"Setengah  dari  jumlah  uang  SLT digunakan responden untuk belanja pangan. Selain    untuk belanja pangan, responden  juga  menggunakan  uang  SLT   untuk   keperluan   perumahan, pendidikan, kesehatan, pakaian, bayar hutang,  membeli  rokok  untuk  suami,  modal, memberi ke saudara dan anak, zakat,  menabung,  transportasi, listrik dan lain-lain.   Diantara keperluan-keperluan tersebut, maka penggunaan uang SLT untuk keperluan bayar hutang,  membeli  pakaian,  keperluan  kesehatan  dan  pendidikan  relatif  lebih  tinggi  dibandingkan  keperluan  lainnya. Uang SLT yang digunakan untuk keperluan tersebut sekitar 6.6 -9.8% (Herien Puspitawati, Tin Herawati dan Ma'mun Sarma, 2008).
Dari keterangan diatas dapat dilihat banyak dari keluarga kurang mampu yang mengandalkan sebagian dari pengeluaran mereka dengan menggunaka dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) terebut. Untuk membangun akuntabilitas masyarakat atas penggunaan BLT Dana Desa, pengambil kebijakan dapat mempertimbangkan perlu tidaknya membuat laporan pertanggungjawaban masyarakat atas penggunaan BLT Dana Desa di masa mendatang. Hal yang dimaksud adalah agar masyarakat ke depan juga harus diberikan tanggungjawab penggunaan BLT Dana Desa, agar penggunaannya dapat digunakan tepat sasaran sesuai apa yang diinginkan oleh pemerintah, yaitu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. BLT Dana Desa agar tidak disalahgunakan untuk pembelian di lur dari kebutuhan pokok apalagi untuk foya-foya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H