Seperti halnya negara-negara empat musim lain yang kaya dengan gunung berapi, Islandia (red: Iceland), juga terkenal dengan wisata pemandian air panas (red: hotspring), yang diketahui selain dapat membantu menghilangkan rasa capek dan kepenatan, juga bagus untuk kesehatan kulit. Saat berkesempatan berkunjung ke Islandia, kami mengunjungi dua hotspring, yaitu Nature Bath di Myvatn (bagian timur laut dari Islandia) dan Blue Lagoon. Di sini saya akan sedikit berbagi pengalaman saat ke Blue Lagoon.Â
Tempat ini berawal saat tahun 1976 terbentuk kolam dari air pembuangan pembangkit listrik geothermal, yang sekitar 5 tahun kemudian ditemukan bahwa air tersebut mempunyai kekuatan sebagai obat setelah banyak orang berendam di sana. Hingga akhirnya pada tahun 1992, Blue Lagoon resmi dibuka untuk umum sebagai tempat pemandian air panas.
Air yang dipanaskan dari aliran lava di bawah tanah digunakan untuk menggerakan turbin yang menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin, uap dan air panasnya mengalir melalui penukar panas untuk memproduksi sistem air panas di kota. Kemudian air ini dialirkan ke lagoon untuk wisata dan sekaligus terapi kesehatan saat berendam di sana.Â
Suhu air di blue lagoon sekitar 37-39 derajat celcius, memberikan kehangatan yang nyaman untuk berendam. Airnya kaya dengan mineral seperti silica dan sulfur, kandungan mineral ini menghasilkan warna biru yang indah (milky blue color), yang membuatnya berbeda daripada hotspringpada umumnya. Blue Lagoon merupakan salah satu dari "25 Wonders of the World" di "National Geographic".
Karena tingginya jumlah wisatawan yang datang ke Blue Lagoon, kita harus melakukan reservasi terlebih dahulu untuk masuk ke sana. Reservasi dan pembayaran dilakukan online melalui website mereka di www.bluelagoon.com. Di sini kita bisa memilih empat jenis tiket, mulai dari yang biasa (standard), hingga yang termahal (luxury). Perbedaannya adalah di fasilitasnya, seperti peminjaman handuk, baju renang dan sandal, gratis masker bahan alami gratis, minuman gratis, hingga ruang ganti yang tidak bersama-sama dengan orang lain.Â
Waktu masuk paling awal adalah jam 8 pagi dan dan terakhir masuk jam 8 malam (saat musim dingin tutup lebih awal, dan saat musim panas buka lebih lama). Setiap orang, waktunya dibatasi 1 jam berendam. Â
Saat kami melakukan reservasi sekitar 3 hari sebelumnya, jam masuk pagi hingga sore sudah penuh dan hanya waktu malam saja yang tersisa, sehingga akhirnya kami mengambil jam masuk terakhir pukul 8 malam. Disarankan untuk datang paling tidak 10 menit lebih awal, karena kita harus antri untuk registrasi ulang di resepsionis. Saat musim gugur-dingin di Islandia adalah low-season, maka antrian tidak sepanjang saat musim semi-panas. Jika kita mempunyai koper, mereka juga menyediakan tempat penyimpanan koper cuma-cuma.Â
Di resepsionis, kita akan mendapatkan semacam gelang karet yang mengandung kunci magnetis. Ini berfungsi untuk menjadi kunci locker dan sekaligus untuk membeli makanan atau minuman di dalam lagoon yang dibayar berdasarkan data yang terekam di gelang kita.Â
Setelah melakukan registrasi ulang, kita akan menuju ruang ganti pakaian, di mana ruang ganti pria dan wanita dipisahkan. Sebelum memasuki ruang ganti, kita harus melepas sepatu dan meletakkan di rak sepatu yang tersedia. Di dalam ruang ganti, ada berderet locker untuk menyimpan baju dan semua barang kita, setelah itu locker dikunci dengan menggunakan kunci magnetik di gelang yang kita terima di resepsionis.Â
Islandia adalah termasuk negara yang sangat menjaga higienitas, jadi kita semua diwajibkan untuk mandi dulu di ruang shower yang disediakan sebelum berendam. Setelah menggunakan pakaian renang (bisa membawa sendiri atau menyewa di sana), kita bisa menuju Blue Lagoon melalui akses langsung dari ruang ganti.Â
Saat itu adalah musim gugur di Islandia, suhu sekitar 2-6 derajat celcius. Meskipun Blue Lagoon berada di alam terbuka, airnya yang cukup hangat membuat badan kita terasa nyaman. Area Blue Lagoon sangat luas, dengan kedalaman bervariasi, dan yang terdalam sekitar 1,2 meter. Lingkungan yang dibuat di tengah-tengah batu-batu lava alami dengan tampilan jembatan-jembatan kecil, membuatnya semakin indah. Di salah satu ujungnya, mereka juga membuat semacam air terjun kecil dengan menggunakan air geotermal seperti halnya di lagoon di mana kita bias diam di bawahnya dengan guyuran air geotermal, menjadikannya semakin menarik.Â
Selain itu di tengah-tengah lagoon, juga ada kafe-kafe kecil yang menjual makanan kecil dan minuman, di mana kita bisa membeli dan menikmatinya sambil berendam. Di sini, staf penjual nya men-scan gelang magnetik kita, yang nantinya kita bayar saat kita akan pulang. Selain itu di depan kafe mereka menyediakan silica mud mask (masker wajah dari lumpur mineral silica) yang bisa kita gunakan cuma-cuma.
Setelah sekitar satu jam berendam, berkeliling area Blue Lagoon yang cukup luas (saya sendiri kurang tahu berapa tepatnya luas Blue Lagoon, dan belum menemukan informasi tentang ini), dan juga bersantai di ruang spa, kita kembali ke ruang shower untuk mandi dan berganti pakaian. Di pintu keluar, kita cukup mengembalikan gelang karet dan membayar makanan/minuman yang kita pesan di lagoon sebelum pulang. Pengalaman yang menyenangkan dengan pemandian air panas di Islandia, yang walaupun sumber airnya sama, tetapi sistemnya berbeda dengan di Jepang, yang juga terkenal dengan hotspring-nya.Â
Di sini, saya berbagi beberapa foto Blue Lagoon yang sisi luar saat masih belum gelap. Pada dasarnya, kita tidak dapat melihat Blue Lagoon yang sisi dalam di mana pengunjung berendam dari luar. Sayang, setelah melewati resepsionis, kami baru sadar kalau kamera kami ketinggalan dan kami hanya bisa mengambil foto menggunakan kamera handphone, jadi foto biru nya lagoon saat malam tidak tampak jelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H