Sedangkan bibit yang lambat tumbuh ketika disemai sebaiknya tidak ditanam. Jadi penyemprotan saya lakukan sejak awal muncul daun sampai muncul bakal bunga.
Area tanam saya yaitu di kebun belakang rumah, samping kanan rumah, depan rumah dan di pinggir jalan. Saking sangat rajin berkebun, saya sempat menangkap 'sinyal' heran dari orang tua sepertinya mereka berpikir: "Kurang kerjaan apa ngisi waktu kok berkebun sampai segitunya?". Halaman rumah penuh tanaman mungkin mereka agak risih. Tapi saya cueki saja kan lagi greget banget berkebun hahaha.
Saran saya untuk tanaman pangan sebaiknya tidak ditanam dipinggir jalan karena tanaman akan menyerap banyak asap kendaraan menjadi kurang sehat dimakan.Â
Apalagi yang berupa sayur dan buah, lebih aman yang terpendam dalam tanah jadi tidak langsung terkena asap kendaraan. Tanaman yang cocok ditanam di pinggir jalan ya bunga dan tanaman hias.Â
Sejak akhir tahun 2015 sampai sekarang banyak sekali tanaman pangan yang saya tanam diantaranya: tomat, aneka cabe (rawit, teropong, keriting), aneka terong (unggu bulat kecil, ungu bulat besar, hijau panjang), beluntas, bayam, sawi, bunga kol, kecipir, kangkung, daun gedi, kemangi, labu hijau dan labu kuning, pokak, seledri, daun bawang, kucai, pandan, aneka kacang (kacang panjang, kacang panjang tahunan, kacang tanah), jagung, singkong, jahe, kencur, sereh, daun sirih, aneka jambu (jambu Australia dan jambu kristal), aneka pepaya (California, Thailand), tebu, jeruk, srikaya, murbei, mangga, kersen, markisa dsb. Niat tanam banyak sekali agar tidak usah beli di abang sayur. Jadi dalam setahun bisa dihitung jari saya beli sayur sehingga hemat uang belanja. Â
 Jika tiba musim panen sayur dan buah saya mengira bakal tidak habis dimakan keluarga sendiri jadi harus dibagi-bagi ke tetangga. Kalaupun dijual hanya beberapa bahan pangan saja yang laku.Â
Tidak semua tanaman sayur selalu bisa dipanen tiap hari karena ada tanaman musiman dan tanaman permanen. Contoh tanaman sayur permanen yaitu: daun gedi, daun pepaya, daun beluntas, pokak. Kalau buah-buahan umumnya tanaman permanen.
Jerih payah berkebun terbayar ketika memetik sayur segar dan renyah lalu langsung dimasak, dimakan mentah untuk lalap pun sedap. Memetik sayur sendiri memilih daun yang muda dan segar.Â
Beda jika membeli  dari pasar khawatir terkena obat semprot kimia ala pertanian modern dan yang utama tidak memasak dari sayuran yang terkontaminasi sayur busuk. Ah saya jadi sebel. Membeli tapi mempetaruhkan kesehatan itu saya paling tidak suka.
Serunya berkebun jika dilakukan dengan hati senang, bisa sedekah pula dari hasil panen. Berkebun organik membuat badan saya lebih sehat dan menghemat pengeluaran kebutuhan dapur, lingkungan pun terjaga dari residu kimiawi obat. Hal inilah yang memotivasi saya untuk berkebun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI