Mereka menekankan bahwa sebagai seorang pendakwah, Miftah seharusnya lebih berhati-hati dalam bertindak dan berucap, mengingat dampak besar yang bisa ditimbulkan.Â
Aktivis sosial juga menyoroti pentingnya tanggung jawab sosial bagi para influencer. Mereka menyerukan agar para influencer lebih berhati-hati dalam setiap tindakan dan ucapan yang mereka sampaikan di ruang publik. Aktivis menegaskan bahwa tindakan Miftah yang merendahkan penjual es teh adalah bentuk ketidakadilan sosial yang harus dihentikan.
Kontroversi ini memberikan pelajaran penting bagi Miftah Rahman dan para pendakwah lainnya di Indonesia. Insiden ini menunjukkan bahwa publik sangat memperhatikan sikap dan tindakan para tokoh publik, dan bahwa kesalahan kecil sekalipun dapat berakibat besar di era media sosial.Â
Hastag #PecatMiftah menjadi pengingat bahwa tanggung jawab sebagai seorang pendakwah tidak hanya sekadar menghasilkan konten yang menarik, tetapi juga menjaga etika dan menghormati setiap individu, terutama mereka yang kurang beruntung. Apakah Miftah Rahman akan mampu bangkit kembali dari kontroversi ini atau tidak, hanya waktu yang akan menjawab.Â
Namun, satu hal yang pasti, insiden ini telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam ingatan publik dan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Para influencer dan pemuka agama diharapkan dapat lebih bijak dalam menggunakan platform mereka dan selalu mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan dan ucapan mereka di hadapan publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H