Mohon tunggu...
Putri Cahyaningsih
Putri Cahyaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unissula

Jadilah diri sendiri jangan jadi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengeksplorasi Keindahan Alam dengan Ecoprint

29 Desember 2022   13:30 Diperbarui: 29 Desember 2022   13:35 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelestarian lingkungan dan alam yang sangat penting bagi kehidupan mahluk dibumi. Manusia sebagai khalifah di bumi wajib menjaga kelestariannya. Apabila tidak menjaga kelestarian alamnya maka akan terjadi kerusakan yang akan mengakibatkan bencana alam. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembaharuan pada ilmu pengetahuan untuk menunjang pertumbuhan dunia pendidikan dan dunia industri dengan tetap menjaga kelestarian alamnya. Langkah yang dapat diterapkan dalam dunia busana salah satunya adalah pewarnaan tekstil yang menggunakan bahan ramah lingkungan dan limbah pewarnaannya tidak mencemari lingkungan seperti teknik pewarnaan ecoprint.


Pewarnaan tekstil di Indonesia sangat beragam teknik, bahan, maupun jenisnya. Diantara teknik pewarnaan yang sangat pesat berkembang di Indonesia adalah pencelupan dan pencapan. Pencelupan banyak diterapkan pada industri kain tradisional seperti batik, tenun, ikat celup, maupun sasirangan. Sedangkan pencapan lebih banyak diterapkan pada produk-produk sablon maupun ecoprint.


Teknik pewarnaan ecoprint merupakan kategori teknik pewarnaan pencapan. Warna yang dihasilkan dari teknik pewarnaan ecoprint adalah berbentuk motif yang menyerupai bentuk bahan pewarna yang digunakan. Bahan yang digunakan biasanya berupa tumbuh-tumbuhan bisa bagian daun, bunga, batang, maupun akar yang memiliki kriteria tertentu. Salah satu tumbuhan yang bisa digunakan adalah daun dengan kriteria berbulu halus pada permukaannya seperti daun kresen. Daun kersen sendiri juga mengandung sel trikoma yang dapat menunjang hasil pewarnaan ecoprint secara optimal. Pembentukan metabolit sekunder tanaman kersen terdapat di dalam semua jaringan dan sel, tetapi umumnya biosintesis pada jaringan atau sel tertentu dan dipengaruhi pada tingkat diferensiasi dan perkembangan tumbuhan tersebut. Untuk menghasilkan warna ecoprint yang baik harus mempertimbangkan teknik pewarnaan ecoprint, jenis bahan tekstil yang digunakan, jenis zat fiksasi, massa zat fiksasi hingga lama proses pewarnaan.


Proses eksperimen dilakukan dengan pewarnaan dengan teknik ecoprint yang dilakukan pada bahan tekstil yaitu mori. Dengan menggunakan zat fiksasi tawas, tunjung, dan kapur. Metode yang dilakukan dalam pewarnaan teknik ecoprint terdiri dari dua macam yaitu metode kukus/steam dan metode pukul/pounding.


Berikut adalah langkah-langkah membuat ecoprint :

1. Mordanting

Mordanting dilakukan bertujuan untuk menghilangkan kanji dan kotoran yang berada pada bahan tekstil. Selain itu mordanting juga bertujuan untuk membuka pori-pori agar kain dapat menyerap zat pewarna secara maksimal. Mordanting dilakukan dengan memasak bahan tekstil dengan cara sesuai karakteristik dan jenis bahan. Setelah bahan tekstil dimasak kemudian direndam selama satu malam.

2. Persiapan Sebelum Pewarnaan

Persiapan yang dilakukan dalam pewarnaan ecoprint adalah dengan menyiapkan bahan dan alat sesuai metode pewarnaan yang akan dilakukan. Persiapan juga dilakukan dengan menyiapkan daun atau bunga sebagai zat warna dicuci bersih serta menyiapkan selembar plastik besar sesuai ukuran kain yang untuk dijadikan pembungkus kain media pewarnaan dengan teknik ecoprint. Persiapan ini juga dilakukan dengan menyiapkan larutan fiksasi menggunakan zat tawas, tunjung dan kapur sesuai takaran.

