan teknologi dengan berbasis aplikasi ini membuat setiap detik terdapat ribuan produk ditawarkan di seluruh dunia melalui aplikasi belanja online.

Akses yang mudah, dan menarik tak berbatas ruang dan waktu. Produk dapat menjangkau dimanapun kita berada. Belanja pun tak terbatas waktu. 

Kita bisa berbelanja kapanpun, jam berapapun, baik pagi hari, maupun tengah malam. Para penjual di toko online selalu ada, dan menjajakan produk dagangannya secara live.

Kita dapat mengecek langsung di handphone dan melihat ribuan orang yang menjajakan barang dagangannya secara live, di aplikasi belanja online maupun media sosial.

Serupa dengan belanja di pasar atau di mall. Penjual akan berusaha menarik pembeli lewat penampilan mempesona, suara yang persuasif, mempromosikan barang dagangan pada etalase. Dengan berbagai motif lucu, menggemaskan dan berwarna warni yang menarik mata pembeli.

Bermacam kebutuhan dijual di aplikasi belanja online maupun media sosial, mulai dari ukuran yang kecil hingga yang besar. Dari barang baru, barang bekas maupun jasa. Berupa baju, makanan, elektronik, hp, buah, bahkan sayuran juga kebutuhan manusia lainnya.

Semua barang serba dijual online. Bahkan penyewaan pasangan pun ada juga lho. Waw banget kan..

Dengan segala kemudahan berbelanja saat ini, tentu kita harus berhati-hati dan bijak dalam memilih serta memilah barang. Sesuai kebutuhan, bukan sesuai keinginan.

Makasar terkini,id - Barang di beli kala belanja
Makasar terkini,id - Barang di beli kala belanja

Jangan sampai kecintaan terhadap belanja berbagai macam barang, malah membuat banyaknya sampah di dalam rumah. Karena barang-barang tak terpakai dan menjadi mubazir.

Kesenangan berbelanja yang melenakan ini juga dapat berdampak menyeramkan juga berbahaya. Seperti contoh, seorang saudara saya yang kemudian menjadi bangkrut dan terjerat pinjaman online dari salah satu aplikasi online, akibat nafsu belanja yang tak terkontrol.

Di berita pun bertebaran kisah-kisah permasalahan rumah tangga serta perceraian, bahkan kematian. Akibat pinjaman online yang disebabkan oleh Ego kepuasan sesaat, berbelanja yang fantastis, juga membabi buta. Dapat menyebabkan seseorang bunuh diri.

Yuk, Mari mengontrol diri dan cermat dalam mengalokasi uang untuk berbelanja. Sehingga tak ada lagi masalah dalam rumah tangga, yang disebabkan karena besar pasak daripada tiang (Besar pengeluaran daripada pengeluaran).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun