Mohon tunggu...
Putri Azzizah
Putri Azzizah Mohon Tunggu... Penegak Hukum - mahasiswi

memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2023   08:32 Diperbarui: 16 Mei 2023   08:39 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum wr.wb
Membahas perihal keluarga sakinah mawaddah warahmah dalam perspektif mubadalah adalah hal yang sangat menarik, sebelum memasukki pembahasan penulis akan memberikan definisi apakah itu sakinah mawaddah dan warahmah, sakinah artinya adalah ketenangan atau kemantapan yang Allah berikan kepada hati orang orang mukmin yang senantiasa istiqomah dalam jalan ketakwaan, mawaddah adalah pasangan suami istri yang perlu mencakupi kebutuhan hatinya dengan baik sesuai dengan ajaran Islam, warahmah berarti belas kasih, simpati, dan kemurahan hati dari Allah. Di mana Allah akan mengalirkan perasaan penuh kasih dan simpati pada pasangan suami istri yang terikat dalam sebuah pernikahan.

Dengan demikian kita bisa mengambil garis bawah, bahwa pengertian sakinah mawaddah warahmah sakinah artinya tenang atau tenteram, mawadah artinya cinta kasih, dan warahmah artinya rahmat.

Mewujudkan keluarga sakinah merupakan salah satu tujuan dari setiap pasangan suami istri, karena keluarga sakinah akan mewujudkan ketenangan jiwa setiap pasangan.
Untuk menciptakan keluarga sakinah, keluarga sakinah adalah keluarga yang tentram jiwanya untuk seluruh anggota keluarga, sehingga tidak boleh salah satu pihak dalam keluarga merasa tidak tentram jiwanya, kata sakinah berdasarkan Qs, Al baqarah 2:248, secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai kedamaian yang didatangkan Allah ke dalam hati para nabi dan orang orang yang beriman agar tabah ketika menghadapi banyak cobaan dan ujian kehidupan. Maka sakinah di dalam keluarga adalah sebagai keadaan yang tetap tenang meskipun menghadapi banyak rintangan apapun dan ujian kehidupan.

Istilah mawaddah memberi makna bahwa orang yang memiliki cinta di hatinya penuh harapan, lapang dada dan berusaha menjauhkan dari sifat buruk. Dia akan senantiasa menjaga cinta, baik dalam keadaan susah ataupun sedih.
Mawaddah saja tentu tidak cukup, sebab untuk menciptakan kemaslahatan tidak hanya mencintai tetapi juga butuh kasih sayang. Maka mawaddah harus bersama dengan rahmah.
Bu Nur mengungkapkan, rahmah ini membuat seseorang berusaha untuk memberikan kebaikan, kekuatan dan kebahagiaan bagi keluarganya.
"Karenanya mawaddah wa rahmah adalah saling mencintai dan saling menyanyangi," tutupnya.

Allah menciptakan itu sesuai dengan bentuknya masing-masing, agar mereka pasangan tersebut merasa cenderung dan merasa tenteram antarkeduanya. Lalu Allah jadikan di antara mereka rasa kasih dan sayang sebagai buah dari pernikahan tersebut.

Dengan adanya istri, seorang suami dapat berbahagia dengannya dan dapat mendapatkan manfaat dengan adanya anak-anak keturunan. Sehingga semakin menambah ketenangan bersamanya. Demikian pula sebaliknya, istri merasakan adanya pemimpin yang membimbingnya dan mengarahkannya ke jalan ilahi.

Itu semua sesungguhnya menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi kaum yang berpikir, yang berusaha mengambil hikmah dari ayat-ayat Allah.

Asy-Syaukani di dalam Fathul Qadir menambahkan penjelasan tentang ayat ini, bahwa melalui tali pernikahan, sebagian manusia condong kepada yang lainnya, yang sebelumnya tidak saling mengenal, tidak saling mencintai dan tidak saling mengasihi. Melalui ikatan pernikahan suami isteri itulah, maka timbul kecintaan dan kasih sayang di antara keduanya.

Tentu, keduanya memerlukan proses pengenalan dan pemahaman. Sebab selama ini yang dikenal biasanya banyak yang tidak diketahui kekurangannya masing-masing. Yang ada pada masa ta'aruf (perkenalan) sampai khitbah (pinangan) adalah segala kebaikan, kelebihan dan manis-manis lainnya.

Dengan ini maka antara suami istri hendaknya benar-benar membangun ikatan hati yang kuat. Dan sekuat-kuat pengikat hati adalah iman. Semakin kuat iman seseorang, semakin kuat pula ikatan hatinya dalam rumah tangganya. Sebaliknya semakin lemah iman seseorang, bisa dipastikan bahwa rumah tangga tersebut akan rapuh dan mudah retak.

Iman itu akan tumbuh dengan ilmu, dzikrullah dan doa. Iman juga akan semakin subur dengan ketaatan dan ibadah yang baik. Dengan itu diharapkan akan terjalin keseimbangan hak dan kewajiban. Di mana masing-masing harus lebih mengedepankan melaksanakan kewajibannya dibandingkan menuntut haknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun