"Eh itu bunga matahari, kuaci dari isi bunga itu bukan? "
"Iya dari situ kuaci, bisa dimakan lho itu."
"Masa' bisa dimakan? Gimana cara ambil isinya?"
Mereka langsung kompak pada bergantian mencongkel isi bunga matahari terus dimakan gitu aja, dimakan mentah. Tapi waktu itu bunga dalam keadaan tua mengering jadi isi enggak lembab banget. Kira-kira seperti digoreng sangan rasanya.
Bunganya Saya biarin sampai tua banget karena sengaja Saya jemur untuk keperluan pembibitan. Dalam keadaan pohonnya belum Saya cabut.
Yak. Alhamdulillah mereka cuma icip-icip kuaci. Kalau mereka pada ambil bunga pokok, Saya bisa bangkrut. Bisa habislah bunga yang rencananya Saya siapkan untuk benih.
Kok tahu? Dapat cerita dari siapa?
Kebetulan Saya lihat dan dengar sendiri, mereka beraksi di halaman depan dan kelihatan dari balik kaca jendela. Saya enggak berani cegah, masa' harus meneriaki mereka mencegah ambil benih sedikit dan icip-icip kuaci: "Jangan otak-atik bunga Saya". Malu lah, hahaha.
Satu hal yang harus dipahami, kalau tanam bunga matahari harus menyesuaikan arah matahari. Rumah yang menghadap ke barat atau berada di timur jalan kurang cocok menanam bunga ini.
Kenapa?