3. Proses pewarnaan teknik ecoprint

     Di dalam proses ini memakai dua metode yaitu sebagai berikut :

        1. Metode Pukul/Pounding

Metode pukul proses mengeluarkan ekstrak warna dilakukan dengan cara dipukul dengan telapan tangan ( di emplek-emplek ) untuk memindahkan zat warna dari sumber warna (daun kersen). Setelah dilakukan pemukulan secara merata pada seluruh permukaan daun, kain yang sudah terdapat zat warna didiamkan sebentar dan langsung di celupkan ke dalam zat fiksasi. Keunggulan metode pukul/pounding dari metode kukus yaitu area putih dari bahan tekstil yang tidak dikehendaki zat warna lebih bersih. Proses pemukulan dilakukan dengan dialasi plastik.

        2. Metode Kukus/Steam

Prinsip pewarnaan ecoprint metode ini adalah pencapan yang dilakukan secara langsung pada sumber zat warna (daun kersen) pada bahan tekstil dengan bantuan uap panas untuk mempercepat proses pewarnaannya. Dalam memperoleh warna yang sempurna dengan metode ini digunakan pula zat fiksasi berupa tawas, tunjung dan kapur untuk memunculkan warna hasil reaksi dari uap panas, zat fiksasi dan klorofil daun kersen. Metode kukus dilakukan dengan mengukus tahap 1 bahan tekstil yang terdapat daun di dalam gulungannya selama selama 30 menit kemudian dilakukan pencelupan zat fiksasi dan terakhir dilakukan pengukusan tahap 2 yang bertujuan untuk memperkuat hasil warna. Pengukusan tahap 2 dilakukan selama 30 menit.

4. Pembilasan dan Pengeringan

Setelah dilakukan pewarnaan, bahan dibilas dan di jemur dengan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Setelah bahan tekstil hasil pewarnaan kering, dilakukan penyetrikaan.

Proses pewarnaan teknik ecoprint dengan metode kukus/steam dan pukul/pounding, yang menggunakan zat fiksasi tawas, tunjung, kapur pada bahan tekstil yang berbeda, menghasilkan warna yang beragam pula. Ciri khas hasil warna dari teknik ecoprint ini adalah terlihatnya tulang daun dan hasil warna membentuk seperti daun yang digunakan sebagai sumber warna.

  • Zat fiksasi tunjung menghasilkan warna yang lebih tua dan cenderung hijau ke abu-abuan daripada pewarnaan menggunakan zat fiksasi tawas dan kapur.
  • Pewarnaan menggunakan zat fiksasi tawas lebih cenderung kuning keemasan dan pewarnaan dengan zat fiksasi kapur cenderung hijau kecoklatan.

Simpulan

Pewarnaan teknik ecoprint dilakukan dengan dua macam metode yaitu metode kukus/steam dan pukul/pounding. Setiap metode dalam pewarnaan teknik ecoprint akan menghasilkan karakteristik hasil warna yang berbeda.

Hasil warna dengan metode kukus/steam cenderung lebih terlihat tulang daunnya dan warna lebih muda dari pada hasil pewarnaan pada metode pukul/pounding.

Proses ekstrasi warna yang menempel pada bahan tekstil teknik pewarnaan tersebut terjadi pada saat pengukusan dan pemukulan. Pada metode kukus, proses pewarnaan akan terjadi reaksi antara klorofil daun, uap panas, dan zat fiksasi yang terserap pada bahan tekstil. Sedangkan pada metode pukul terjadi reaksi klorofil daun yang menempel pada bahan tekstil dengan cairan zat fiksasi. Dari reaksi tersebut akan dihasilkan warna yang berbeda-beda tergantung dari jenis zat fiksasi yang digunakan.

Saran

Pengaruh terhadap pewarnaan ecoprint metode kukus tidak hanya sebatas penggunaan zat fiksasi, massa zat fiksasi, waktu pengukusan, suhu, dan jenis tumbuhan saja akan tetapi khusus pada teknik ini cara penggulungan bahan tekstil juga sangat pempengaruhi hasil warna yang rata. Pada proses penggulungan pada pewarnaan disarankan jangan sampai ada yang terlipat dan disarankan juga untuk menggunakan alat bantu semacam pipa untuk menghasilkan warna yang rata.

Apabila menginginkan hasil warna yang lebih pekat, konsentrasi zat fiksasi perlu ditambahkan dan proses pewarnaan seperti pengukusan dan pemukulan juga harus lebih lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun