pengaruh budaya Papua: dalam resepsi, kadang-kadang terdapat penyesuaikan  dengan adat lokal Papua, seperti penggunaan  musik tradisonal Papua atau makanan khas Sorong.
pernikahan antar budaya: dalam beberapa kasus, pernikahan antara orang Bugis dan suku asli Papua melahirkan tradisi baru yang mengintegrasikan kedua budaya.
4. Tantangan pelestarian tradisi
modernisasi: seiring berkembangnya zaman, beberapa tradisi mulai tergeser oleh budaya modern. Misalnya pesta pernikahan lebih sering menggunakan konsep modern dibandingkan adat penuh.
biaya mahal: uang panaik yang tinggi kadang menjadi beban bagi keluarga, sehingga beberapa pasangan memilih cara yang lebih sederhana.
keberagaman etnis di Sorong: interaksi dengan budaya lain dapat mempengaruhi kemurnian tradisi Bugis dalam pernikahan
5. Upaya pelestarian
komunitas Bugis di kota Sorong berupaya menjaga tradisi melalui acara keluarga besar dan organisasi kebudayaan.
penggunaan identitas budaya dilakukan dengan mendokumentasikan prosesi adat, serta melibatkan generasi muda dalam setiap tahapannya.
KESIMPULANÂ
Tradisi pernikahan di suku Bugis di kota Sorong Papua Barat Daya adalah bentuk adaptasi yang unik antara adat Bugis dan konteks lokal Sorong. Meski menghadapi tantangan modernisasi, komunitas bugis terus berusaha menjaga nilai-nilai budaya yang menjadi identitas mereka. Integrasi budaya dalam konteks multietnis di Sorong menciptakan  harmoni tanpa meninggalkan akar tradisi.