Setiap orang memiliki beragam tujuan atau cita-cita dalam kehidupannya, tak terkecuali dalam hal menulis.
Tentu alasan untuk menulis dapat berbeda-beda bagi tiap orang ya.. Mulai dari hal yang terbilang receh hingga spektakuler (luar biasa).Â
Saat ini, saya baru tersadar setelah keinginan terpendam menjadi penulis itu baru terpantik lagi melihat berbagai tulisan menarik di media sosial.Â
Bahwa begitu banyak hal di dunia ini yang dapat menginspirasi, serta menjadi ide bahan tulisan yang dapat dituliskan dalam bentuk kalimat, karya tulis. Baik melalui media sosial digital maupun tulisan tangan dalam buku harian.
Bagi saya, yang menjadikan alasan dan tujuan menulis cukup banyak, diantaranya:
1. Menjadi Manfaat Bagi Orang Lain.Â
Dengan tulisan yang positif, dan bermakna kebaikan, diharapkan dapat menjadi motivasi serta menularkan semangat bagi pembacanya.Â
Menulis dengan tujuan untuk berdakwah, karena Allah. Tentu sebuah ibadah yang berpahala bukan?
2. Sebagai media ekspresi diri dan katarsis (Pelepasan emosi yang terpendam atau kuat, terutama melalui seni, untuk membantu pemulihan dan pembaharuan mental-Google.com).
Melalui menulis, kita dapat meluapkan emosi yang menyesakkan dalam dada. Sehingga setelah menulis seolah terlepaslah beban, juga melegakan jiwa.
Menulis menjadi sebuah rekreasi bagi jiwa, dimana imajinasi bisa berkembang dengan bebas, tanpa sekat. Contohnya: penulis komik Doraemon, tentu menyenangkan sekali jika menulis yang demikian bukan?
Atau bahkan bagi sebagian orang introvert, yang sulit bercerita dan melampiaskan perasaan kepada orang lain. Menjadikan menulis untuk meluapkan perasaan baik sedih maupun senang.Â
Menulis dianggap bisa menghapus air mata yang malu untuk diperlihatkan kepada orang lain. Salah satu contoh : Menulis diary pribadi.
3. Menjadi terkenal lewat menulis (Eksistensi diri)Â
Menulis sangat erat hubungannya dengan membaca. Maka semenjak dapat membaca dan mengenal tulisan di bangku SD, saya pun mulai mengagumi penulis-penulis cerita di majalah Bobo maupun buku kisah Rakyat/Dongeng.Â
Lalu kekaguman itu berubah Genre, seiring dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia Era 90-an, yang begitu dekat dengan Marah Roesli (Pengarang Novel Siti Nurbaya), dan S.H Mintardja (Pengarang Novel Silat, Api di Bukit Menoreh).Â
Ataupun Chairil Anwar (Pengarang buku Aku yang dipopulerkan dalam Film Ada Apa Dengan Cinta), Habiburahman El Shirazy (Penulis Ketika Cinta Bertasbih), Asma Nadia serta Helvi Tiana Rossa yang kala SMA-kuliah novel serta filmnya sangat hits juga populer.  Â
Saya juga begitu terkesima dengan penulis-penulis lain di Dunia yang memiliki fantasi luar biasa, misalnya JK Rowling (Penulis Harry Potter yang menuliskan tentang dunia sihir) atau J.R.R Tolkien (Penulis buku Lord of the Rings, the Hobit) yang karya novelnya juga difilmkan.Â
Maka menulis dapat melahirkan karya sastra bahkan film populer. Sebuah produktivitas seseorang yang dapat menghasilkan uang. Sehingga namanya pun praktis menjadi begitu terkenal, harum dan dielukan pada jamannya.Â
Karena di Dunia, manusia yang tertinggal hanyalah Nama nya yang harum. Semoga menjadi bermanfaat (berfaedah) bagi orang lain. Â
4. Mengingat dan membagikan memori akan sesuatu hal (pengalaman juga pendidikan).
Lewat menulis buku maupun blog, kita dapat mengikat ingatan dalam serangkaian kalimat. Dan berbagi pengalaman serta inspirasi dengan orang lain. Misal pengalaman traveling ke suatu tempat, Umroh, mendekor rumah, juga materi pelajaran dsb.
Menulis sangat erat kaitannya dengan melekatkan ingatan. Pelajaran yang dituliskan dengan gerakan tangan akan meningkatkan daya ingat pada otak.
Tulisan tersebut pun dapat dibuka kembali, untuk mengenang serta mengingatkan berbagai momen special dalam kehidupan.
5. Meningkatkan kinerja otak, melepaskan stres juga rasa jenuh.
Proses berpikir kala menulis membuat seseorang berpikir kritis dan kreatif, sehingga mencegah penyakit pikun atau demensia.Â
Hal ini sangat penting untuk lansia, melatih diri dengan tulisan. Dengan menulis, kita dapat mengekspresikan apa yang kita alami, baik dipublikasikan maupun untuk tulisan pribadi.
6. Menata impian lewat kata-kata (bucket list).Â
Berbagai hal saya tulis, terutama yang ingin saya raih dalam hidup baik jangka pendek dan panjang. Tulisan yang mampu menggugah dan memotivasi diri sendiri ketika melihatnya.Â
Saya ikat dan abadikan dengan menulis. Layaknya sedang mengunci impian, cita-cita dalam bentuk kata yang dituliskan (bucket list dan resolusi). Contohnya : Keinginan kuat untuk bisa umroh/haji bersama orang tua, serta jalan-jalan keluar negeri, yang alhamdulillah bisa tercapai.Â
Semoga lewat kata positif yang berupa doa dan impian, menjadi hal yang Allah kabulkan kelak di masa depan.
7. Menjadi bukti dan bagian dari sejarah.
Tulisan akan tetap tinggal, dimanapun seseorang berada. Tak mengenal ruang dan waktu. Saat ini tulisan akan menjadi jejak digital, sebuah eksistensi diri ini akan tetap ada di Dunia.Â
Sedangkan pada jaman dahulu, tulisan pun menjadi bukti sejarah yang pernah ada, misalnya prasasti.
Yuk, jangan ragu untuk menulis dan mengekspresikan dirimu. Mari membangun habit (kebiasaan) menulis, karena begitu banyak manfaat dari menulis untuk kehidupan.
Karena dengan menulis, diharapkan kita pun mampu merubah dunia, menjadi lebih baik dan lebih indah.
-Hari 1, Kelas 14 hari membangun habit menulis bersama Mentor dan Gurunda Pak Cahyadi Takariawan. (Lulus 8 menit pertama, 152 kata, sebagai kerangka tulisan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H