Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mimpi yang Menjadi Nyata, lewat Kata

27 Januari 2024   17:06 Diperbarui: 6 April 2024   13:48 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pribadi dari dinding Rumah 

Mimpi, dianalogikan dengan kembang tidur, apalagi jika berisi tentang hal indah dan baik. Mimpi tentang hal baik dan indah laksana sebuah harapan. Yang tanpa sadar masuk ke alam bawah sadar. Sedangkan sebaliknya, mimpi tentang hal buruk cenderung akan buru-buru ingin kita lupakan.

Pada beberapa orang yang bersifat mager (malas gerak), mimpi indah yang tinggi, tidak sesuai dengan keadaan si empunya mimpi. Layaknya seperti buaian di alam tidur, yang dapat melenakan dan menghanyutkan perasaan saja, sehingga kadang hanya ingin tidur lagi melanjutkan mimpi. Tanpa ada aksi untuk menjadikannya nyata.

Namun tentu berbeda dengan sebagian lain yang memaknai mimpi baik adalah sebagai hal yang perlu diwujudkan dan diperjuangkan. Apalagi jika kita bukan termasuk anak Sultan atau orang kaya. Tentu impian yang besar perlu diperjuangkan dengan kerja keras, tekad sekuat baja, hati seteguh karang, seperti dalam lirik sebuah lagu yang viral tahun 2000 an..

Mimpi.. adalah kunci untuk kita menaklukan dunia. Berlarilah tanpa lelah, sampai engkau meraihnya.. (Laskar pelangi - Nidji Band)

Lagu ini banyak memotivasi kita untuk gigih meraih impian yang kita inginkan, meskipun banyak halangan dan rintangan dalam mewujudkannya. Karena dengan impian, kita dapat lebih memaknai hidup dan memberikan dorongan terbaik untuk diri sendiri. Mimpi laksana pecutan bagi diri sehingga menjadi lebih kuat dan tangguh. Untuk berusaha serta berjuang menjadikan harapan, impian menjadi kenyataan.

Dengan mimpi yang indah, membuat hidup kita terasa lebih berwarna, berenergi serta bersemangat dalam menjalani hari. Meskipun rintangan terasa melemahkan, ingatan akan impian yang kuat, seolah bagai letupan kembang api yang cantik dan menarik. Laksana cahaya yang menerangi hati Sang Pemimpi.

Begitu dahsyatnya mimpi, apalagi jika diucapkan atau dituliskan lewat kata-kata. Karena kata adalah doa. Yang secara tidak langsung mempengaruhi Sang Pemimpi. Dan dengan izin Allah, Sang pencipta, kata akan menjadi kenyataan jika dibarengi oleh keyakinan. Karena kata bagai pengharapan hamba kepada Sang Maha Kuasa.

Sehingga pantaslah pepatah bilang, berkatalah yang baik atau diam. Karena bisa jadi, kata yang kita ucapkan, menjadi catatan kebaikan yang dicatat oleh para Malaikat. Karena kata yang melukiskan impian seolah menjadi afirmasi bagi diri, untuk mengupgrade kapasitas diri, menjadikannya bukan hanya sebagai ilusi atau bayangan, tapi realita.

Saya sendiri mengalami beberapa impian yang diucap dan dituliskan, menjadi kenyataan. Meskipun waktunya tidak langsung terwujud seperti sulap. Terkadang menunggu beberapa tahun kemudian dan nyaris terlupakan. Keteguhan hati yang akan menjadi kuncinya. Karena Allah terkadang menunda impian di waktu yang tepat, sehingga ketika mimpi itu menjadi kenyataan, yang terasa begitu indah.

Begitu banyak kisah dahsyat yang memotivasi kita untuk bermimpi akan hal baik dalam hidup.  Salah satunya saya sendiri, mimpi yang begitu membuat lecutan dalam hidup saya puluhan tahun lalu adalah impian besar untuk umroh/haji bersama dengan Ibunda. Mimpi yang rasanya tidak mungkin saya wujudkan, karena puluhan tahun lalu saya adalah anak dengan kondisi keluarga pas-pasan. Pas untuk makan dan sekolah. Saat itu impian Umroh/Haji seolah tidak mungkin terjadi mengingat kondisi ekonomi.

Tapi dengan keyakinan, mimpi itu menjadi kenyataan yang membuat hati mengharu biru, saat saya dan Ibunda bisa bersama bergandengan tangan di hadapan Ka'bah, umroh yang syahdu, di bawah langit biru Mekah. Arab Saudi yang jaraknya beribu kilometer dari rumah kami. Air mata haru terus menetes saat kami bertawaf mengelilingi Ka'bah, salat di Masjidil Haram, berlari kecil untuk Sa'i diantara Safa dan Marwah, serta berziarah ke Madinah untuk mengunjungi makam Rasulullah Muhammad SAW dan salat di Masjid Nabawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun