Di awal tahun baru 1446H ini, saya merenungi jejak perjalanan hijrah Rasulullah ke Madinah (dahulunya Yatsrib). Seperti menapaki mimpi Rasulullah agar dakwahNya berkembang.
Momen Hijrah selain perintah Allah, adalah perwujudan sebuah cita-cita, untuk asa yang lebih baik.
Sama seperti saya, merenungi impian untuk umroh Bersama ibunda ke Mekah dan Madinah. Sebuah perjalanan yang di mulai dari Impian, dikuatkan dengan visualisasi Gambaran tentang indahnya Masjid Nabawi di dinding rumah. Yang makin memicu semangat untuk beribadah di sana.
Maka dengan izin Allah, saya dan ibunda pun berangkat umroh di mulai dari Mekah. Dan di hari ke 4 baru kemudian kami menuju ke Madinah.
Kala itu, saya dan rombongan melakukan perjalanan Mekah-Madinah naik Bus memakan waktu sekitar 4,5 jam, dengan menempuh jarak sejauh 450,4km rute 15 yang mulus dan rapi, namun diapit oleh pegunungan berpasir.
Selama perjalanan, terbayang beratnya medan saat dahulu Nabi Muhammad SAW berhijrah bersama Sahabatnya, Abu Bakar RA. Menyusuri jalanan berbukit dan berpasir yang kadang disertai angin berpasir.
Perjalanan selama di Madinah adalah bagai menyusuri jejak Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, merekam tiap langkahnya. Mengenang perjuangan kaum muslimin yang hijrah dan mentafakuri perjalanan Islam di Kota ini.
Selama umroh, terdapat perbedaan suasana saat di Mekah dan di Madinah. Dari suasana Mekah yang terasa panas, terburu-buru.
Berubah menjadi suasana Madinah yang tentram, adem, nyaman. Atmosfirnya yang terasa sejuk, menambah kekhusukan ibadah.
Maka selama umroh di Madinah, berikut ini beberapa tempat yang dapat kita kunjungi :
a. Masjid Nabawi
Masjid ini adalah masjid tujuan utama perjalanan ibadah umroh di Madinah.
Karena di sinilah kita dapat berziarah ke makam Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. Di salah satu area masjid Nabawi, tempat yang dahulunya adalah rumah beliau.
Dahulu di salah satu ruangannya, hiduplah Rasulullah bersama para istrinya. Beliau juga wafat di ruangan tersebut, tepatnya dipangkuan Aisyah RA, istri beliau. Sesuai kebiasaan para nabi, jenazah beliau dimakamkan persis di tempat wafatnya.
Maka saat ini kita bisa menyaksikan makam beliau di Masjid Nabawi beserta makam kedua shahabat terbaiknya: Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA.
Masjid ini merupakan salah satu masjid yang terbesar di Dunia. Dan Masjid kedua setelah masjid Quba yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW.
Megahnya masjid ini yang biasanya hanya dapat saya pandangi dari pajangan yang tergantung di dinding rumah saja. Dan sebelumnya saya hanya melihat replika payungnya di Masjid Agung Semarang.
Setiap langkah ku senandungkan, Assalammualaika ya Rasulullah... Assalammualaika ya HabibAllah...
Subhanallah.. Dengan Izin Allah, saya dapat menjejakkan kaki kesana, dan melaksanakan shalat di sana. Bukanlah hanya sekadar impian belaka.
Karena keutamaan solat di Masjid ini pahalanya mencapai 1000x dari pahala di masjid lainnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom.” (HR. Bukhari no. 1190 dan Muslim no. 1394, dari Abu Hurairah). Sumber: Google
b. Masjid Quba.
Masjid ini adalah Masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW setelah hijrah ke Madinah.
Saat kemarin, sebelum berangkat berziarah ke Masjid Quba, pembimbing dan mutawwif saya meminta rombongan kami agar berwudhu dahulu dari hotel/penginapan, sehingga sesampainya di Masjid Quba kami dapat langsung melaksanakan shalat dua rakaat tanpa harus mengantri.
Di sana, kami pun shalat tahiyatul masjid dan hanya melakukan shalat hajat serta berdzikir. Karena belum memasuki waktu shalat wajib.
Keutamaan solat disana sangat besar. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah, “Siapa yang bersuci di rumahnya, kemudian pergi ke Masjid Quba, lalu ia shalat dua rakaat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umroh.” (HR. Tizmidzi)
Masjid ini merupakan masjid yang pertama dibangun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tepatnya pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi. Lokasinya berada di Quba, sekitar 5 kilometer sebelah tenggara kota Madinah (Google).
Di pelataran luar masjid Quba, terdapat tenda-tenda kecil layaknya bazar atau pasar tradisional kecil yang tergolong murah. Sebagian pedagang juga dapat berbahasa Indonesia dan tak jarang terjadi tawar menawar.
Sangat cocok untuk yang menyenangi wisata belanja, dan untuk mencari oleh-oleh.
c. Masjid Qiblatain (Dua Kiblat)
Dahulu Masjid ini bernama Masjid Bani Salamah karena didirikan di atas bekas rumah Bani Salamah. Namun namanya berganti sebab pernah terjadi peristiwa luar biasa di masjid ini berupa pemindahan kiblat.
Dahulunya umat Islam shalat menghadap Baitul Maqdis di Palestina. Baru pada bulan Rajab tahun 2 Hijriyah, turun perintah Allah agar Rasulullah memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Makkah.
Wahyu tersebut turun persis ketika Rasulullah dan para shahabat sedang shalat zuhur di masjid tersebut. Maka kaum muslim pun berpaling ke arah Masjidil Haram, kemudian meneruskan shalat (Google).
Beberapa masjid megah lain yang juga terdapat di Madinah diantaranya : Masjid Sa'bah (Masjid tujuh yang dekat dengan masjid Qiblatain), serta masjid dengan nama-nama sahabat Rasulullah. Yaitu Masjid Abu Bakar, Masjid Umar bin Khattab, juga Masjid Ali bin Abi Thalib.
Serta Masjid dengan nama putri Rasulullah, yaitu Masjid Fatimah Az Zahra. Ataupun Masjid Imam besar, Masjid Imam Bukhari.
d. Jabal (Gunung) Uhud.
Jabal Uhud memiliki tinggi sekitar 1.050 meter. Lokasinya sekira 4,5 kilometer di sebelah utara Kota Madinah, Arab Saudi. Panjangnya 7 Km dan terdiri dari batu-batuan granit, marmer merah dan batu-batu mulia. Uhud berarti gunung yang menyendiri, tidak tersambung dengan gunung lainnya.
Keutamaan berziarah ke Jabal Uhud. Yaitu pertama, Jabal Uhud merupakan gunung yang ada di surga. Jika ingin melihat bukit yang ada di surga, maka berziarahlah ke Bukit Uhud sebagaimana Nabi SAW pernah bersabda: “Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga." HR-Bukhari.
Kedua, Rasulullah SAW mencintai Jabal Uhud.
"Gunung Uhud adalah gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya," HR Al Bukhori.
Jabal Uhud pernah bergetar karena kerinduan dan seolah senang bertemu Rasulullah, ketika Nabi Muhammad SAW berjalan di atasnya bersama Sayyidina Abu Bakar, Umar dan Utsman RA.
Ketika itu Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: "Diamlah engkau Uhud, di atasmu sekarang ada Rasulullah dan orang yang selalu membenarkannya (Abu Bakar RA) dan dua orang yang akan mati syahid (Umar bin Khattan dan Utsman bin Affan)". Subhanallah..
Ketiga, berziarah ke tempat ini, mengingatkan kita tentang syahidnya pejuang muslim melawan quraisy. Saat perang Uhud yang menggugurkan 70 sahabat Nabi termasuk 7 pahlawan Uhud. Dan yang paling membuat Rasulullah SAW terpukul dan sedih adalah gugurnya sang paman, Hamzah bin Abdul Mutholib (Google).
Semoga dengan menapaki jejak Rasulullah di kota suci Madinah, maka bertambah pula keimanan kita terhadap Allah SWT.
Selamat tahun baru Hijriah 1446H, semoga esok lebih baik dari tahun sebelumnya.
-Catatan kala Umroh 2020-