Mohon tunggu...
Putri dzakiyyah fakhirah
Putri dzakiyyah fakhirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 5

Halo saya mahasiswa semester 5 prodi ekonomi pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkat Bantuan Sosial: Kisah Keluarga yang Mendapat Dukungan untuk Kebutuhan Hidup Mereka

14 April 2024   16:51 Diperbarui: 14 April 2024   16:58 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi Keluarga

Perjuangan keluarga Ibu Sukartini di Desa Parit Keladi, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Dengan enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan, Ibu Sukartini dan suaminya berjuang keras untuk memastikan kehidupan keluarganya tetap berjalan meski dalam keterbatasan. 

Saat ini, Ibu Sukartini berusia 49 tahun, sedangkan suaminya 53 tahun. Suami dari Ibu Sukartini telah bekerja di bagian kabel Telkom sejak 2017, meskipun pekerjaannya tidak konsisten dan kadang-kadang mengalami masa pengangguran selama beberapa minggu. 

Sebelum itu, suaminya berkerja serabutan. Saat bekerja, suaminya dapat menghasilkan Rp.150.000 per hari namun suaminya lebih sering menganggur daripada bekerja. Untuk penghasilan perbulan keluarga ibu Sukartini yaitu sebesar  Rp. 2.000.000-Rp.3.000.000.

Ibu Sukartini sendiri bekerja sebagai petani sayur, fokus pada kangkung dan kacang panjang. Dari hasil panennya, kangkung dapat mencapai 30 kg per kali panen dengan harga Rp 5.000 per kilogram, sedangkan kacang panjang berkisar 20-30 kg dengan harga Rp 7.000 per kilogram. 

Meskipun satu tahun sebelumnya ia menanam padi, tetapi kondisi kesehatannya yang terkena sakit usus buntu, kista, dan masalah pada rahim membuatnya beralih ke tanaman sayur yang lebih ringan.  

Biaya operasi Ibu Sukartini ditanggung oleh BPJS pemerintah, namun ia harus membeli benang jahit dengan biaya sendiri sesuai saran dokter. Meskipun pengobatan gratis, masa sulit selama tiga bulan tersebut memberikan dampak besar pada keuangan keluarganya, terutama pada biaya sehari-hari. karena ketika itu ia dan suami tadak bekerja. 

Untungnya, ibu Sukartini mendapatkan bantuan dari alumni temannya yang mengumpulkan dana saat ia sakit. Ia juga pernah meminjam uang dari kas pengajian yang diikutinya. Saat ini, Ibu Sukartini masih menanggung tiga anaknya yang masih sekolah, sedangkan tiga anaknya lainnya sudah bekerja.

Biaya sekolah anak-anak Ibu Sukartini gratis sedangkan keperluan sehari-harinya mencapai Rp 50.000 per hari, namun kebutuhan sekolah seperti sepatu, baju, dan tas didukung oleh bantuan KIP (Kartu Indonesia Pintar) dengan jumlah masing-masing Rp 1.000.000 untuk anak SMA, Rp 700.000 untuk anak SMP, dan Rp 450.000 untuk anak SD. 

Selain itu, Ibu Sukartini juga mendapatkan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) sebesar Rp 700.000 setiap dua bulan sejak tahun 2012 dan bantuan beras berupa uang Rp 200.000 per bulan sejak tahun 2015. Penerimaan bantuan ini memiliki pengawasan terkait dengan aspek kesejahteraan anak-anak, seperti tingkat kehadiran dan kondisi kebutuhan sehari-hari. 

Di dalam rumah ibu Sukartini, tinggal bersama suaminya dan kelima anaknya. Anak kedua Ibu Sukartini, yang merupakan seorang janda, membawa serta satu anaknya. Sementara itu, anak- anak ketiga, keempat, kelima, dan keenam juga turut tinggal di sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun